Waspada, Ada Bahaya Tak Terlihat di Jalur Mudik
- ANTARA FOTO/Oky Lukmansyah/nz/18
VIVA – Banyak alasan orang lebih memilih mengendarai mobil sendiri untuk mudik, ketimbang memanfaatkan transportasi umum. Mulai dari irit dalam hal biaya perjalanan, hingga bisa membawa banyak barang.
Namun, ada satu hal yang kerap dilupakan oleh mereka yakni, soal kemampuan mengemudikan mobil jarak jauh. Terutama untuk yang belum mahir mengemudi.
Instruktur Senior Indonesian Road Safety Agent, Poedyo Santosa mengatakan, saat melalui jalur mudik, antisipasi kondisi terburuk. Jaga jarak aman, jangan terlalu dekat dengan kendaraan di depan.
“Kita tidak tahu kemampuan mengemudi orang lain, apakah dia dalam keadaan sehat atau tidak,” ujarnya kepada VIVA, Senin, 27 Mei 2019.
Poedya mengatakan, dari sekian banyak pengemudi, pasti ada yang belum mahir. Salah satu faktornya, karena belum terbiasa dengan mobil yang baru saja dibeli atau disewa.
“Ada yang baru bisa, ada yang belum terbiasa dengan kendaraannya. Karena banyak kendaraan sewa atau pinjaman,” tuturnya.
Poedyo memiliki patokan sendiri, bagaimana mengukur kemampuan mengemudi seseorang. Yakni, berdasarkan waktu dan pelatihan.
“Tiga bulan mengemudi aktif, minimal dua jam sehari, baru kategori terbiasa. Satu tahun mengemudi aktif, baru dapat digolongkan pengemudi mahir. Setelah ikut pelatihan. baru dapat dikatakan pengemudi defensive,” jelasnya. (ase)