Gelandang Arema Kunjungi Masjid Bersejarah Saat Lebaran
Jumat, 17 Juli 2015 - 05:59 WIB
Sumber :
- D.A. Pitaloka (Malang)/ VIVA.co.id
VIVA.co.id - Pemain Arema Cronus asal Malang Beny Wahyudi mengaku penasaran dengan Masjid Tiban di Kecamatan Turen Kabupaten Malang. Meskipun Beny juga tinggal di Turen, namun dia mengaku baru sekali mengunjungi masjid 10 lantai yang konon dibangun oleh pasukan Jin hanya dalam satu malam.
“Saya pernah sekali ke sana, waktu itu saya masih SMP,” kata Beny.
Kala itu, masjid dan pondok pesantren yang memiliki nama Masjid Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rahmah itu belum sebesar sekarang.
Masjid yang berdiri di atas lahan seluas 2,5 hektare itu memang tak henti membangun sejak mendiang Kyai Ahmad, pendiri masjid dan pondok, mulai merintis pondoknya di tahun 1980 an.
Bangunan terus bertambah lebar dan tinggi diperoleh dari aneka trafsir mimpi dari Kyai Ahmad untuk membantu mengatasi berbagai masalah dari santrinya.
Beny yang lahir dan besar di Turen pun mengaku penasaran dengan masjid itu kini. "Ya belum tahu sekarang, kan baru sekali ke sana,” katanya.
Beny mengaku penasaran dan ingin melihat masjid itu. Ketika lebaran, masjid yang ada di Desa Sananrejo Kecamatan Turen itu lazim jadi jujugan ribuan wisatawan dari berbagai kota di Indonesia hingga berbagai wilayah lain dari negara tetangga seperti Malaysia dan Brunei Darussalam.
Hal itu, menurut Beny, kontras dengan kondisi masjid selama Ramadan. "Kalau puasa di sana sepi, mungkin ada yang bermalam waktu lailatul qodar, tapi kelihatannya sepi sekali,” ujarnya.
Pemain kelahiran 20 Maret 1986 itu mengaku ingin berkunjung ke Masjid tersebut pada saat lebaran. Mengingat semua keluarga besarnya ada di Malang dan merayakan lebaran di Malang,
“Lebaran semua di Malang, jadi tidak kemana-mana. Ingin juga ke sana, tapi belum tahu kapan,” ujarnya.
Baca Juga :
“Saya pernah sekali ke sana, waktu itu saya masih SMP,” kata Beny.
Kala itu, masjid dan pondok pesantren yang memiliki nama Masjid Bihaaru Bahri Asali Fadlaailir Rahmah itu belum sebesar sekarang.
Masjid yang berdiri di atas lahan seluas 2,5 hektare itu memang tak henti membangun sejak mendiang Kyai Ahmad, pendiri masjid dan pondok, mulai merintis pondoknya di tahun 1980 an.
Bangunan terus bertambah lebar dan tinggi diperoleh dari aneka trafsir mimpi dari Kyai Ahmad untuk membantu mengatasi berbagai masalah dari santrinya.
Beny yang lahir dan besar di Turen pun mengaku penasaran dengan masjid itu kini. "Ya belum tahu sekarang, kan baru sekali ke sana,” katanya.
Beny mengaku penasaran dan ingin melihat masjid itu. Ketika lebaran, masjid yang ada di Desa Sananrejo Kecamatan Turen itu lazim jadi jujugan ribuan wisatawan dari berbagai kota di Indonesia hingga berbagai wilayah lain dari negara tetangga seperti Malaysia dan Brunei Darussalam.
Hal itu, menurut Beny, kontras dengan kondisi masjid selama Ramadan. "Kalau puasa di sana sepi, mungkin ada yang bermalam waktu lailatul qodar, tapi kelihatannya sepi sekali,” ujarnya.
Pemain kelahiran 20 Maret 1986 itu mengaku ingin berkunjung ke Masjid tersebut pada saat lebaran. Mengingat semua keluarga besarnya ada di Malang dan merayakan lebaran di Malang,
“Lebaran semua di Malang, jadi tidak kemana-mana. Ingin juga ke sana, tapi belum tahu kapan,” ujarnya.