Film Spider-Man Far From Home Kental Nuansa Remaja

Spider-Man keluar dari Marvel Cinematic Universe (MCU) gara-gara negosiasi Disney dan Sony tak mencapai kesepakatan.
Sumber :
  • Instagram @Spiderman

VIVA – Setelah sukses memukau penonton dengan penampilannya di film Avengers Endgame, kini Spiderman kembali hadir dengan cerita baru.

Mulai berayun ke luar negeri, fIlm ke-23 dari Marvel Cinematic Universe (MCU) ini, mengambil latar waktu sesudah Avengers: Endgame. Terlihat secara gamblang bagaimana dunia coba bangkit setelah dikembalikan dari debu oleh jentikan jari Tony Stark alias Iron Man.

Mereka yang selamat, berjumpa kembali dengan orang yang dikasihnya. Terasa canggung di awal, karena orang yang selamat terus bertambah usianya selama lima tahun. Sementara yang sempat jadi debu, hanya terasa pergi seperti lima menit. 

Hal itu dirasakan oleh Peter Parker (Tom Holland) dan teman-teman sekelasnya. Guna menghilangkan penat, sekolah memutuskan untuk mengadakan study tour ke luar negeri. 

Namun bukan penyegaran yang didapat, masalah justru mengikuti mereka. Muncul musuh yang disebut Element, yang terdiri dari air, api, tanah dan angin. Musuh itu terlalu kuat untuk dihadapi Spider-Man sendirian. 

Untungnya ia dibantu Mysterio (Jake Gylenhall). Bersama, mereka coba menghentikan Element yang ingin menghancurkan bumi. 

Film berdurasi 129 menit itu menampilkan Peter yang memang masih remaja. Seperti dunia remaja pada umumnya, Peter merasakan pubertas, jatuh cinta, ingin bermain dengan teman dan mencari jati diri. 

Sayangnya, Peter bukan remaja pada umumnya. Ia dikaruniai kekuatan super untuk membantu sesama. Dalam film ini, mulai membentuk tekad dan keinginan sang manusia laba-laba. 

Chemistry yang terjalin antara Peter dan MJ (Zendaya) khas remaja kasmaran. Sang sutradara, Jon Watts, menaruh bumbu remaja yang amat kental dan terasa. Mulai dari cerita, musik, komedi dan konfliknya. 

Porsi drama remaja di film ini terasa lebih banyak ketimbang aksi yang seharusnya jadi menu utama dalam film bertemakan pahlawan super. Baku hantam tak meninggalkan kesan berarti kecuali saat Peter mengenakan kostum-kostum teranyarnya. 

Film ini dilabeli SU alias Semua Umur dan masuk tanpa mengalami sensor dari LSF. Orangtua yang mendampingi anak harus sigap saat film menuju akhir. Ada adegan yang tampaknya kurang pas untuk disematkan di film yang dilabeli SU. 

Bagaimanapun juga, Spider-Man Far From Home menjadi penutup fase ketiga dari MCU. Film ini terasa penting dan pantang dilewatkan untuk melengkapi kisah yang selama ini terjalin. (ase)