Dimanjakan Google

Google.
Sumber :
  • VIVA.co.id/Agus Tri Haryanto

VIVA.co.id – Dunia semakin mengalami ketergantungan dengan Google. Fitur-fiturnya terbukti sangat membantu, memanjakan serta mempermudah hidup penggunanya, baik di desktop maupun di smartphone.

Dikutip dari situs Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), dari e-marketer memperkirakan, dari 250 juta penduduk Indonesia sekitar 100 juta akan menjadi pengguna smartphone di 2018 nanti. 

Dari angka itu, diperkirakan 98 persennya adalah pengguna sistem operasi Google Android. Ini artinya, ada 98 juta orang yang sudah fasih berkutat dengan fitur-fitur Google. Ini belum termasuk para pengguna fitur Android di desktop, yang familiar dengan browser Chrome, mesin pencarian Google Search, atau Google Earth.

Namun tidak semua orang menggunakan fitur Google untuk hal-hal yang bermanfaat. Tidak sedikit yang menggunakannya untuk kepentingan penipuan. Bahkan baru-baru ini Google memberikan pembaharuan pada layanan petanya. Perusahaan digital terbesar di dunia itu mencabut keterbukaan proses editing Google Maps. Pengguna tidak bisa lagi sembarangan memasukkan nama gedung dan lokasi di peta Google.

Awalnya, proses editing di Google Maps memang terbuka bagi siapa saja. Sayang, banyak pihak yang justru memberikan informasi hoax dan salah di peta tersebut.

"Google My Business memungkinkan jutaan pemilik perusahaan untuk memberikan info alamat dan bisnis mereka di Google Maps dan Google Search. Namun sayang, studi yang kami lakukan menunjukkan setidaknya ada 0,5 persen fake listing (info palsu) di maps dan search setiap wilayah. Kami pun membersihkannya dan mengurangi sekitar 70 persen fake listings di kedua layanan itu sejak Juni 2015. Sebelum memulai memasukkan kembali info-info dari pengguna, kami juga telah menemukan sekitar 85 persen fake listing di Google Maps yang belum sempat terpublikasi," ujar Security dan Anti-Abuse Research Google, Kurt Thomas, dalam keterangannya.

Google juga membuat sebuah terobosan baru di desktop, yakni layanan pemesanan untuk kegiatan olahraga. Layanan ini terintegrasi dengan Maps dan mendeteksi ketersediaan jasa olahraga, baik yoga maupun gym. Sayang, di Indonesia fitur ini belum tersedia.

Sedangkan di mesin pencarian, Google juga menambahkan fitur baru seperti Knowledge Panel yang dikembangkan agar pengguna internet tak lagi harus menelusuri banyak tautan untuk mendapatkan jawaban dari pertanyaan mereka di Google. Untuk mencari informasi tentang penyanyi atau musik, di panel ini juga disertakan lirik lagu-lagu yang sempat mereka nyanyikan.

Untuk yang tak bisa melukis, salah satu program dalam uji coba artificial intelligence (AI Experiments) yang digagas Google, terdapat sebuah aplikasi bernama AutoDraw. Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk menggambar sesuatu meski tidak memiliki keahlian untuk melukis sekalipun. Pengguna bisa mencoretkan apa saja di media putih itu. Algoritma AutoDraw Google kemudian akan menghadirkan beberapa gambar yang diinginkan sesuai dengan pola coretan.

Selanjutnya... Google Assistant dan Android O

***

Google Assistant dan Android O

Yang menarik tahun ini, Google mencoba menawarkan kepada penggunanya sebuah asisten virtual, mirip dengan Cortana Microsoft, Apple Siri dan Alexa buatan Amazon. 

Google Assistant bisa digunakan dengan perangkat tambahan, seperti smartphone atau speaker bernama Google Home. Asisten di Google Home ini bahkan bisa disuruh untuk berbelanja, menggantikan posisi Anda ke pasar saat sedang sibuk.

“Untuk membantu Anda mengimbangi jadwal yang sibuk dan berbelanja barang-barang yang Anda butuhkan, kami memperkenalkan berbelanja dengan Google Assistant di Google Home Anda. Layanan tersebut berhubungan dengan unit pengiriman Google Express yang peretailnya di Amerika Serikat mencakup Costco, Whole Foods Market, Walgreens, PetSmart dan Bed Bath & Beyond," ujar manajer produk Google Assistant, David Wang.

Namun belum diketahui kapan Google Home akan hadir di Indonesia.

Sejatinya, Google Assistant hampir mirip dengan Google Voice. Google Assistant merupakan upgrade atau perpanjangan dari fitur Google Now serta perluasan kontrol suara “OK Google”. Kedua layanan itu digabungkan menggunakan pengalaman AI Bot-centric terbaru, yang dirancang memberikan interaksi percakapan dua arah. Tahun ini fitur itu akan tersedia untuk semua perangkat Android dengan OS versi 6.0 dan 7.0 (Marshmallow dan Nougat).

Ini artinya, semua pengguna smartphone dengan basis Android terbaru bisa menggunakan asisten virtual itu. Apalagi OS Android O yang sebentar lagi akan meluncur menggantikan Nougat. 

Di dalam OS tersebut, Google berjanji akan meningkatkan daya tahan baterai dan performa software, kualitas audio yang tinggi, pembaharuan notifikasi, picture-in-picture videos, dan dukungan keyboard yang lebih mumpuni.

Selanjutnya... Bermain dengan Google Search

***

Bermain dengan Google Search

Business Insider melaporkan jika Google Search ternyata bisa diajak untuk bermain-main. Ada beberapa permainan yang bisa dilakukan Google Search, yakni Flip a Coin, Roll a die, dan Random Number.

Saat Anda berhadapan dengan Google Search, ketik di kolom pencarian kalimat Flip a Coin. Belum tekan Enter, maka Google akan menampilkan salah satu dari dua gambar yang biasa ada di permainan lempar koin, yakni kepala atau ekor. Permainan ini bisa jadi berguna bagi Anda yang sedang bingung mengambil keputusan.

Selanjutnya, ketik kata 'Roll a die' dalam kotak pencarian di Google Search. Secara otomatis akan keluar sebuah dadu lengkap dengan jumlah balaknya. Ini sama dengan permainan lempar dadu biasa, hanya saja dibuat dalam platform virtual.

Yang terakhir adalah Random Number. Dengan mengetikkan kata random number maka akan keluar angka yang bisa dijadikan rujukan untuk memilih peserta permainan yang duluan diberi kesempatan bermain.

Bagaimana? Banyak fitur Google yang menarik untuk digunakan? Untuk aksi positif atau negatif, itu bergantung sekali pada penggunanya. (one)