Film Bayang Diputar di Kyoto International Film Festival

Pemain dan Sutradara Film Bayang di Kyoto, Jepang
Sumber :
  • VIVA/Finalia Kodrati

VIVA – Dalam gelaran Kyoto International Film Festival 2018, yang resmi dibuka pada Kamis, 11 Oktober 2018, Indonesia diwakili film Bayang (Shadow). Film garapan sutradara muda Alfrits John Robert ini masuk dalam kategori Special Invitation Film di KIFF 2018.

Alfrits sangat bangga dengan terpilihnya Bayang untuk diputar di KIFF 2018. "Karena waktu itu enggak muluk-muluk, cuma buat film, berkarya, lihat respons kayak gimana, no expectation. Masuk ke KIFF, bangga banget," kata Alfrits saat ditemui di ajang KIFF di Kyoto, Jepang.

Menurut Alfrits, pada awalnya film tersebut ditujukan untuk mengikuti Tokyo International Film Festival 2018. Namun, sayang waktunya sangat pendek sehingga ia tak jadi mengikutsertakan film besutannya ke ajang tersebut. Ia tak berkecil hati.

Akhirnya film garapan pria berkacamata ini terpilih untuk ikut dalam ajang KIFF 2018. Keikutsertaan di Kyoto memiliki arti khusus bagi Alfrits. "Lahirnya film Jepang itu kan di Kyoto, jadi bagi saya lebih bermakna," ujarnya.

Dalam kesempatan tersebut, Alfrits mengungkapkan bahwa film yang dibuatnya ini film sederhana dengan dana yang tidak besar.

"Memang pengin bikinnya yang sederhana, bukan yang ribet-ribet. Benar-benar pengin bikin yang sederhana, drama ya," ujarnya. Lantas, berapakah biaya film yang dibuat Alfrits, yang dikatakan low budget ini? 

"Dananya sekitar Rp350 juta atau Rp450 jutaan lha ya. Memang low budget," katanya. Film ini dibintangi Novitha Dhini yang juga merangkap sebagai penulis naskah. Film ini juga melibatkan komedian Jepang, Genki Sadamatsu.

Film tersebut menjalani proses syuting di Indonesia dan tiga kota di Jepang, Osaka, Kyoto dan Kobe. 

"Saat syuting justru enggak ada kesulitan di Jepang ya, lancar. Justru di Indonesia yang susah, ngurus izinnya. Bahkan sempat kepikiran apa kita balik aja ya syutingnya banyakan di Jepang. Kadang syuting di gang kecil ramai. Kalau di Jepang syuting biasa saja sih, mungkin mereka sudah terbiasa," tuturnya. (ren)