Pakar Sebut Beauty and The Beast Film Terburuk Disney

Film Beauty and the Beast.
Sumber :
  • Twitter/BadWolfeBay

VIVA – Film-film Disney selalu mudah mengambil hati banyak orang, dari anak-anak hingga dewasa. Cerita yang mudah diterima, dibumbui dengan lagu-lagu yang seolah telah menjadi ciri film Disney hanya sedikit dari banyak alasan mengapa film Disney begitu disukai.

Jadi tak heran lagi jika film Disney, baik yang klasik atau pun yang terbaru, menjadi bagian penting dari kehidupan di setiap generasi.

Tapi ternyata, pakar justru mengatakan beberapa film Disney yang telah menemani banyak anak di dunia tumbuh dewasa sebenarnya cukup berbahaya bagi anak kecil.

Banyak orang percaya film seperti Snow White, Sleeping Beauty dan Lion King mempromosikan kesan tubuh yang tidak sehat, materialistik dan bahkan rasis serta kekerasan domestik.

Menurut Dr Victoria Cann, dosen sastra di University of East Anglia, Inggris, Beauty and the Beast sejauh ini adalah film Disney yang paling berbahaya. Dia mengklaim bahwa film tersebut mengisahkan tentang kondisi yang dinamakan Stockholm Syndrome.

Itu merupakan respons psikologis di mana dalam kasus-kasus tertentu para sandera penculikan menunjukkan tanda-tanda kesetiaan kepada penyanderanya tanpa mempedulikan bahaya atau risiko yang telah dialaminya. Mereka secara emosional menjadi menyayangi penyandera, bahkan membela mereka.

"Ini adalah yang paling berbahaya karena Beast selalu merasa di ambang kekerasan. Ini juga memberi ide bahwa jika seorang wanita yang lemah bertahan cukup lama, dia bisa mengubah pasangan yang pemarah,” ucapnya.

Dilansir Mirror, Minggu, 7 April 2019, Cann juga mengatakan bahwa dalam akhir cerita kisah Beauty and the Beast, Beast berubah menjadi pria sosok pria tampan berambut pirang, seolah memberi ide bahwa sekarang dia tampan, dia tidak mungkin marah atau mengancam.

Cann tak hanya menyoroti film Beauty and the Beast, tapi juga Aladdin dan mengklaim film tahun 1992 tersebut rasis.

Menurutnya, semua karakter baik termasuk Aladdin memiliki kulit putih pucat, sementara yang buruk atau tokoh antagonis berkulit lebih gelap. Dia menemukan bahwa pendekatan tersebut juga digunakan dalam film Lion King, di mana si jahat berwarna lebih gelap dibanding karakter lain.

Pakai lain, Dr Laura Coffey-Glover dari Nottingham Trent University, percaya bahwa film Disney lainnya, Snow White menciptakan harapan palsu bagi gadis muda.

Dia mengatakan, film itu menggambarkan wanita sebagai karakter lemah yang hanya menunggu seorang pria untuk datang dan membangkitkan mereka.

Mereka juga percaya bahwa Sleeping Beauty bisa mendorong seseorang menjadi anoreksia, melihat karakter yang digambarkan memiliki pinggang yang sangat kecil. Dua film tersebut juga menunjukkan bagaimana seorang wanita dicium pria ketika tidur.

Cann mengatakan bahwa film-film tersebut seolah "mewajarkan hak pria atas tubuh wanita.”

Meski demikian, para pakar tersebut memuji film terbaru Disney seperti Frozen yang mengangkat kisah lebih modern, termasuk pelajaran tentang persahabatan, kesetiaan keluarga dan feminisme.