Tips Cegah Si Kecil Sakit Saat Belajar Puasa
- Pixabay/heikeschuchert
VIVA – Sejak Pemerintah Indonesia mengumumkan adanya pasien positif COVID-19 pada 2 Maret 2020, jumlah pasien positif masih terus bertambah. Apalagi tren penambahan pasien positif COVID-19 di Indonesia juga masih tetap naik, seperti dikemukakan Dokter Spesialis Paru Dr. dr. Erlina Burhan, M.Sc, Sp.P(K). Prediksinya bulan Mei ini, masa puncak COVID-19.
"Kalau dilihat trennya tetap naik, namun penambahannya dari hari ke hari terlihat fluktuatif. Kita lihat dulu saja, apakah ada penurunan atau tidak. Walaupun di Jakarta sudah mulai flat, tapi daerah lain masih ada terus. Jadi, kalau diakumulasikan, total tetap naik," kata Dr. Erlina, dikutip dari siaran pers Curcuma FT, Selasa 12 Mei 2020.
Oleh karena itu, kita perlu tetap waspada, terlebih pandemi ini berbarengan juga dengan masuknya bulan Ramadhan, di mana umat muslim menjalankan ibadah puasa. Erlina menekankan, meski puasa dapat meningkatkan imunitas namun peran nutrisi seimbang kerap terlupakan.
"Selama puasa, kita tidak tahu apakah makanan kita ini seimbang atau tidak. Kalau vitamin biasanya kita dapat dari sayur dan buah-buahan. Namun kadang anak-anak tidak suka makan sayur. Nah, mungkin ada baiknya diberikan juga multivitamin atau suplemen," kata Dr. Erlina.
Dr. Inggrid Tania, M.Si, Ketua Umum Perkumpulan Dokter Pengembang Obat Tradisional dan Jamu Indonesia (PDPOTJI) mengatakan, untuk meningkatkan dan memelihara daya tahan tubuh upayanya harus holistik. Misal, tidur yang cukup, istirahat yang cukup, makan yang bergizi seimbang, sebisa mungkin hindari stres, air putih yang cukup. Itu sudah menjadi keharusan.
"Artinya, mengonsumsi suplemen itu bukan satu-satunya, tetapi sebagai salah satu upaya," kata Dr. Inggrid.
Ia memberikan contoh curcumin yang terkandung dalam temulawak yang berkhasiat sebagai zat bioaktif memiliki sifat-sifat misalnya, antioksidan, anti inflamasi, imunomodulator. Selain orang dewasa, pemberian cucurmin juga bisa diberikan pada anak-anak.
Campuran curcumin atau esktrak temulawak di dalam multivitamin, bersifat sinergis yang artinya, selain ada sifat immunomodulator, curcumin memberikan manfaat lain bagi anak-anak, misalnya, memperbaiki nafsu makan, dan bisa membantu pertumbuhan juga. Perbedaan pada anak-anak dan dewasa hanyalah di dosisnya saja.
DR. Raphael Aswin Susilowidodo, M.Si, VP Research and Development SOHO Global Health menganjurkan masyarakat untuk menggunakan temulawak yang telah diekstrak. Penggunaan temulawak yang telah diekstrak menurut DR Aswin lebih efektif menjaga kesehatan tubuh karena kadar curcuminnya lebih terukur sehingga sesuai dengan kebutuhan tubuh.
"Untuk mendapatkan ekstrak curcumin 20 mg diperlukan 7500 mg temulawak segar, sehingga produk Curcuma FCT sangat simple dan nyaman digunakan pasien tanpa harus repot membuat rebusan,” ungkap DR. Aswin?.