Sutradara Film Ave Maryam Siap Hadapi Kontroversi
- VIVA/Laras Devi Rachmawati
VIVA –Melakukan terobosan baru dengan mengangkat kisah percintaan antara biarawati bernama Maryam yang diperankan oleh Maudy Koesnaedy bersama seorang Romo bernama Yosef, yang dilakoni Chicco Jerikho, sang sutradara Ertanto Roby Soediskam mengatakan siap menghadapi segala kontroversi terkait film buatannya tersebut.
Menyadari jika film bermuatan agama adalah suatu hal yang sensitif di kalangan masyarakat, Roby rupanya sudah meminta izin kepada seluruh pihat terkait, terutama keuskupan yang berada di daerah Semarang, tempat lokasi syuting berlangsung.
"Pertama, kita bikin film ini dengan jujur, jadi risiko sudah siap kita tanggung karena niatnya cuma berkarya,. Mungkin ini juga akan memberikan kontribusi bagi perfilman di Indonesia," kata Roby di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis, 4 April 2019.
Dia mengaku telah mengirimkan surat izin kepada keuskupan Semarang. Dia juga berharap bahwa keuskupan di Jakarta mendapat informasi dari Semarang.
"Mereka (Romo) merasa isu yang diangkat biasa, bukan jadi sesuatu kemarahan karena ini manusiawi," ujarnya.
Bercerita mengenai awal mula proses yang dilakukan, Suster Bertha yang merupakan Ketua Suster di lokasi syuting Ave Maryam dilaksanakan mengakui bahwa film ini banyak melewati berbagai izin kepada seluruh pihak keagamaan Katolik di daerah Semarang.
"Kami diskusi dulu (sebelum dilangsungkan proses syuting). Roby kami minta mengirimkan surat agar memperkuat (perizinan) di kesusteran kami. Chicco waktu itu direstui oleh Suster Suzana," kata Suster Bertha.
Selain dimainkan oleh Maudy Koesnaedy dan Chicco Jerikho, Olga Lydia juga terlibat dalam film yang banyak mengambil setting lokasi di Semarang dan Yogyakarta tersebut. Olga yang juga seorang artis beragama Katolik mengatakan bahwa film Ave Maryam mengajarkannya banyak hal terutama mengenai spiritual yang dialaminya.
"Saya senang film ini diputar dan disetujui dari keuskupan. Memang mau menggambarkan mereka (biarawati dan pastor) adalah manusia biasa yang harus bergumul, tapi (biarawati dan pastor) janjinya berbeda. Sebuah pengalaman luar biasa," tutur Olga.