Raih Lailatul Qadar, Baca Doa Ini di 10 Hari Terakhir Ramadhan
- Freepik
VIVA – Malam Lailatul Qadar merupakan malam yang paling ditunggu-tunggu oleh seluruh umat Islam. Hal ini lantaran keutaman dari malam Lailatur Qadar.
Jika kita bisa mendapatkan keberkahan dari malam Lailatul Qadar maka bisa mendapatkan ganjaran yang lebih dari seribu bulan. Lantas kapan malam Lailatur Qadar? Lailatul Qadar hanyalah Allah SWT yang mengetahui.
Namun Nabi Muhammad SAW mengisyaratkan, malam Lailatul Qadar jatuh pada salah satu malam di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan. Pada sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, Nabi Muhammad SAW dengan mengajarkan kepada umatnya agar melakukan i’tikaf di masjid. Selain itu, Nabi Muhammad SAW memperbanyak ibadah dan amal saleh pada malam tersebut.
Dilansir dari laman Nu Online, ‘Aisyah mengatakan, “Saat memasuki sepuluh akhir Ramadhan, Rasulullah SAW fokus beribadah, memperbanyak ibadah di malam hari, dan membangunkan keluarganya untuk beribadah,” (HR Al-Bukhari).
Hadits ini dijadikan Ibnu Bathal sebagai landasan Lailatul Qadar terdapat pada sepuluh akhir Ramadhan. Sementara Abu Ishaq al-Syirazi, dalam kitabnya At-Tanbih menuliskannya sebagai berikut
Yang artinya, "Dianjurkan mencari lailatul qadar di setiap malam Ramadhan, terutama malam sepuluh akhir dan malam ganjil. Lailatul qadar paling sering diharapkan terjadi pada malam 21 dan 23. Saat malam lailatul qadar disunahkan membaca do’a, ‘Allahumma innaka ‘afuwwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘anni’ (Wahai Tuhan, Engkau Maha Pengampun, menyukai orang yang minta ampunan, ampunilah aku)."
Kebanyakan ulama berpendapat Lailatul Qadar terdapat pada sepuluh akhir Ramadhan, terutama pada malam ganjil. Hal itu bukan berarti Lailatul Qadar tidak terjadi pada malam genap atau sebelum sepuluh terakhir. Sangat mungkin Lailatul Qadar hadir di malam genap dan sebelum sepuluh terakhir.
Doa yang dipanjatkan Nabi Muhammad
Pada 10 hari terakhir Ramadhan, Nabi Muhammad bertadarus dan merenung sambil berdoa. Salah satu doa yang paling sering beliau baca dan hayati maknanya adalah:
Rabbana atina fiddunya hasanah, wa fil akhirati hasanah wa qina ‘adzabannar.
(Wahai Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami kebajikan di dunia dan kebajikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa api neraka).
Doa yang sering dipanjatkan oleh Nabi Muhammad tersebut bukan sekadar berarti permohonan untuk memperoleh kebajikan di dunia dan akhirat, tetapi juga untuk memantapkan langkah dalam berupaya meraih kebajikan yang dimaksud. Artinya daya atau kemampuan untuk mendapatkan kebajikan tersebut. Sebab doa sendiri mengandung arti permohonan yang disertai usaha.