Kisah Amir Hamzah Diangkat ke Pentas Teater
- Dok. VIVA
VIVA – Sebagai seorang penyair ternama, Amir Hamzah, mungkin tak banyak dikenal oleh generasi tahun 2000-an. Terlebih dengan kisah cintanya terhadap Tanah Air, dan juga kehidupan asmaranya.
Kisah inilah yang akan diangkat dalam pementasan teater berjudul Nyanyi Sunyi Revolusi, pada 2 dan 3 Februari 2019 di Gedung Kesenian Jakarta.
“Amir Hamzah merupakan salah satu tokoh penting dalam perkembangan Bahasa Indonesia dan kecintaannya akan Bahasa Indonesia dapat dilihat dari dukungannya kepada Sumpah Pemuda yang baru berumur dua tahun dan komitmennya untuk selalu menggunakan bahasa Indonesia dalam berbagai pertemuan dan kehidupan sehari-hari," ujar Billy Gamaliel, Perwakilan Bakti Budaya Djarum Foundation saat konferensi pers di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu, 22 Desember 2018. ”
Sementara itu, produser pementasan dari Titimangsa Foundation, Happy Salma mengatakan bahwa dirinya merupakan penggemar Amir Hamzah. Happy mengatakan, sebagai sastrawan, puisi Amir Hamzah penuh dengan kesenduan, tetapi juga kuat mengungkapkan banyak lapisan baru dalam karya puisi pada zaman itu.
"Selain sebagai penyair, Amir Hamzah juga punya peran besar dalam lahirnya republik. Saat masih sekolah di AMS Solo, Amir sudah aktif bersama teman-teman sekolahnya dalam berbagai perkumpulan pemuda seperti Jong Sumatera, dan ia tergabung juga dalam perkumpulan ‘Indonesia Moeda’ yang menyuarakan kesadaran nasionalisme melawan kolonialisme Belanda," kata Happy di lokasi yang sama.
Meskipun demikian berprestasi, lanjut Happy, jalan hidup Amir sesungguhnya sangat tragis. Kisah cintanya diputuskan oleh politik kolonial yang bersembunyi di balik adat. Begitu juga kematiannya di tengah revolusi kemerdekaan.
Sebab itulah, sosok dan perjuangannya perlu disebarluaskan kepada generasi saat ini. Generasi muda sekarang perlu tahu bahwa Bahasa Indonesia melalui proses tidak mudah menjadi bahasa pemersatu seperti yang dikenal sekarang.
"Melalui pementasan ini, harapan kami masyarakat Indonesia menjadi lebih bangga pada bahasanya dan khazanah sastra Indonesia," kata Happy.
Sebagai informasi, Amir Hamzah merupakan salah satu keluarga bangsawan Melayu Kesultanan Langkat, sebuah kerajaan yang pada masa Hindia Belanda terletak di Sumatera Timur. Lewat kumpulan puisinya Nyanyi Sunyi (1937) dan Buah Rindu (1941) memposisikan nama Amir Hamzah sedemikian penting dalam kesusasteraan Indonesia.
H. B. Jassin menyebutnya “Raja Penyair Pujangga Baru”. Selain sebagai penyair, Amir Hamzah juga dikenal sebagai salah seorang yang diangkat sebagai Pahlawan Nasional. (ase)