Tren Foto Persalinan Jadi Momen Intim Instagramable
- Instagram.com/riodewanto
VIVA.co.id – Rasa bahagia tak terbendung saat mendengar suara tangisan bayi yang baru saja dilahirkan dari rahim seorang ibu. Rasa bahagia, baru-baru ini pun dirasakan oleh pasangan muda Junior Liem dan Putri Titian. Setelah hampir satu tahun menikah, pasangan selebriti ini akhirnya dapat bertemu dengan bayi mungil yang sudah dinantinya selama 9 bulan.
Momen bahagia ini dapat dilihat melalui beberapa foto yang diupload di akun instagram @juniorliem dan akun fotografer @riomotret.
Pada 26 Maret lalu, akun @riomotret mengupload foto momen mengharukan antara Putri Titian dan Junior Liem. Dalam bidikan kameranya, Rio berhasil menangkap ekspresi lelah Putri Titian dan perjuangannya menjalani proses persalinan normal. Dalam foto tersebut juga tampak Junior yang setia memberikan support kepada istrinya.
Setelah menjalani proses persalinan, Junior Liem juga mengupload foto anak pertamanya di Instagram. Ia menuliskan caption "Thankyou God for this lovely Gift". Melalui foto ini juga Junior memberikan keterangan bahwa anaknya berjenis kelamin laki-laki. Diberi nama Theodore Iori Liem, lahir 25 Maret 2017 pada pukul 11.43 am, dengan berat 3,095 kg, dan panjang 48 cm.
Tak hanya pasangan Putri Titian dan Junior Liem yang mengabadikan momen penuh kasih saat seorang ibu berjuang melahirkan bayi. Pasangan Atiqah Hasiholan dan Rio Dewanto, juga merekam proses panjang persalinan Atiqah dalam bidikan kamera. Foto-foto proses persalinan itu pun dipamerkan di akun Instagram Rio dan Atiqah.
Salah satu foto juga menggambarkan kelelahan Atiqah setelah berhasil melahirkan bayi mungilnya, Salma. Dalam akun Instagram @atiqahhasiholan dan @birth.imwithu, juga dipajang ekspresi wajah Atiqah yang terlihat terkejut saat melihat dia berhasil melahirkan bayi ke dunia. Dalam akun itu pula, terlihat wajah cemas keluarga dan suami saat menanti proses persalinan. Namun, setelah buah hati lahir, wajah cemas berubah bahagia juga terekam dalam kamera.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya untuk semuanya yang telah mendoakan kesehatan dan keselamatan saya dan Salma selama masa kehamilan dan persalinan. Berkat doa semuanya, Alhamdulillah Saya telah diberikan kemudahan pada saat hamil dan proses melahirkan. Salma lahir melalui proses persalinan normal. Pada 23 Juni 2017, Jumat 4.30 pagi - pembukaan 3, dan lahir pada pukul 9.32 pagi di hari yang sama, tanpa kendala dan terlahir dengan sehat," tulis Atiqah di akun Instagram miliknya.
Foto ini, diabadikan oleh kamera dari seorang doula --pendamping profesional bagi ibu saat melahirkan dan menyesuaikan diri menjadi seorang ibu.
"Hal yang membahagiakan menjadi doula selama ini adalah dapat menyaksikan scene demi scene proses kehamilan dan persalinan yang menyenangkan dan menginspirasi..saya ingin berbagi apa yg saya saksikan melalui gambar hasil jepretan kamera saya, saya bukan profesional tapi hanya penikmat dan penghayat momen..," kata seorang Doula, Irma Syahrifat, yang juga fotografer dari proyek foto persalinan @birth.imwithu pada VIVA.co.id.
Selanjutnya
Jadi Tren
Menyimak kisah persalinan Atiqah dan juga Putri Titian, ternyata bukan hanya proses pernikahan saja yang bisa menjadi momen sakral dan indah dalam sejarah panjang kehidupan manusia. Proses persalinan, juga menjadi momen indah dan sakral yang perlu diabadikan sebagai bukti sejarah dimulainya kehidupan manusia.
Begitu sakralnya momen ini, sebagian besar orang di zaman serbadigital, mulai sadar bahwa momen bersejarah ini perlu diabadikan dalam bidikan kamera.
Proses persalinan tak hanya memiliki nilai dan bisa dijadikan arsip sejarah kehidupan manusia. Tak jarang, momen persalinan, juga bisa menghasilkan foto-foto yang begitu menyentuh. Berhasil memotret perjuangan berat nan mulia para ibu dalam usaha melahirkan buah hatinya ke dunia, juga bisa menjadi kepuasan tersendiri. Hal ini pun diungkapkan oleh Irma Syahrifat yang berkesempatan mengabadikan proses persalinan Atiqah lewat bidikan kameranya.
Baginya, peristiwa persalinan adalah sebuah peristiwa penting dalam hidup karena merupakan transformasi terkaya, karena bukan hanya tentang kelahiran sebuah kehidupan baru berupa lahirnya bayi ke dunia, namun juga sebuah momen kelahiran seorang ibu dari seorang perempuan. Kelahiran seorang ayah dari seorang laki-laki, kelahiran seorang kakek dan nenek dari seorang ayah dan ibu, dan seterusnya.
"Transformasi inilah yang lengkap, utuh dan sakral sehingga jika diabadikan melalui foto akan menjadi momentum indah yang akan berbicara sepanjang hidup."
Hal serupa juga diungkapkan oleh fotografer Rio Motret, yang sempat mengabadikan momen persalinan sejumlah seleb termasuk Putri Titian. Dia pun menganggap, proses persalinan adalah momen yang indah jika diabadikan dalam frame foto.
"Momen yang enggak bisa diulang dan berasa kejar-kejaran dengan waktu. Di sini juga bisa melihat perjuangan ibu saat melahirkan serta support dari orang tercinta di sekitarnya yang tertangkap dalam bidikan kamera."
Bagi Rio, mengabadikan momen indah penuh cinta ini juga menjadi suatu tantangan tersendiri. Apalagi, suasana saat proses persalinan, dirasa begitu mencekam. Sangat berbeda, dengan momen-momen lain dalam kehidupan manusia.
Karena begitu berharganya momen ini, belakangan, sesi foto proses persalinan ini juga menjadi tren. Tak sedikit orang yang menyewa fotografer khusus untuk mengabadikan momen ini. Diakui pula oleh Rio, seiring dengan berkembangnya dunia teknologi digital, semakin banyak orang menghargai momen yang hanya terjadi satu kali sepanjang hidup ini. Maka dia pun tak heran, jika makin banyak orang juga merasa terbuka, untuk memamerkan foto ini di akun media sosialnya.
"Sekarang sudah terlihat betapa pentingnya sebuah dokumentasi. Dari dokumentasi itu, akan menjadi sejarah untuk diceritakan dan di-share kepada anak-anak mereka nanti."
Tak sepaham dengan Rio, Irma justru menilai, foto persalinan bukan bagian dari tren. Karena dia menilai, sejak dahulu memang sering sekali persalinan diabadikan oleh beberapa pasangan yang disiapkan oleh mereka sendiri jika sempat atau siap.
Namun sekarang, karena banyak pasangan semakin peduli dengan momen bersejarah ini, lanjutnya, mereka pun berusaha berbagi kebahagiaan lewat media sosial. Kepedulian untuk menghargai sebuah persalinan itu semakin meningkat, sejalan dengan giatnya juga gerakan semangat 'gentlebirth' di Indonesia, dan semakin banyaknya doula yang hadir di Indonesia, maka semakin banyak pula foto persalinan yang dapat dibantu diabadikan dengan lebih baik oleh pihak lain di luar pasangan tersebut, dan semakin banyak yang terekspose juga.
"Tentunya orang yang dapat mengambil gambar adalah orang yang paham dengan proses persalinan juga."
Selanjutnya
Lebih Menantang
Bagi Rio dan Irma, mengabadikan momen sakral dan indah ini butuh persiapan khusus. Dibanding dengan foto-foto lain, momen persalinan menjadi objek foto yang paling menantang untuk diabadikan. Selain hanya terjadi sekali dan tak bisa diulang, suasana saat prosesi ini berlangsung juga sangat berbeda.
"Membidik gambar saat persalinan itu lebih susah. Ditambah suasananya saat persalinan yang mencekam, membuat lebih tertantang," kata Rio.
Tak hanya menantang, Irma sebagai doula sekaligus fotografer mengaku butuh persiapan panjang untuk mengabadikan proses persalinan seorang ibu. Tak hanya membidik momen, biasanya Irma juga merasa perlu dan harus bertemu kliennya saat masih hamil.
Seringkali, dia bahkan membahas bagaimana rencana persalinan pasangan. Ngobrol santai dan intens sering pula dia lakukan dengan kliennya. Karena baginya, sesi persalinan adalah kegiatan paling intim dalam hidup seorang perempuan dan pasangannya. Maka sebelum memulai sesi dan setuju untuk diabadikan momen saat bersalin, tentunya pertemuan ini diperlukan untuk dapat mengenal satu sama lainnya lebih dekat, sehingga prosesnya juga tidak bisa instan tanpa pertemuan jauh-jauh hari sebelumnya.
"Mengapa lebih mudah jika klien doula yang saya foto, karena saya sudah mengenal mereka sejak di kelas persiapan persalinan, dan sudah mendampingi persiapan mereka sepanjang kehamilan, sehingga saat nanti mengambil gambar juga sudah tahu apa yang perlu diambil dan mereka juga tidak sungkan dengan hadirnya kamera saya di sana."
Irma juga punya keyakinan, momen persalinan tidak semua bisa diabadikan. Apalagi momen ini merupakan momen yang tak bisa diulang. Kendala pun pasti bisa saja muncul. Karena proses yang mempertemukan antara fotografer dan sang calon bayi juga dinilainya sebagai jodoh.
"Lahiran ini jodoh-jodohan lho ya, kalau nanti hari-H waktunya enggak pas, entah dari pihak klien atau dari pihak saya, atau dari pihak alam semesta yang mengatur lain, ya jangan sedih karena memang di sini lah letak seninya."
"Keberpasrahan, mungkin saja bayinya memilih tidak ingin difoto juga, ingat lho bayi juga bisa memiliki kehendak, karena ini kan persalinan dia, bayi lah bintang tamu sesungguhnya."
Selanjutnya
Bukan Lagi Tabu
Di zaman serbacanggih dan semakin banyak tempat untuk memamerkan momen bahagia, tak heran jika foto-foto intim kini tak lagi tabu untuk diumbar di akun media sosial. Menurut Psikolog, Elizabeth Santosa, banyak faktor yang menjadikan foto momen persalinan menjadi tren.
"Dulu memang unggah foto kehamilan dan persalinan itu bentuknya privat, sekarang sudah enggak. Bahkan sampai ada foto studionya. Atau memang karena orang itu ingin mendokumentasi," katanya.
Persalinan dari sisi psikologi juga merupakan hal yang besar yang akhirnya sengaja mereka dokumentasikan. Kelahiran dan persalinan adalah momen penting yang memang sengaja ingin didokumentasikan. Bahkan banyak yang sudah dokumentasikan dari mulai bulan-bulan awal kehamilan dibuat seperti jurnal, sehingga saat anak besar nanti, bisa melihat kembali prosesnya saat dia dalam kandungan sampai dia lahir.
"Tren terjadi juga karena ada demand. Segala sesuatu bisa dikomersialkan. Mungkin studio foto, fotografer, mungkin jadi faktor untuk cari cara apalagi ide-ide yang bisa dikembangkan dari momentum. Ditambah adanya medsos, di mana orang bisa mengekspresikan dan bisa dilihat oleh orang lain."
Ditambah lagi, kata Eli, dunia di zaman teknologi ini tidak ada batasan buat berekspresi. "Dengan kata lain ada simbiosis mutualisme lah."
Memajang foto persalinan di media sosial secara terbuka juga dipengaruhi oleh masalah budaya. Saat ini bahkan semakin banyak orang bebas berbikini.
"Mungkin buat mereka bukan suatu hal yang tabu. Apalagi kalau selebriti yang lakukan, waduh, bakal dilakukan juga sama masyarakat secara umum. Di Indonesia, kita masih, kadang kaget lihat hal-hal begini. Masih dianggap tabu, jadi perspektifnya begitu. Cuma, salah benarnya suatu hal dilakukan, itu dilihat dari perspektif kalau menurut saya. Perspektif orang yang melihat foto itu."
Meski momen persalinan yang dipajang di akun media sosial kadang ikut membuat orang yang melihatnya bahagia dan haru, ada juga dampak buruknya. Maka dari itu, Eli menyarankan, untuk mereka yang berniat memamerkan momen intim di akun media sosial, harus punya kesiapan mental.
"Namanya sudah posting, apapun yang kita pikir baik, artinya kita udah harus siap. Siap apa? Mau postingan baik buruk, ya orang berhak menilai dan kita harus siap sama itu. Apalagi kalau akunnya tidak privat. Yang akun privat aja orang masih bisa mencibir komen baik komen negatif, itu kan hak."
Hidup itu seperti dalam akuarium di era digital ini, karena semua orang sepertinya bisa lihat segala aktivitas manusia lainnya. Namun, lagi-lagi Anda harus siap, dengan komentar-komentar orang yang melihat momen intim Anda.
Dia pun menilai, mengabadikan momen kelahiran dan memajang foto intim seperti persalinan di akun Instagram adalah hal yang wajar. Tergantung motivasi seseorang.