Tanjung Perak Jazz Angkat Musisi Lokal Agar Moncer
- timesindonesia
VIVA – Beberapa event jazz Tanah Air menginspirasi Surabaya Entertainer Club atau SEC untuk menggelar Tanjung Perak Jazz pekan mendatang, Minggu (10/3/2019).
Konser ini akan menampilkan sederet musisi jazz Kota Pahlawan. Mulai drumer cilik Jethro Chen yang baru berusia 6 tahun, ia membawakan jazz mainstream ke hadapan penonton.
Selanjutnya, dr Mik’n The Blues Project pimpinan dr Ario Djatmiko, Cremona yang digawangi oleh Sekdaprov Jatim, Heru Tjahjono, Surabaya All Star, C Two Six, JFC, Yudi Barlean Korek Jazz, dan Jazz Centrum, serta beberapa musisi jazz dari luar Surabaya, turut menyemarakkan pagelaran yang dihelat di The Central Mall, Gunawangsa Tidar tersebut.
Tanjung Perak Jazz rencananya mengambil lokasi di seputar pelabuhan, namun karena beberapa pertimbangan, niat itu urung dilaksanakan. Pengambilan tema Tanjung Perak sendiri bukan tanpa alasan.
Dalam sejarah perkembangan musik di Surabaya, Pelabuhan Tanjung Perak dipercaya menjadi jalan masuknya musik jazz dari musisi Eropa ke Indonesia.
“Oleh karena itu konser ini kami persembahkan dalam rangka memperingati Hari Musik Nasional yang jatuh pada 9 Maret,” terang Indah Kurnia, Ketua SEC, Jumat (1/3/2019).
Selain itu, dalam Festival Tanjung Perak Jazz pertama kali, juga bakal menghadirkan coaching clinic oleh musisi yang telah expert di bidangnya. Semakin menyemarakkan suasana, masyarakat juga bisa mengikuti lomba menyanyi lagu legendaris Tanjung Perak dengan berbagai genre maupun versi, untuk memperebutkan hadiah menarik. Pendaftaran dan babak seleksi diadakan melalui Instagram.
“Pagelaran ini bukan milik SEC lagi, tapi milik orang Surabaya, musisi Surabaya wajib menjadi tuan rumah di kotanya sendiri,” imbuh Anggota Komisi XI DPR RI ini.
Tanjung Perak Jazz diperkirakan memiliki magnet yang kuat baik bagi musisi maupun penikmat musik jazz. Setelah digodok selama hampir dua tahun, akhirnya festival ini segera terealisasi.
Indah Kurnia berharap seluruh masyarakat Surabaya berbondong-bondong datang untuk mengapresiasi sekaligus menikmati alunan jazz para musisi Kota Pahlawan. Tanjung Perak Jazz digadang menjadi annual event yang membanggakan.
“Kali ini kita benar-benar akan memberikan apresiasi, pengakuan dan ajang yang bergengsi,” tambahnya.
Musik adalah instrumen yang tidak mengenal batas apapun. Tidak ada sejarah musik tanpa langkah pertama, demikian kata dr Ario Djatmiko. Tanjung Perak Jazz merupakan salah satu upaya mengembalikan Surabaya sebagai pusat musik Tanah Air.
“Dari Tiny Cordex dulu jaman sebelum perang, kemudian Bubi Chen, Mariono, dan sampai sekarang banyak musisi yang berasal dari Surabaya,” jelas dr Ario Djatmiko, yang akan membawakan This Train is Gone pada penampilannya bersama dr Mik’n The Blues Project pekan depan di Tanjung Perak Jazz.(*)