Stok Gula Pasir Menipis, Pedagang: Jangan Pas Ada Menteri Ada Barang

Gula Pasir
Sumber :
  • Pixabay/ GabiSanda

VIVA – Pemerintah sempat menyampaikan data dari neraca pangan nasional terkait 11 komoditas pangan dasar yang dipastikan masih aman dan terkendali untuk kebutuhan masyarakat Indonesia di saat bulan puasa Ramadhan hingga Idul Fitri 2020.

Namun, sayangnya hal itu berbeda dengan apa yang terjadi di lapangan. Pedagang di Pasar Kramat Jati menyampaikan jika harga kebutuhan pokok memang stabil tetapi harga gula pasir masih tinggi di pasaran sebab kurangnya stok gula pasir belakangan ini.

"Untuk harga gula pasir lagi tinggi, gula pasir dari pemerintah sangat membantu sekali dengan harga Rp12.500 per kilo sudah ada di pasaran. Kalau harga beras yang naik itu beras premium, beras medium stabil. Telur malah turun dari Rp25 ribu sekarang Rp23 ribu. Minyak goreng stabil," ujar Tanto, salah satu pedagang di Pasar Kramat Jati seperti yang dikutip dari VIVAnews.

Para pedagang di pasar Kramat Jati berharap stok gula pasir yang diproduksi oleh Food Station, Pasar Induk Beras Cipinang bisa mencukupi untuk ke depannya. Sebab gula pasir yang diproduksi pemerintah cukup dicari oleh masyarakat karena harganya yang murah.

"Saya pedagang sangat berharap sekali stok gula dari pemerintah selalu ada, jangan sampai hanya ada menteri aja setelah itu enggak ada barangnya, masalahnya masyarakat selalu tanya harga yang murah," katanya.

Sedangkan kini stok gula pasir yang diproduksi oleh pemerintah di Pasar Kramat Jati mulai menipis. Hal ini cukup meresahkan untuk pedagang dan pembeli sebab jika stok gula pasir semakin menipis akan membuat harga gula pasir tinggi.

Sebelumnya, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo menyampaikan jika 11 komoditas pangan dasar yang meliputi beras, jagung, bawang merah, bawang putih, cabai besar, cabai rawit, daging sapi, daging kerbau, daging ayam, gula pasir, dan minyak goreng dipastikan masih aman dan terkendali untuk kebutuhan masyarakat Indonesia di saat bulan puasa ramadhan hingga Idul Fitri 2020.

Tetapi, SYL menyampaikan ada tiga komoditas yang harus terus diperhatikan dan diupayakan hingga akhir Mei 2020. Tiga komoditas itu adalah Bawang Putih, Daging Sapi, dan Gula Pasir. Ketiganya terhambat disebabkan masih mengimpor dari negara lain.