Lagi-lagi Polemik Pernyataan Luhut di Tengah Pandemi Corona

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan.
Sumber :
  • VIVAnews/Muhammad Yudha Prasetya

VIVA – Pernyataan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, menuai polemik lantaran membandingkan kecilnya angka kematian pasien corona covid-19 di Indonesia dengan Amerika Serikat. Luhut juga sempat mempertanyakan kecilnya angka tersebut dengan 270 juta jumlah penduduk Indonesia. 

Luhut memastikan pemerintah terus mengevaluasi tiap kebijakan dalam penanganan pandemi corona. Banyaknya pasien terinfeksi dan meninggal juga akan menjadi pertimbangan dalam mengambil keputusan pembatasan sosial berskala besar

Ucapan Luhut pun dikritik sejumlah pihak. Di antaranya Mantan Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Natalius Pigai yang menyebut cara pandang Luhut hanya lewat materialisme saja. Sementara Luhut mengabaikan aspek kemanusiaan dan spiritualitas.

Lalu, Anggota Komisi IX DPR, Saleh Daulay, juga mengingatkan negara harus melindungi warga termasuk dari ancaman pandemi corona. Seharusnya Luhut dan pemerintah fokus saja memutus rantai penyebaran corona ketimbang melontarkan pernyataan tersebut.

Kontroversi pernyataan Luhut menarik perhatian pembaca VIVAnews. Berikut tiga berita seputar polemik pernyataan Luhut:

1. Isi pernyataan Luhut yang tuai kontroversi

Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengatakan pemerintah terus mengevaluasi setiap kebijakan dalam penanganan pengendalian pencegahan Covid-19.

2. Luhut disebut abaikan aspek kemanusiaan

Mantan Komisioner Komisi Nasional Hak Asasi Manusia, Natalius Pigai, menanggapi pernyataan Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengenai jumlah kasus kematian akibat Covid-19 di Indonesia yang masih jauh lebih kecil dibanding Amerika Serikat.

3. Luhut dikritisi tak punya empati

Anggota Komisi IX DPR RI Saleh Partaonan Daulay menyayangkan pernyataan Luhut. Ia heran ucapan Luhut yang menyinggung jumlah korban Corona tak mencapai 500 orang tergolong sangat kecil dibanding dengan jumlah 270 juta rakyat Indonesia.