Perlukah Minuman Isotonik Saat Sahur
- dok. Corbis
VIVAnews - Memasuki Ramadan, sejumlah produsen berlomba mempromosikan minuman isotonik untuk sahur. Minuman isotonik dikata mampu mengganti cairan atau ion tubuh yang berpotensi hilang saat puasa. Benarkah?
Dr Ari Fahrial Syam, SpPD, KGEH, seorang praktisi kesehatan di RSCM mengatakan, larutan isotonik sebenarmya diindikasikan untuk menggantikan cairan dan ion tubuh yang hilang melalui keringat usai berolahraga dan beraktivitas berat.
Pada kondisi normal, seseorang tak membutuhkan minuman itu saat sahur. Seseorang tidak akan kehilangan cairan dan elektrolit saat tidur. "Jadi jelas larutan isotonik tidak dibutuhkan saat seseorang tersebut sahur," ujarnya.
Larutan isotonik yang beredar dimasyarakat umumnya berisi unsur gula, serta ion atau elektrolit seperti Natrium, Kalium, Kalsium, Magnesium dan Klorida.
Selain tak penting untuk konsumsi sahur, dr Fahrial mengingatkan bahwa minuman isotonik mengandung gula dan memiliki nilai kalori. "Pada orang yang obesitas atau penderita kencing manis (DM) asupan tambahan kalori ini harus diperhitungkan," ujarnya.
Bukan hanya itu, asupan Natrium yang terkandung dalam minuman isotonik secara berlebihan berpotensi memperburuk tekanan darah pada penderita hipertensi. Tambahan elektrolit pada larutan isotonik tentu juga memburuk fungsi ginjal pada pengidap gangguan fungsi ginjal. Belum lagi rasa asam pada mayoritas minuman isotonik meningkatkan risiko gangguan lambung. (pet)
Baca juga: Mencegah Bau Mulut Saat Puasa