Gaya Hidup Minimalis Ala Raditya Dika, Bukan Pelit Tapi Prioritaskan Value
- YouTube: Agatha Chelsea
Jakarta, VIVA – Komika Raditya Dika bagikan kisahnya yang memilih gaya hidup minimalis. Meskipun kerap membuat jengkel sang istri, dirinya merasa hidupnya jadi bermakna dan tidak sia-sia termasuk menghindari doom spending.
Raditya Dika mendefinisikan gaya hidup minimalis (minimalism) sebagai sebuah pandangan yang menganggap setiap barang yang dimiliki itu penting secara pribadi. Artinya bukan perkara beradu paling sedikit barang dan membolehkan punya banyak barang asalkan itu penting buat diri sendiri.
Pria 39 tahun mengatakan, implementasi minimalism bermula gara-gara hobi mengoleksi jam tangan. Setiap pencapaian dalam hidupnya dibelikan jam tangan sebagai bentuk apresiasi (self-reward).
Dengan begitu Radit bisa mengenang setiap keberhasilan dengan melihat jam tangan tersebut. Tanpa sadar ternyata sudah ada sembilan jam tangan yang bertengger di lemari koleksi.
Sampai suatu hari, Radit berpikir ia hanya mempunyai dua tangan dan menjadi lucu jika semua koleksi jam tangannya dipakai secara bersamaan. Di samping itu, Radit juga menilai kurang praktis.
Akhirnya, ayah dua anak memutuskan untuk menjual semua koleksi jam tangan mewahnya, kemudian hasilnya dibelikan satu jam tangan namun kembali dijual saat pandemi COVID-19. Bagi Radit, jam-jam tersebut akan lebih berharga jika dipakai orang lain sehingga punya cerita tersendiri untuk dikenang oleh pemiliknya daripada hanya disimpan di lemari saja.
"Awalnya dari situ jadi ke mana-mana, yang aku lakuin cuma hal penting buat aku. Aku gak mau apa yang aku lakuin itu sia-sia," ujar Radit yang dikutip saat podcast di kanal Yotube Agatha Chelsea.
Radit mengatakan, gaya hidup minamlism juga membantunya dalam mengelola keuangannya. Ia menjadi lebih kritis saat hendak membeli barang karena mempertimbangkan apakah penting atau tidak untuk dirinya.
Sikap tersebut membuat Anissa Azizah agak kesal karena kerjaan Radit hanya memasukkan barang ke keranjang online. Karena ia selalu bertanya kepada dirinya sendiri apakah barang yang akan dibelinya itu diperlukan atau tidak.
Radit sampai menunjukkan wishlist barang belanjaan di aplikasi belanja online mencapai 526. Pertimbangan final sampai akhirnya Radit check out adalah barang tersebut sudah sangat dibutuhkan alias urgent.
Lebih lanjut, Radit bisa memikirkan hingga dua minggu untuk memutuskan apakah perlu membeli barang atau tidak. Sampai terkadang sang istri yang sudah saking kesalnya, ingin membayarkan barang yang ada di keranjang tersebut.
Komika papan atas itu juga menyampaikan agar tidak salah kaprah memaknai pelit dan hemat. Pelit adalah seseorang yang tidak mau mengeluarkan uang untuk apa pun. Sementara hemat merujuk pada sikap seseorang yang rela mengeluarkan uang untuk hal-hal yang sesuai dengan nilai (value) di kepala. Artinya uang yang dikeluarkan sepadan dengan nilai dari barang tersebut.
"Aku mendefinisikan diriku hemat karena aku tidak ragu mengeluarkan uang ketika itu nge-heat dial money aku," ujar Radit.
Contohnya, beberapa waktu lalu Radit memboyong keluarganya untuk staycation di salah satu hotel di Jakarta yang berdekatan dengan lokasi premier film terbarunya. Nominalnya pun terbilang besar. Namun, hal itu dianggap sepadan dengan nilai kebersamaan dengan keluarga yang akan didapatkan serta efisiensi waktu dan tenaga.
Radit juga masih kerap liburan ke luar negeri. Namun hanya liburan setahun sekali, tetapi dengan jangka waktu panjang setidaknya sampai dua pekan atau 14 hari. Tapi sebelumnya tidak ke mana-mana.
Radit tak menampik bahwa manusia memiliki banyak keinginan yang bertolak belakang dengan minimalism living. Bagi Radit, cara efektif 'menghindarinya' adalah selalu membedakan wants (keinginan) dan needs (kebutuhan).
"Gue mungkin mau tapi butuh gak? Karena kan dua hal yang berbeda (antara) mau sama butuh. Kalau mau hanya hasrat aja sedangkan kalau butuh kalau gak ada itu kayaknya ga bisa,” jelas Raditya Dika.