Tradisi Berziarah Jelang Bulan Ramadhan Sepi Sebab Corona
- ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha
VIVA – Masyarakat Indonesia tradisi berziarah jelang memasuki bulan suci Ramadhan. Tapi dalam kondisi pandemi corona saat ini, jumlah peziarah memang sangat sedikit. Hal ini juga karena Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, ikut diterapkan di TPU.
Biasanya jumlah peziarah mencapai ribuan orang, tapi tahun ini hanya terlihat puluhan orang saja yang melakukan tradisi berziarah. Seperti yang terpantau di Tempat Pemakaman Umum atau TPU Penggilingan Layur, Jakarta Timur, jumlah peziarah terlihat sangat sedikit dan sangat menurun drastis. Ini jelas tidak seperti tahun-tahun sebelumnya.
"Menjelang tradisi munggahan, yang sebentar lagi memasuki awal Ramadhan, itu terjadi penurunan. Bahkan, sangat drastis, pengunjung yang mau melakukan ziarah kubur itu hanya hitungan puluhan orang," ujar Kepala TPU Penggilingan Layur, Muhaemin, saat ditemui, Minggu 19 April 2020.
Selain itu disampaikan Muhaemin, di TPU Penggilingan Layur, jumlah peziarah terpaksa harus dibatasi maksimal lima orang. Peziarah juga diwajibkan mengikuti protokol kesehatan di tengah wabah COVID-19, yaitu menggunakan masker.
"Jika ada peziarah yang kepalang datang, tetap kita izinkan ziarah, tetapi harus menggunakan masker dan anak di bawah umur dititipkan di kantor," ujar Muhaemin.
Seituasi serupa juga terlihat di TPU Utan Kayu, Jakarta timur. Di tempat ini jumlah peziarah juga terlihat menurun drastis, dibanding tahun sebelumnya. Memang tetap ada beberapa warga yang melakukan ziarah ke makam keluarganya menjelang bulan suci Ramadhan tahun ini.
"Ini sudah menjadi tradisi kita ya, jadi tetap kita ziarah. Tetapi, kita ke sini juga sudah sesuai anjuran pemerintah. Pakai masker dan enggak boleh ramai-ramai," ujar M Basri, salah satu peziarah di TPU Utan Kayu.
Lengkapi informasi Anda mengenai penanganan wabah corona dalam tautan berikut ini.