Jokowi 'Dirusak' Menag hingga Habib Bukan Keturunan Nabi
- ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari
VIVA – Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan menuturkan sejumlah ikhtiar Presiden Jokowi menghapuskan persepsi publik mengenai ketidakramahan pemerintah Indonesia terhadap umat Islam, khususnya ulama.
Menurut Ketua Umum Partai Amanat Nasional itu, Jokowi rajin menyambangi pesantren di Tanah Air, bertemu ulama dan hadir dalam kegiatan-kegiatan keagamaan umat Islam. Namun, usaha akhirnya sia-sia, karena Kementerian Agama kerap membuat kebijakan yang tidak sejalan dengan Presiden. Inilah artikel yang paling banyak disoroti pembaca VIVA pada Rabu, 23 Mei 2018.
Sementara di peringkat kedua berita yang paling banyak dibaca soal Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahuddin Uno yang menilai saat ini keluhan masyarakat yang datang ke Balai Kota semakin menurun. Hal ini, merupakan sesuatu hal yang bagus, karena permasalahan warga sudah tertangani di tingkat wilayah. Menurutnya saat ini sistem penanganan berjenjang sudah cukup baik.
Dengan begitu, masalah warga sudah bisa ditangani mulai tingkat kelurahan, kecamatan, dan apa bila tidak bisa tertangani baru membawa masalah tersebut ke Balai Kota.
Dan berita terpopuler di tempat ketiga mengenai Ustaz Daka Juho Simanjuntak yang mengkritik keras kebijakan standarisasi ustaz atau ulama yang dibuat Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Terlebih saat ini, Majelis Ulama Indonesia akan melegalisasi kebijakan tersebut. Daka menyarankan agar kebijakan itu dicabut. Dia mengusulkan pemerintah dan MUI menyerahkan pada masyarakat.
Selain ketiga berita terpopuler tersebut, dua berita lainnya yang lagi ramai adalah Ustaz Haikal Hassan Baras dipolisikan Forum Komunikasi Alawiyin melalui Husin Shahab.
Di samping itu, juga berita soal Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia menyatakan, hingga kini belum ada maskapai yang mengajukan slot penerbangan di Bandara Kertajati.
Berikut ini daftar lengkap lima isu terhangat di VIVA sepanjang Rabu, 23 Mei 2018.
1. Misi Jokowi Dekati Umat Islam 'Dirusak' Menteri Agama
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan menuturkan sejumlah ikhtiar Presiden Jokowi menghapuskan persepsi publik mengenai ketidakramahan pemerintah Indonesia terhadap umat Islam, khususnya ulama.
Menurut Ketua Umum Partai Amanat Nasional itu, Jokowi rajin menyambangi pesantren di Tanah Air, bertemu ulama dan hadir dalam kegiatan-kegiatan keagamaan umat Islam. Namun, usaha akhirnya sia-sia, karena Kementerian Agama kerap membuat kebijakan yang tidak sejalan dengan Presiden.
"Saya kira blunder besar yang dilakukan Menteri Agama. Secepatnya tarik dan meminta maaf. Pemerintah kita ini dikesankan tidak ramah terhadap para ulama. Umat Islam. Dikesankan, tanda kutip," kata Zulkifli Hasan dalam acara ILC yang ditayangkan tvOne, Selasa malam, 22 Mei 2018. Baca selengkapnya.
2. Beda Zaman Ahok dan Sandiaga saat Kedatangan Warga
Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Salahuddin Uno menilai, saat ini keluhan masyarakat yang datang ke Balai Kota semakin menurun. Hal ini, merupakan sesuatu hal yang bagus, karena permasalahan warga sudah tertangani dari tingkat wilayah.
"Bagus menurut saya. Jadi, sudah berjalan. Ini yang seperti datang kelihatan butuh penanganan. (Warga) Tidak mau ketemu saya. Biasanya kan, langsung lari ke saya," kata Sandiaga di Balai Kota DKI, Rabu 23 Maret 2018.
Menurut Sandiaga, saat ini, sistem penanganan berjenjang sudah cukup baik. Sehingga, masalah warga sudah bisa ditangani mulai tingkat kelurahan, kecamatan, dan apa bila tidak bisa tertangani baru membawa masalah tersebut ke Balai Kota. Klik di sini.
3. Tak Masuk Daftar, Pengajian Ustaz Bisa Dibubarkan Ormas
Ustaz Daka Juho Simanjuntak mengkritik keras kebijakan standarisasi ustaz atau ulama yang dibuat Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. Terlebih saat ini, Majelis Ulama Indonesia akan melegalisasi kebijakan tersebut.
"Saya khawatir bisa dibubarkan ormas tertentu. Ketika ada seorang ustaz mau berceramah mana legitimasimu, mana standarisasimu," kata Ustaz Daka dalam perbincangan dengan tvOne, Rabu, 23 Mei 2018.
Daka menyarankan agar kebijakan itu dicabut. Dia mengusulkan pemerintah dan MUI menyerahkan pada masyarakat. "Biarkan masyarakat. Aku mau panggil dia, aku panggil dia," ujarnya.
Daka menilai, kebijakan itu hanya akan menimbulkan kegaduhan. Meskipun MUI nantinya terus menambah daftar ustaz atau ulama yang masuk daftar standarisasi. Baca selengkapnya.
4. Cuitan Habib Bukan Keturunan Nabi, Haikal Hasan Dipolisikan
Ustaz Haikal Hassan Baras dipolisikan Forum Komunikasi Alawiyin melalui Husin Shahab. Husin didampingi Cyber Indonesia dalam melaporkan Haikal Hassan ke polisi. Husin menjelaskan cuitan Ustaz Haikal Hassan Baras lewat akun Twitter @haikal_hassan diduga melakukan penghinaan dan pencemaran nama baik dan atau ujaran kebencian berbau SARA.
Cuitannya itu 'Jadi habib bukanlah keturunan Nabi Muhammad SAW, melainkan keturunan Abu Thalib yang masih kafir ketika wafatnya.'
"Ini menyebabkan kawan-kawan para habaib tersinggung dan merasa Haikal Hassan memprovokasi antara habaib dengan habaib," ujar Husin di Markas Polda Metro Jaya, kemarin. Klik di sini.
5. Lima Kloter Haji Berangkat dari Bandara Kertajati
Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia menyatakan, hingga kini belum ada maskapai yang mengajukan slot penerbangan di Bandara Kertajati.
Meskipun, Bandara yang berlokasi di Kabupaten Majalengka itu bakal dioperasikan perdana pada 24 Mei 2018 mendatang.
Direktur Utama AirNav Indonesia Novie Riyanto mengatakan, pihaknya sudah memberikan penawaran slot penerbangan kepada sejumlah maskapai. Hanya saja, hingga kini belum ada maskapai yang berminat.
"Inagural flight di Kertajati, sejauh ini kami belum ada permintaan flight approval untuk Bandara Kertajati," kata Novie di Jakarta, kemarin. Baca selengkapnya.