Endorse bagi Artis, Sampingan atau Pilihan?
- ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma
VIVA.co.id – Celetukan penyanyi sensasional Syahrini soal tarif endorse atau mempromosikan produk di akun Instagram pribadi yang mencapai nominal Rp100 juta saat diperiksa di Mabes Polri cukup mencengangkan publik. Uang Rp100 juta terbilang fantastis untuk ukuran endorse di kalangan artis di dalam negeri.
"Posting di Instagram aku, satu kali posting Rp100 juta. Jadi ikon (brand ambassador), Rp1 miliar dari manajemen," ujar Syahrini saat ditemui di Bareskrim Polri, Jakarta Pusat, Senin, 9 Oktober 2017.
Apa yang disebutkan Syahrini soal tarif endorse tersebut tak bisa diungkapkan satu persatu oleh artis lainnya yang diam-diam banyak produk yang meng-endorse di Instagramnya. Sebut saja nama Ayu Ting Ting, Jessica Iskandar, Kartika Putri, Ruben Onsu, banyak barang numpang endorse di akun Instagramnya.
Namun tak dipungkiri, endorse jadi pemasukan yang cukup lumayan bagi para artis. Tapi apakah pemasukan endorse dijadikan penghasilan utama atau justru sampingan saja.
Endorse Sangat 'Menguntungkan'
Bagi dr Sonia Wibisono, endorse alias promosi produk sangat bermanfaat bagi dirinya. Sonia mengaku selalu tampil cantik dari berbagai produk kecantikan yang meng-endorse di media sosial miliknya.
Jika sebagian besar wanita perlu anggaran yang tidak sedikit untuk selalu tampil cantik, dr Sonia mendapatkannya dengan cuma-cuma.Tanpa malu dr Sonia membeberkan mendapat sejumlah endorsement, yang mensponsori beberapa perawatan tubuh dan kecantikan yang memang diperlukan olehnya.
"Saya tuh biasanya kan suka sering di-endorse. Jadi bujetnya enggak perlu banyak-banyak," ujar Sonia.
Meski demikian, Sonia mengaku tak lantas mencoba semua bentuk endorsement terkait produk kecantikan yang datang kepadanya. Ketika ditanya produk apa saja yang saat ini memberikan endorsement kepadanya, Sonia menjelaskan bahwa sebenarnya dia lebih menyukai model perawatan dengan mesin. Karena dia mengaku tidak berani jika harus menjalani operasi apapun untuk menjaga kecantikannya.
"Saya sebenarnya lebih suka perawatan dengan mesin. Jadi seperti mesin untuk mengangkat, biar lebih tirus misalnya. Karena menurut saya mesin itu paling aman, enggak perlu masuk-masukin seperti tanam benang, masukin jarum atau apa. Jadi cuma berupa radio frekuensi, pemanasan, atau laser,” kata Sonia.
Mengenai alasannya lebih memilih perawatan tubuh dan kecantikan dari luar dibanding dengan segala macam jenis operasi, Sonia mengaku bahwa pada dasarnya dia adalah tipe orang yang takut akan jarum suntik.
"Saya soalnya takut terhadap jarum dan suntikan, jadi saya takut untuk operasi segala macam itulah," ujarnya.
Selanjutnya... Pilih-pilih Endorse
***
Pilih-pilih Endorse
Artis yang kini sibuk di acara Pesbukers, Jessica Iskandar, bicara soal produk endorse yang biasa diterima muncul di akun Instagramnya. Lewat endorse tersebut dia juga membantu para sahabatnya.
"Seperti produk UKM (usaha kecil menengah), lulur kecantikan, elektronik, charger ponsel, baju, makanan, kadang bantuin teman-teman aku juga," ucap Jessica.
Jessica tak menampik, memakai produk endorse tersebut. Ibu satu anak ini puas bekerja sama dengan endorse.
"Kadang memang suka produknya. Tapi kalau seperti hotel memang aku menginap di sana dan dimintakan promosiin gitu. Itu yang aku posting enggak cuma aku iklanin saja, tapi aku pakai juga," ucap Jessica.
Sebelum menerima endorse itu masuk ke akun Instagramnya, Jessica sudah pasang 'peraturan'. Jessica tak ingin tertipu.
"Biasanya aku terima produk itu harus sudah jelas dari BPPOM. Produknya harus yang asli, enggak mau yang KW atau tiruan. Saya harus periksa produk itu jangan jiplak, harus original yang aneh-aneh aku enggak mau. Jadi yang aku izinkan itu yang aku mau dan aku suka," ucap Jessica.
Soal berapa harga atau tarifnya, Jessica tak ingin mengumbarnya. Baginya, hal demikian adalah rahasia bisnisnya.
"Tarifnya itu per post (posting). Tergantung tarifnya aku enggak bisa bilang di sini," ucap Jessica.
Tak hanya produk barang, Jessica juga pernah menerima endorse sebuah film yang tengah sibuk dipromosikan.
"Kadang aku promoin juga. Kadang ada yang jangka waktunya dua minggu. Kalau ada yang iklan itu sampai kontraknya habis, kalau film itu biasanya tergantung permintaan mungkin sampai filmnya tayang atau sampai filmnya sudah tidak tayang di bioskop lagi. Semua tarifnya beda-beda," ucap ibu dari El Barrack ini.
Meski demikian, Jessica sempat mendapat 'durian runtuh' saat menerima tawaran endorse dari sebuah produk mobil. Namun sayang dia tak membocorkan berapa mendapat uangnya.
"Mobil. Waktu itu aku promoin mobil harganya Rp64 miliar. Tapi aku enggak dibayar segitu, itu harga mobilnya saja. Mereka semua yang endorse saya merasa puas," ucap Jessica.
Jessica tak menampik jika kerja samanya dengan barang endorse adalah kebutuhan pokok. Jessica juga tergantung dengan pendapatannya lewat endorse selain syuting di Pesbukers ANTV.
"Buat biaya hidup sehari-hari dan macam-macam. Buat jalan-jalan, buat anak dan buat sekolah anak," ucap Jessica.
Jessica selalu menegaskan kepada para pihak yang ingin endorse bahwa barang atau produk adalah jelas bentuknya. Jessica tak segan-segan untuk memeriksanya dahulu sebelum muncul di Instagramnya.
"Kalau enggak sesuai ya dibalikin dan enggak kerja sama," ucapnya.
Selanjutnya... Endorse Kena Pajak
***
Endorse Kena Pajak
Direktorat Jenderal Pajak menegaskan, penghasilan kalangan artis yang berasal dari media sosial merupakan objek pajak penghasilan. Artinya, seluruh penghasilan yang diterima harus dicantumkan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan.
Hal tersebut menyusul pernyataan Syahrini, atas tarif endorse suatu produk di laman Instagram miliknya. Pelantun Jangan Memilih Aku itu mengaku, tarif yang dikenakan untuk satu kali unggahan foto di akun Instagram bisa mencapai Rp100 juta.
Bahkan, untuk menjadi brand ambassador suatu produk tertentu, salah satu contohnya Syahrini mematok tarif yang jauh lebih fantastis, yakni mencapai Rp1 miliar. Namun, otoritas pajak menegaskan bahwa penghasilan yang didapatkan Syahrini wajib dilaporkan dalam pengisian SPT tahunan.
“Penghasilan sebagai endorser di Instagram merupakan objek Pajak Penghasilan,” kata Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Ditjen Pajak Hestu Yoga Saksama, melalui pesan singkatnya kepada VIVA.co.id, Jakarta, Selasa 10 Oktober 2017.
Lantas, bagaimana dengan mekanisme pungutan pajak Syahrini? Otoritas pajak menjelaskan, mekanisme pungutan pajak tersebut dilakukan melalui pemotongan Pajak Penghasilan Pasal 21 oleh pemberi order, dan memberikan bukti potong kepada artis yang bersangkutan.
Sementara untuk artis yang bersangkutan, ditegaskan Hestu, wajib mengisi SPT Tahunan dengan melaporkan seluruh penghasilan yang diterima dalam setahun, dan menghitung Pajak Penghasilan terutangnya untuk dilaporkan dalam SPT Tahunan.
“Dia dapat mengkreditkan pajak penghasilan pasal 21 yang telah dipotong perusahaan pemberi order berdasar bukti potong yang dimilikinya terhadap pajak terutang, serta membayar pajak penghasilan pasal 29 apabila terjadi kurang bayar,” kata Yoga. (one)