Lala Karmela, Antara Toilet dan Alanis Morissete

Penyanyi muda keturunan Filipina, Lala Karmela memperlihatkan kebolehannya dalam bernyanyi saat mengunjungi redaksi VIVA.co.id.
Sumber :
  • VIVAnews/Ikhwan Yanuar

VIVAlife – Jari-jarinya dengan tekun memainkan gitar akustik. Sementara dari mulutnya meluncur suara lembut dan manis. “Satu jam saja hingga kurasa bahagia mengakhiri segalanya,” sepenggal lirik dari lagu bertajuk Satu Jam Saja itu dibawakan dengan begitu syahdu oleh Lala Karmela saat berkunjung ke kantor VIVA.co.id, beberapa waktu lalu.
 
Wajah Lala sendiri sesungguhnya sudah tak asing lagi di industri hiburan Tanah Air. Meski di dunia musik, Lala kerap disebut penyanyi pendatang baru, namun kariernya di dunia hiburan sudah menyentuh satu dekade. Pemilik nama lengkap Karmela Mudayatri Herradura Kartodirdjo ini memulai kariernya pada tahun 2002. Saat itu ia memenangkan kontes kecantikan Miss Filipina-Indonesia.
 
Tawaran main sinetron pun mampir kepada gadis kelahiran Bandung, 2 April 1985 ini.  Antara tahun 2002-2003, Lala membintangi sinetron Senandung Masa Puber (SMP) bersama dengan  Irwansyah dan Laudya Chintya Bella. Meski demikian rupanya hasrat sesungguhnya gadis keturunan Filipina ini bukan di dunia akting, melainkan musik. Pada tahun 2003, Lala membentuk band benama Inersia bersama teman-temannya.
 
Band ini pun sukses menjuarai sejumlah kompetisi musik, seperti juara II dalam kompetisi band Hari Musik Nasional. Tak hanya itu, Inersia juga laris manis tampil di atas panggung  pentas seni (pensi).  Inersia akhirnya dilirik salah satu label besar Tanah Air. Namun, tawaran tersebut mereka tolak dan Inersia memilih untuk merilis album bertajuk Bersama di bawah perusahaan rekaman mereka sendiri.
 
Lewat video klip Inersia yang diunggah di YouTube, bakat Lala akhirnya tercium oleh salah seorang pencari bakat asal Filipina, Ronnie Henares. Pada tahun 2006, Lala pun dikontrak oleh Warner Music Philippines. Demi mengejar solo karier di Filipina, Lala meninggalkan Indonesia. Perjuangan Lala tak berhenti sampai situ. Sambil menunggu waktu rekaman album, Lala sempat bekerja di sebuah perusahaan content  provider.
 
“Setelah pulang kerja jam 5 sore aku langsung nge-jam di kafe. Di situ aku dapat latihan dan pelajaran banget. No management, i carrying myself, carrying my guitar,” kata lulusan Sastra Inggris Universitas Indonesia ini.
 
Usaha dan kerja keras Lala tak sia-sia. Lewat album bertajuk Stars di bawah label Warner Music Philippines, Lala sukses menyabet tiga nominasi dalam ajang Philippine Awit Awards ke-21, yakni  Best Performance by a New Female Recording Artist, Best Peformance by a Duet untuk lagu Unsaid dan Best Arranged Song of the Year untuk lagu Waitin. Meski gagal membawa pulang penghargaan, nama Lala kian di kenal publik Filipina.
 
“Waktu aku nyanyi lagu Berbahasa Indonesia, mereka juga ikut menyanyi. Walau aku besar di Indonesia, bagiku ini merupakan prestasi yang luar biasa. Aku dapat respons yang baik dan banyak dapat pelajaran dari teman-teman di sana,” ucap gadis bertubuh mungil ini.
 
Inspirasi datang di Toilet
 
Satu hal yang patut diacungi jempol dari sosok Lala adalah kemampuannya dalam menciptakan lagu. Tengok saja lagu di dalam album Stars yang hampir seluruhnya diciptakan oleh Lala, termasuk lagu Waitin. Khusus Waitin, Lala punya cerita menarik soal lagu ini.
 
“Itu lucu banget. Kadang kita mendapatkan inspirasi lagu dari tempat-tempat tak terduga. Waku aku lagi di toilet, lagi nunggu, tiba-tiba keluar saja idenya. Nah langsung aku catat,” ujar Lala sambil tertawa.
 
Banyak hal bisa menjadi inspirasi Lala dalam mencipta lagu. Mulai dari lingkungan sekitar, perasaan yang dialaminya, hingga musisi yang ia idolakan.
 
“Misalnya kayak Alanis Morissette. Aku suka banget cara dia membawakan lagunya. Ia tak malu menjadi dirinya sendiri. Semakin jujur dan semakin menjiwai. Itulah yang membuat aku terinspirasi. Jadinya aku juga nggak membuat  lagu yang sekadar cinta-cinta saja,” kata pemilik hobi travelling ini.
 
Pada tahun 2009, Lala kembali ke Tanah Air dan menandatangani kontrak dengan Sony Music Indonesia. Bersama dengan Ello, Ipang dan Berry, Lala menyanyikan jingle iklan salah satu minuman ringan berjudul Buka Semangat Baru. Lagu ini mendulang sukses dan cukup untuk mengangkat kembali nama Lala di industri hiburan Tanah Air.
 
Lala pun merilis dua lagu Hasrat Cinta dan Satu Jam Saja pada tahun 2010.  Bagi gadis yang tengah menempuh kuliah hukum di salah satu universitas swasta ini, menyanyikan lagu yang sudah populer sebelumnya tidak dijadikan sebagai beban.
 
Pada tahun 2011, Lala pun merilis album solonya yang pertama di Indonesia. Album berjudul Kamu, Aku, Cinta itu memuat sejumlah lagu lama dan juga lagu ciptaannya.
 
Memilih Independen
 
Tahun ini, Lala tak lagi terikat kontrak dengan Sony Music dan hijrah ke jalur independen. Lala punya alasan khusus tentang keputusannya untuk independen dan menggandeng produser ternama, Iyup.
 
“Setelah dua tahunan, muncul rasa kangen doing something that i wanna do again, writing my own song, singing my own song. Memberi diriku tantangan lagi, apakah bisa diterima. Just as me, as Lala,” ucapnya.