Kontroversi Aksi Menantang Maut Demian
- instagram.com/edison_wardhana
VIVA – Demian masuk ke peti kayu yang telah tergantung. Tangan suami Sara Wijayanto ini diborgol dengan rantai. Pintu peti dipaku hingga tertutup rapat. Sementara itu, saat peti digantung, di bawahnya terdapat besi-besi tajam yang siap menusuk, dengan kobaran api. Demian menyebut aksi tu dengan nama, The Death Drop.
Peti kayu itu terjatuh, dan membuat sang istri histeris. Pembawa acara, langsung berteriak nama Demian. Mereka juga meminta agar segera dipanggilkan petugas medis.
"Kami berdua langsung di depan mata, ambulans sudah membawa Demian," ungkap pembawa acara.
Namun, Demian muncul di atas panggung dengan senyum kebanggaan. Ia mengangkat tangannya, penonton bersorak senang. Namun, di balik penampilan Demian di atas panggung, ternyata ada korban tak sadarkan diri dan terluka parah, yang dibawa ke rumah sakit. Korban itu bernama Edison Wardhana. Dia diduga sebagai stuntman Demian.
"Edison Wardhana, mantan atlet basket Indonesia yang menjadi stuntman dalam setiap aksi pertunjukan Demian kini terbaring lemah di RS karena mengalami patah tulang rusuk saat menggantikan peran Demian di SCTV Award," tulis keterangan foto itu.
Di foto lainnya, terdapat screnshoot obrolan. Percakapan itu mengklaim kondisi Edison. Disebutkan, paru-paru sudah dijahit. Sebagian paru kiri dipotong, di atas bokong banyak jaringan otot rusak dan kaki kiri yang dipasang gips.
Seorang teman basket Edison, Hasan Gozali, membenarkan jika sahabatnya itu sedang dalam perawatan intensif di RS Royal Taruma, Daan Mogot, Jakarta Barat. Ia mengunggah foto kebersamaannya dengan Edison dan mendoakan kesembuhan sahabatnya tersebut.
"Tadi sudah nengokin di ICU, sudah sadar, dan stabil. Dia tahu aku jenguk, tetapi enggak bisa ngomong, karena masih ada alat bantu," jawab Hasan, saat dihubungi VIVA.
Sebelum menampilkan aksi berbahayanya di atas panggung, Demian lebih dulu memamerkan kebolehannya ini di panggung America's Got Talent 2017. Di depan para juri seperti Simon Cowell, David Hasselhoff, Mel, Heidi Klum dan juga Howie Mandel, Demian unjuk kebolehan.
Saat itu, Demian sudah memasuki babak perempat final. Ia menyatakan akan melakukan aksi yang paling menantang maut. Tyra Banks, yang bertugas sebagai pembawa acara, langsung menjelaskan aksi yang akan dilakukan mantan suami Yulia Rachman ini. Namun, aksi ini gagal, dan Demian tereliminasi.
Kenal 15 tahun
Saat publik heboh dengan aksinya yang gagal, dan memakan korban, Demian memilih untuk bungkam. Hal ini membuat warganet terus memojokkan Demian dan juga sang istri.
Akhirnya, pria berusia 37 tahun tersebut memposting pesan melalui akun Instagram miliknya. Dalam pesan tersebut, Demian menyampaikan permintaan maaf karena belum dapat berbicara atas insiden yang memakan korban tersebut.
Ia pun mengungkapkan bahwa Edison yang biasa disapa Echon itu bukan orang baru baginya. Echon orang yang spesial untuknya.
"Echon itu sahabat baik gw dan sudah saling kenal baik sejak 15th yang lalu, dia bukan hanya sekedar stuntman or team manager aja tapi sudah seperti kakak buat gw," ungkap Demian.
Ia menyatakan bahwa saat ini, yang menjadi tugas utamanya adalah memastikan kesembuhan sahabat yang juga selalu memastikan keselamatan Demian, dalam berbagai aksi bahayanya.
"Kita semua masih fokus dgn kesehatan Echon. Jadi mohon pengertian dan doanya agar Echon pulih seperti sedia kala, ujarnya.
Demian pun memposting fotonya sedang di rumah sakit bersama Echon. Dalam foto tersebut, Echon sudah terlihat tersenyum di depan kamera. Demian berpose bersama istri Echon dan juga kakaknya.
"Terima kasih buat doanya teman2, @edison_wardhana skrg kondisinya sudah membaik dan sudah keluar ICU. Masih ada bbrp operasi lagi kedepannya, kita sekeluarga mohon doanya untuk kesembuhan Echon. We are family," tulis Demian.
Sayangkan aksi bahaya Demian
Aksi menantang maut Demian yang memakan korban itu memang mengundang pro kontra, dan menuai kontroversi. Bahkan, ada yang bilang bahwa adegan berbahaya itu hanya sebuah gimmick, demi mendapatkan penampilan yang dramatis dan menegangkan.
Dan mantan mentalist Deddy Corbuzier adalah orang yang paling dicari saat aksi Demian memakan korban, yang terluka parah. Deddy memang tak mau diwawancara. Ia memilih memberikan penjelasan melalui akun Youtube pribadinya. Ia menyatakan bahwa saat ini penonton semaikin pintar dan kritis.
"Kalau audience sekarang sudah semakin pintar, bisa saja ini gimmick, kalau memang ini gimmick dan itu artinya dia harus membuka pada audiens bahwa ini bohong." ujarnya.
Mantan suami Kalina Oktarina ini menambahkan bahwa seandainya insiden itu gimmick, ia akan sangat marah dengan Demian.
"Kalau benar dia melakukan gimmick, ini kelewatan dan saya membencinya. Tapi kalau benar kejadian, saya merasa sangat prihatin dan semoga asistennya itu cepat sembuh," ujar ayah satu anak ini.
Hal senada juga diungkapkan pesulap Rhomedal Aquino. Ia menyesalkan apa yang terjadi dalam insiden The Death Drop yang dilakukan Demian baru-baru ini. Rhomedal yang juga kontestan The Master , season 1 itu meyayangkan mengapa Demian menggunakan peran pengganti dalam hal tersebut.
"Dari saya pribadi, prihatin, sedih. Sebagai pesulap metodenya itu terlalu berisiko. Ada trik yang lebih aman. Intinya, jangan menaruh manusia di dalam kotak," ujarnya saat dihubungi VIVA.
Tahun lalu, pria yang juga menjabat sebagai Kepala Humas Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia pernah melakukan aksi serupa. Bedanya, Rhomedal tak meletakkan dirinya dalam kotak maut tersebut.
"Secara teori sama, tapi packaging-nya berbeda. Saya kemas dengan teatrikal. Menggunakan 5 penari, dan 5 penari itu akan hilang dan muncul di tempat yang berbeda," ungkapnya.
Sebagai sesama pesulap Rhomedal meyayangkan apa yang terjadi. Padahal ia tahu betul bagaimana telitinya seorang Demian dan bagaimana kecintaannya kepada sulap.
"Gue tahu kelasnya dia. Dia yang detail tapi hal ini terjadi sama dia, gue juga kurang paham karena apa?," ujarnya.
Nasib pemeran pengganti
Insiden atraksi berbahaya Demian, membuat Echon, yang diduga sebagai stuntman pesulap tersebut mengalami luka parah dan, dirawat di ruang ICU di sebuah rumah sakit di bilangan Jakarta Barat. Kasus ini membuat dunia sulap Indonesia menjadi tercoreng dan disorot tajam. Terutama, yang menjadi perhatian adalah perlukah adanya stuntman dalam aksi sulap? Dan bagaimana perlindungannya?
Hal ini juga menarik perhatian Deswyn Pesik, Koordinator Stunt Fighter Community (SFC). Dalam wawancaranya dengan VIVA, Senin 4 Desember 2017, Deswyn mengungkapkan bahwa nasib menjadi pemeran pengganti memang tak seindah yang dibayangkan. Risiko pekerjaan sangat tinggi, namun tidak ada apresiasi bagi para pemeran pengganti tersebut.
"Kalau di Indonesia ini sebenarnya buat asuransi belum ada, biasanya kalau dari kita sendiri katakan lah ada kecelakaan, biasanya akan dipertanggung jawabkan oleh pihak penyelenggara (acara). Tapi kebijakan itu masing-masing PH berbeda. Jadi kalau asuransi kita enggak ada," katanya menjelaskan.
Sadar dengan pekerjaannya yang penuh bahaya, Deswyn pun menjadi lebih hati-hati dalam melakukan berbagai adegan yang menantang maut.
"Sebelum melakukan adegan itu, biasanya harus saya perhatikan dulu. Misalnya dari konsep adegannya dulu, nanti di lapangan saya akan ngecek dulu dari sisi keamanannya gimana, koordinasinya gimana," ujarnya.
Ia sendiri juga pernah merasakan menjadi pemera pengganti untuk adegan sulap, namun tak seektrem yang dilakukan Demian. "Tapi adegan yang dilakukan Echon itu belum pernah," katanya. Lantas, apakah ada prosedur atau panduan khusus bagi pemeran pengganti dalam melakukan adegan yang menantang?
Deswyn menyatakan tak ada peraturan yang pasti. Biasanya, saat pemeran pengganti melakukan adegan bahaya, koordinator akan mengawasinya. Hanya saja, dalam kasus yang terjadi pada Demian ini, Deswyn sangat menyayangkan karena pesulap tersebut tidak menggunakan pemeran pengganti profesional.
"Setidaknya stuntman itu punya insting. Dan itu memang juga tergantung dari jam kerjanya. Dan yang tahu itu kan, katanya si Echon sudah di tangga, tapi katanya yang di tangga itu kru lain. Kalau seandainya ada stuntman koordinator, biasanya dia yang akan mengawasi," ungkapnya.
Sementara itu, menurut pesulap muda berprestasi, Rheomodal Aquino kehadiran pemeran pengganti dalam aksi sulap itu, tidak selalu dibutuhkan. Pria yang sudah menekuni dunia sulap sejak tahun 2006 ini, menyatakan saat dia melakukan adegan, yang aksinya tak jauh berbeda dari Demian, ia tak menggunakan pemeran pengganti.
"Enggak harus selalu ada. Tapi kan terkadang orang lupa bahwa sulap itu tak harus selalu tegang atau gelap, tapi ada juga aliran yang fun dan menyenangkan. Yang dipertaruhkan itu gengsi bukan nyawa," ujar Rhomedal.
Hanya saja, memang ada beberapa pesulap yang menggunakan pemeran pengganti. Dan tak ada aturan atau syarat khusus untuk memakai orang ketiga dalam sebuah aksi berbahaya. Hanya saja, ia menegaskan bahwa untuk perlindungan untuk pemeran pengganti itu tergantung dari pihak penyelenggara.
"Biasanya ada surat kontrak kalau beresiko, siapa yang akan bertanggung jawab. Diberi ausransi untuk atraksi tersebut, di back up pihak penyelenggara," ujarnya.
Dan apakah ada perbedaan antara pemeran pengganti di Indonesia dan luar negeri?
"Kalau untuk prosedur kerja sih pastinya sama. Cuma memang kalau di luar negeri, mereka pasti ada asuransinya, biasanya dari pihak stuntman-nya sendiri sudah tercover. Kalau di Indonesia asuransi masih belum bisa kasih kesempatan buat stuntman," ujarnya. Namun, ia menegaskan memang tak mudah juga, bahkan sekelas Jackie Chan saja masih kesulitan untuk mendapatkan asuransi untuk adegan laga berbahaya yang dilakukannya.
"Karena biasanya untuk adegan stuntman kan asuransi mikir-mikir, wah entar dikit-dikit kecelakaan, jadi akhirnya rugi," katanya.
Mereka yang tewas dalam aksi bahaya
"Bermain sulap itu berbahaya. Sulap itu mungkin mencabut nyawa seseorang. Saya harap semua ini cepat berlalu," kata Deddy Corbuzier dalam Youtube pribadinya.
Memang apa yang diungkapkan Deddy tidak sepenuhnya salah. Dengan berbagai atraksi berbahaya yang dilakukan, sejumlah pesulap dunia harus meregang nyawa.
Seperti dilansir dari listverse, Charles Rowen atau lebih dikenal dengan nama Karr the Magician atau Karr The Mysterious tewas dalam aksi berbahayanya.
Saat itu, Charles sedang melakukan aksi di mana dia diikat, dan sebuah mobil mendekati dirinya dengan kecepatan 72 kilometer. Seharusnya ada waktu sekitar 10-15 detik bagi Karr untuk menyelamatkan diri, tapi dirinya terlambat. Ia terlalu lambat dan tubuhnya terlindas mobil. Peristiwa mengerikan ini terjadi di depan banyak orang. Namun, sebelum meninggal, Karr membebaskan pengemudi dari rasa bersalah.
Insiden serupa juga dialami pesulap ternama China, Chung Ling Soo. Chung Ling Soo membuat penonton terkejut saat dia tiba-tiba berteriak dalam bahasa Inggris, "Ya Tuhan, terjadi sesuatu, turunkan tirai."
Dilansir Atlasobscura, Chung Ling Soo yang juga dikenal dengan nama William Ellsworth Robinson akhirnya meninggal keesokan harinya karena luka tembusan peluru yang diterimanya di panggung ketika trik ilusinya terjadi kesalahan.
Trik yang dinamakan Condemned to Death by the Boxers benar-benar berbahaya. Ilusi yang ditampilkan Chung Ling Soo merupakan kombinasi dari trik pistol yang dirancang untuk meletup saat kosong.
Dan di malam nahas itu merupakan kesalahan Robinson. Dia gagal menyelesaikan trik senjata, di mana peluru menembus tepat di dadanya. Bahkan permintaan menurunkan tirai merupakan hal pertama yang dia teriakkan di atas panggung.
Seperti dilansir dari Mentalfloss, Joe Burrus juga meregang nyawa saat melakukan aksi sulapnya, di malam Halloween tahun 1990. Joe menempatkan dirinya ke dalam peti mati dan dituang dengan sembilan ton semen ke dalamnya. Joe dikubur hingga ketinggian tujuh kaki atau sekitar dua meter. Joe menunggu asistennya untuk terus menuangkan semen ke dalam peti, di mana dia dalam kondisi terikat.
Ikatan di bagian lehernya terlalu kencang, Joe membuat percobaan kedua, semen memenuhi peti, dan mencekiknya. Dia meninggal sama persis seperti pesulap ternama Houdini, yang meninggal di malam Halloween.