Tangkal Teror Raih Damai Natal
- REUTERS/Fabrizio Bensch
VIVA – Sekitar 2.600 orang berbaris rapi di Silang Monas, Jakarta, Kamis, 21 Desember 2017. Mereka di antaranya dari Polri, TNI dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta. Para aparat tersebut tengah menggelar apel Operasi Lilin menjelang Natal 2017 dan Tahun Baru 2018.
Adalah Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto yang memimpin apel tersebut. Usai apel, para personel disebar ke sejumlah lokasi seperti gereja, tempat hiburan, hingga jalur-jalur transportasi.
Operasi Lilin 2017 digelar sejak 23 Desember 2017 hingga 1 Januari 2018. Jumlah personel yang diturunkan untuk pengamanan se-Indonesia mencapai ratusan ribu orang. Dari Polri menurunkan sekitar 100 ribu personel.
Sementara dari TNI menerjunkan 80 ribu personel, anggota masyarakat dan pemerintah daerah mengerahkan sekitar 70 ribu personel. “Ini jumlah yang cukup besar dibanding natal dan tahun baru sebelumnya,” ujar Kapolri Jenderal Tito Karnavian, usai apel Operasi Lilin 2017, di Silang Monas, Kamis, 21 Desember 2017.
Kepada seluruh jajarannya, Jenderal Tito meminta untuk terus meningkatkan kewaspadaan menjelang perayaan Natal 2017 dan Tahun Baru 2018, terutama di tempat ibadah. Sebab, tempat ibadah rawan dijadikan sasaran aksi terorisme.
Untuk antisipasi, petugas melakukan pengamanan dengan beberapa cara. Di Jakarta misalnya, Polda Metro Jaya menempatkan pos-pos pengamanan di semua gereja di wilayahnya yang berjumlah 1.629 gereja. Hal itu dilakukan agar umat Kristiani bisa melakukan ibadahnya dengan khusyuk. "Semua gereja kami amankan," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Argo Yuwono, di Markas Polda Metro Jaya, Sabtu, 23 Desember 2017.
Petugas melakukan sterilisasi terlebih dahulu di semua gereja tersebut. Anggota gegana dan metal detector juga diturunkan ke gereja-gereja. Polda Metro Jaya pun menurunkan anggota reserse kriminal. Selain ke gereja, anggota reserse diturunkan juga di sejumlah lokasi strategis. Di antaranya mal dan tempat keramaian lainnya. Total ada 6.000 anggota reserse kriminal yang dikerahkan ke tempat-tempat tersebut.
Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Idham Azis yakin, kehadiran anggota reserse akan membuat fungsi penindakan berjalan lebih cepat. "Saya minta, agar rekan-rekan anggota untuk fokus dalam melakukan pengamanan. Berikanlah pengamanan kepada saudara-saudara kita yang tengah beribadah maupun beraktivitas," ujarnya di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Selasa 18 Desember 2017.
Idham menjamin perayaan Natal bisa berjalan aman dan lancar. Dia menegaskan, tidak ada pihak mana pun yang boleh melakukan sweeping atribut Natal. Untuk itu, ia telah memerintahkan seluruh Kapolres di wilayah hukumnya melakukan koordinasi dengan organisasi masyarakat. "Sudah saya perintahkan kapolres seluruhnya untuk tidak ada yang namanya sweeping-sweeping masalah Natal itu, tidak boleh," ujar Idham di Markas Polda Metro Jaya, Jumat 8 Desember 2017
Suara senada dikemukakan Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno. Dia menjamin, ibadah perayaan Natal bagi umat Kristiani akan berjalan aman dan lancar di wilayah Jakarta. Dia meminta kepada seluruh warga Ibu Kota agar menghargai mereka yang tengah beribadah di gereja masing-masing. “Kami berharap, kita saling menjaga, dan menjunjung tinggi toleransi kita," katanya.
Sandiaga memastikan tak akan ada razia dari ormas-ormas tertentu terkait atribut Natal. "Pemprov yang akan di depan, ormas kalau mau bantu, bantu untuk memastikan kita bisa tanggap terhadap cuaca ekstrem," ujarnya.
Soal keamanan, Presiden Joko Widodo menegaskan, jangan sampai terjadi gangguan, khususnya saat masyarakat melaksanakan hari raya maupun libur panjang. "Saya minta Polri dan TNI dibantu BIN untuk mengantisipasi terjadinya gangguan-gangguan keamanan dan ketertiban,” ujarnya.
Jokowi juga meminta aparat memberikan rasa aman pada masyarakat dengan meningkatkan pengawasan, pengamanan terhadap tempat-tempat publik, tempat ibadah, bandar udara, pelabuhan, stasiun dan terminal bus.
***
Waspada Lone Wolf
Saat ini, data dan informasi intelijen Polri belum mendeteksi ada indikasi ancaman teroris. Namun Polri tak mau kecolongan. Kapolri Jenderal Tito Karnavian tetap meminta jajarannya wajib mewaspadai potensi serangan-serangan kelompok teroris.
Kelompok pelaku teror kerap menggunakan cara-cara tertutup dan rahasia untuk mengorganisasi aksi. Mereka juga ada yang beraksi dengan cara lone wolf. Teroris lone wolf ini, menurut Tito, sangat sulit dideteksi. Mereka adalah orang-orang yang menjadi radikal dan bergerak secara mandiri melakukan aksi teror.
Dengan pengetahuan teror melalui internet, mereka memulai aksinya secara spontan. "Bayangkan Amerika, Inggris, Prancis itu semua bobol dengan lone wolf,” ujar Tito.
Untuk mengatasi hal ini, kepolisian akan memperkuat patroli siber. Setiap informasi yang didapat dari informan dan para sukarelawan pun bakal dikembangkan.
Langkah lainnya guna mencegah teror, dengan penangkapan dan pendekatan. Beberapa waktu lalu, sejumlah personel kelompok teror berhasil diamankan Detasemen Khusus 88 Antiteror.
"Ada 19 orang yang kami tangkap. Satu ada ditangkap di Malaysia kemarin. Ini terkait jaringan empat orang yang kami tangkap di Kalimantan Barat. Terkait juga dengan jaringan Malaysia dan Filipina," kata Tito, Selasa, 12 Desember 2017.