Ekonomi Lokal dan Global Tersudut Pandemi Corona
- ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay
VIVA – Kondisi perekonomian Indonesia terengah-engah di tengah pandemi corona covid-19. Sebut saja, utang Luar Negeri Indonesia tercatat mencapai US$407,5 miliar atau setara Rp6.316,2 triliun (kurs Rp15.500 per dolar AS) hingga akhir Februari 2020.
Besaran utang tersebut di antaranya terdiri dari ULN sektor publik yakni pemerintah dan bank sentral sebesar US$203,3 miliar dan ULN sektor swasta termasuk BUMN sebesar US$204,2 miliar.
Tak hanya utang, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat juga melemah. Hingga Rabu, 15 April 2020, rupiah berada di kisaran atas Rp15.645 per dolar AS.
Kondisi ekonomi yang memprihatinkan ini nyatanya tak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga dunia. Dana Moneter Internasional IMF menyebut Outlook Ekonomi Dunia memang mengalami penyusutan akibat pandemi.
Pandemi ini telah membuat kegiatan ekonomi nyaris macet total. IMF pun ingin mengantisipasi kejatuhan ekonomi terburuk sejak Depresi Besar.
Pemberitaan seputar jatuhnya kondisi ekonomi lokal dan global menarik perhatian pembaca VIVAnews. Berikut tiga berita seputar hal tersebut:
1. Utang Luar Negeri Indonesia meningkat
Bank Indonesia mencatat, data Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia hingga akhir Februari 2020 mencapai US$407,5 miliar atau setara Rp6.316,2 triliun (kurs Rp15.500 per dolar AS). ULN tersebut tumbuh 5,4 persen secara tahunan atau year on year (yoy).
2. Rupiah masih lemah
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat mengalami sedikit pelemahan pada perdagangan hari ini, Rabu, 15 April 2020. Rupiah melemah di kisaran atas Rp15.645 per dolar AS.
3. Kondisi ekonomi global juga tertekan
Dana Moneter Internasional, IMF, merilis Outlook Ekonomi Dunia musim semi pada Selasa 4 April 2020, di tengah menyusutnya sebagian besar aktivitas ekonomi dunia akibat wabah corona.