Film Alpha, Visual Super Cantik Ceritanya Menyentuh Banget
- Sony Pictures
VIVA – Alpha, konon disebut sebagai pemimpin kawanan serigala yang kerap berdiri sendiri, terpisah dari lainnya. Dalam film ini, Alpha juga nama serigala liar yang akhirnya menjadi sahabat dan menemani Keda (Kodi Smit-McPhee) berpetualang.
Keda ditinggal rombongan sukunya ketika dianggap tewas jatuh ke jurang usai berburu sekawanan banteng liar. Sendirian, Keda berusaha pulang ke rumahnya sebelum musim dingin datang. Namun dia bertemu Alpha yang membuat petualangannya menemukan jalan pulang, penuh ketegangan, sekaligus keharuan.
Film Alpha mengambil latar waktu zaman prasejarah, Eropa 20 ribuan tahun silam. Tak ada Bahasa Inggris, fesyen glamor, atau teknologi canggih di sana. Yang mereka tahu hanya berburu untuk bertahan hidup. Menjaga keluarga dan suku mereka dari binatang-binatang buas di luar sana. Cuma pria dewasa tangguh yang boleh pergi, sebagian kembali, sebagian tidak.
Tema besar film ini sebenarnya biasa, perjuangan bertahan hidup anak muda tak berpengalaman. Tokoh sentralnya pun hanya dua, Keda dan Alpha. Tapi ternyata, banyak aspek yang membuat film ini, secara rasa, berhasil menyentuh hati penonton.
Jalan ceritanya tak terburu-buru, bahkan sampai bagian akhirnya. Meski terkesan agak lambat, tapi menurut saya yang menonton saat pemutaran terbatas pers pada Sabtu, 15 September di XXI Lotte Avenue, Jakarta Selatan, film ini tidak terasa membosankan.
Sutradara sepertinya juga tak merisaukan soal jalan cerita yang mudah ditebak atau tidak. Film ini lebih memerhatikan detailnya, seperti visual, penokohan, dan hubungan antara Keda dan Alpha yang membuat rasanya lebih menggigit dan mengena di hati.
Alpha boleh dibilang adalah film suspense, yang ancamannya tak melulu mengagetkan dan bikin teriak-teriak. Meski hanya dengan auman atau siluet hewan buas, sudah cukup membuat penonton merinding ketakutan.
Soal visual, film garapan sutradara Albert Hughes ini memang punya gambar yang memesona. Mata penonton akan dimanjakan dengan keindahan pemandangan alam, mulai dari padang pasir, savana, hingga kerlap-kerlip kunang-kunang, dan aurora. Semuanya tampak begitu nyata, lengkap dengan backsound alam yang bukan lagi syahdu, tapi juga mencekam.
Alpha mendapat komentar positif dengan skor 81 persen di Rotten Tomatoes. Film ini sudah bisa disaksikan di bioskop-bioskop Indonesia.