Jawara Sepeda Motor di Indonesia
- VIVAnewss/Herdi Muhardi
VIVA.co.id – Lalu lintas Jakarta makin sesak dengan kendaraan. Tiap tahun, ada sekitar satu juta unit mobil baru yang berpindah tangan dari diler ke konsumen. Angka yang ditorehkan diler sepeda motor, bahkan jauh lebih tinggi, kurang lebih enam juta unit per tahunnya.
Kehadiran jasa transportasi berbasis aplikasi, awalnya sempat membuat penjualan motor berkurang. Hal ini terlihat, dari data yang dilansir oleh Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI).
Berdasarkan data yang diterima VIVA.co.id, penjualan motor di 2015, mencapai angka 6,48 juta unit. Namun, angka tersebut turun menjadi 5,9 juta unit pada tahun berikutnya. Pada periode tersebut, masyarakat Indonesia memang sedang menikmati tarif murah yang ditawarkan oleh penyedia jasa ojek berbasis aplikasi.
Dari jutaan unit sepeda motor yang terjual, jenis skuter matik, atau skutik masih mendominasi pasar motor di Tanah Air. Pada 2012 silam, pangsa pasar skutik di Indonesia mencapai angka 47 persen.
Namun, pada 2015, angkanya naik menjadi 75 persen. Di tahun berikutnya, pangsa pasar skutik kembali naik menjadi 79 persen. Padahal, total penjualan motor di 2016, menurun angkanya dibandingkan dengan 2015.
Saat ini, hampir semua produsen motor yang ada di Indonesia, menghadirkan varian skutik. Mulai dari produsen asal Jepang seperti Honda, Yamaha, dan Suzuki, hingga pabrikan motor asal India dan Italia, yakni TVS dan Piaggio Vespa.
Bahkan, pabrikan motor yang biasa menghadirkan jenis motor gede, atau moge juga tidak mau kalah. Ini terbukti dari hadirnya beberapa motor buatan Eropa, seperti BMW Motorrad dan Peugeot, yang dilengkapi dengan transmisi otomatis.
Skuter matik Peugeot (Foto: VIVA.co.id/Herdi Muhardi)
Menjamurnya skutik di Indonesia, juga mendapat sorotan dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Beberapa waktu lalu, Honda dan Yamaha dituduh melakukan bersekongkol mengatur harga skutik di Tanah Air.
Meski didera kasus, namun penjualan skutik tampaknya tidak terganggu. Dari data terbaru AISI yang diterima VIVA.co.id, 83 persen motor yang terjual pada Januari 2017, adalah jenis skutik. Angka ini naik lima persen dibandingkan bulan yang sama tahun lalu.
Selanjutnya….masa depan skuter matik
***
Tidak hanya kondisi baru, skutik bekas pakai juga menjadi buruan banyak konsumen motor bekas. Hal itu diakui oleh pihak PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), agen pemegang merek motor Yamaha di Tanah Air.
Menurut mantan Assistant General Manager Marketing YIMM, Mohammad Masykur, motor matik telah meredupkan kepopuleran motor bebek dan juga motor sport.
Ia mengatakan, harga jual yang tinggi dari motor bekas, karena dipengaruhi animo, atau minat masyarakat. Sehingga, sangat wajar harga skutik bekas sangat tinggi. Sebaliknya, motor bebek dan sport bekas pakai cepat anjlok.
"Kami sebagai APM (Agen Pemegang Merek) susah kontrol, karena ada banyak faktor. Kami juga tidak bisa membatasi kesukaan konsumen, karena patokan utama pastinya ada animo masyarakat,” ungkap Masykur beberapa waktu lalu.
Hal serupa juga dikatakan pemilik gerai motor bekas kawasan di Rawa Belong, Palmerah, Jakarta Barat, Charlie. “Matik paling banyak dicari oleh warga Jakarta. Biasanya, orangtua membelikan motor untuk anaknya yang remaja, atau untuk digunakan aktivitas sehari-hari,” ujar Charlie kepada VIVA.co.id.
Skuter matik Honda Spacy (Foto: VIVA.co.id/Hadi Suprapto)
Pengamat otomotif dari Institut Teknologi Bandung, Yannes Martinus, menjelaskan, tren skutik di Indonesia di masa depan cenderung naik. Hal itu, karena banyaknya kemudahan yang ditawarkan, baik dalam hal pengoperasian maupun perawatan.
“Pamor skutik tidak akan merosot. Karena, skutik itu kan menjawab kepraktisan dan kemudahan yang dibutuhkan sekali oleh masyarakat urban,” tuturnya saat dihubungi VIVA.co.id, Jumat 23 Maret 2017.
Ia juga mengatakan, pengguna motor kini makin tidak akrab dengan mesin kendaraan. Jadi, pengguna lebih banyak menyerahkan soal mesin kendaraan ke bengkel dan menukarnya dengan uang.
“Itu ciri budaya urban, tidak mau repot. Beda dengan motor bebek. Mereka yang masih senang dengan transmisi manual itu benar benar orang yang cinta kendaraan,” ungkapnya.
Selanjutnya...menguasai pasar motor baru dan bekas
***
Saat ini, model skutik yang ditawarkan produsen motor semakin beragam. Jika dulu skutik hanya memiliki satu varian saja, kini tiap merek setidaknya menghadirkan dua varian.
Dua varian yang dimaksud adalah ukuran kecil dan besar. Umumnya, ukuran kecil dipilih oleh pengendara motor wanita, sementara ukuran besar menjadi favorit kaum pria.
Namun, saat ini tren skutik sudah mulai bergeser ke arah ukuran yang lebih besar, atau yang biasa dikenal dengan istilah maxi scooter. Ciri-ciri skutik model ini adalah menggendong mesin berkapasitas di atas 150cc dan memiliki bodi dengan ukuran yang cukup besar.
Beberapa contoh skutik yang dijual saat ini dan masuk dalam kategori maxi scooter yakni Honda PCX 150, Yamaha NMAX dan Suzuki Burgman 200. Hingga saat ini, penjualan tertinggi maxi scooter di Indonesia masih dipegang oleh Yamaha.
Sementara itu, pasar skutik berukuran kecil menjadi penyumbang terbesar pabrikan Honda dan Yamaha. Dari data AISI, penyumbang terbesar Honda berasal dari tipe BeAT.
Setiap bulan, angka penjualan motor sejuta umat itu tidak pernah kurang dari ratusan ribu unit. Angkanya sangat kontras dengan tipe-tipe lainnya, baik yang dimiliki Honda maupun pesaingnya, yang ada di kisaran puluhan ribu unit.
Bahkan, saat Honda menyetop penjualan BeAT tipe lama dan menggantikannya dengan model baru, angka penjualannya tetap di atas 100 ribu unit.
Secara umum, ada tujuh model skutik Honda yang menempati daftar 10 motor terlaris di 2016. Setelah BeAT, posisi berikutnya ditempati oleh Vario dan Scoopy.
Yamaha menempati urutan keenam, ketujuh dan ke-10 dalam daftar tersebut. Posisi keenam ada model pesaing BeAT, yakni Mio M3 125. Posisi berikutnya ditempati NMAX, yang pada 2016 lalu, berhasil terjual sebanyak lebih dari 250 ribu unit.
Motor skuter matik bekas (Foto: VIVA.co.id/Dian Tami)
Sama seperti kondisi baru, penjualan motor bekas pakai juga didominasi oleh merek Honda, Hal itu diungkapkan oleh pemilik diler motor bekas Mulya Motor yang berlokasi di Condet, Jakarta Timur, Usman.
"Beat dan Vario (terlaris), baik itu tahun lama maupun keluaran baru. Keduanya sekarang banyak dicari," katanya, saat berbincang dengan VIVA.co.id.
Tingginya permintaan Beat dan Vario bekas juga berpengaruh terhadap harga jualnya. Kata dia, harga bekas dua motor buatan Honda itu hanya turun sedikit ketimbang model lain. "Tentu (stabil), karena kan banyak yang minat. Harganya akan menurun, tapi tipis. Tidak sama dengan model lain," ujarnya.
Sedangkan untuk merek lain, Usman menjelaskan, Yamaha NMax kini jadi salah satu motor yang tak pernah surut peminat. Hal ini terlihat dengan cepatnya unit yang terjual. "NMax itu juga kencang (penjualannya). Cukup disimpan dua, atau tiga minggu, langsung ada saja yang beli," tuturnya. (asp)