Nasib Samsung Usai Krisis Galaxy Note 7

Galaxy Note 7.
Sumber :
  • REUTERS/Kim Hong-Ji/File Photo

VIVA.co.id – Episode kelam Samsung masih berlanjut atas perangkat andalan mereka, Galaxy Note 7 yang bermasalah pada baterainya.

Setelah memutuskan menarik 2,5 juta nit Galaxy Note 7 pada awal September lalu, kini Samsung memutuskan menghentikan produksi perangkat andalannya tersebut. 

Penyebabnya adalah insiden pada Galaxy Note 7 yang masih berlanjut. Jika pada episode sebelumnya, awal bulan lalu, Samsung menarik 2,5 juta unit Galaxy Note 7 karena ada insiden  perangkat tersebut yang meledak, maka pada episode kedua ini, Samsung masih didera insiden Galaxy Note 7 versi pengganti yang terbakar. 

Menyadari insiden pada Galaxy Note 7 yang terus berlanjut, Samsung sadar diri dan akhirnya memutuskan menghentikan produksi, penjualan dan distribusi perangkatnya tersebut di seluruh dunia. 

Beriringan dengan keputusan itu, Samsung mengaku bekerja sama dengan regulator untuk menginvestigasi problem yang terjadi. Sebagai kompensasi, Samsung menawarkan penukaran Galaxy Note 7 dengan produk lainnya atau mengembalikan uang kepada konsumen. 

"Kami memutuskan untuk menghentikan produksi dan penjualan Galaxy Note 7 terutama menimbang keselamatan pelanggan," kata Samsung dalam penyataannya, yang dikutip Reuters, Selasa 11 Oktober 2016.

Keputusan menarik produk Galaxy Note 7 itu merupakan yang kedua kalinya dalam kurun dua bulan terakhir ini. Praktis, keputusan itu meningkatkan kekhawatiran atas kualitas kendali dari produk Samsung. Selain itu momen buruk ini diperkirakan bakal berdampak pada reputasi Samsung. 

Reuters menuliskan, Samsung mengakui ada ketidakcermatan dalam mengontrol kualitas produk kelas premiumnya itu sehingga membuat perusahaan rugi materi dan reputasi nama besar Samsung jadi taruhannya.

Para pengamat mengatakan, Galaxy Note 7 seharusnya dapat memberikan pendapatan sebesar US$17 miliar bagi Samsung. Akibat rentetan insiden tersebut, investor telah menarik hampir US$20 miliar pada nilai pasar Samsung di bursa saham terakhir, saat saham Samsung turun delapan persen. Penurunan itu merupakan yang terbesar bagi perusahaan Korea Selatan itu sejak 2008.

Dampak Galaxy Note 7 itu bukan hanya menerpa Samsung saja, sebab pemerintah Korea Selatan pun mengaku khawatir krisis Samsung itu bisa mempengaruhi ekspor. 

Kekhawatiran itu disampaikan oleh Menteri Keuangan Korea Selatan, Yoo Il-ho di sela sebuah pertemuan di Seoul, Korea Selatan. 

"Saat ini, kami tidak bisa menyampaikan apa dampaknya pada jangka panjang. Ini terserah ke perusahaan (Samsung) dan pemerintah tidak bisa campur tangan," kata Yoo Il-ho dikutip dari Reuters. 

Sang menteri mengakui, jika Samsung memutuskan terus menghentikan Galaxy Note 7, maka itu kabar buruk bagi pemasukan negeri tersebut. 

Mengamati perkembangan Samsung tersebut, Wakil Presiden Korea-Insight Institute, Kim Duk-jin mengatakan, sudah saatnya Samsung harus mematikan merek Note, untuk menjadi titik balik perusahaan. 

"Samsung direkomendasikan untuk meninggalkan merek Note karena konsumen mungkin masih menemukan merek itu berbahaya, meskipun (Samsung) sudah menyiapkan S8," Duk-jin kepada The Korea Herald. 

Menurut pengukuran Korea-Insight Institute, persepsi atas Galaxy Note 7 secara signifikan telah berubah dalam dua bulan terakhir ini. Persepsi tersebut bahkan secara signifikan berubah di mata pengguna Korea Selatan, kandang Samsung. 

Data Korea-Insight Institute menunjukkan, persepsi negatif atas Galaxy Note 7 naik menjadi 53 persen pada Oktober, angka itu naik dari angka 34 persen pada Agustus lalu, saat perangkat andalan itu pertama kali diperkenalkan. 

Berbanding terbalik, persepsi positif atas Galaxy Note 7 turun menjadi 42 persen dari angka 62 persen pada periode yang sama. 

Reputasi Galaxy Note 7 masih bisa bergoyang, sebab maskapai internasional masih melarang Galaxy Note 7 'terbang' dan sejumlah insiden Galaxy Note 7 yang terbakar. 

Krisis Galaxy Note 7 tersebut juga menarik perhatian politikus Korea Selatan. Politikus partai kanan Korea Selatan, The Saenuri Party, Lee Hae-hoon, memperkirakan biaya yang dikeluarkan Samsung untuk menghentikan produksi Galaxy Note 7 mencapai US$1,9 miliar. 

"Samsung tampaknya telah mengerahkan uangnya untuk menyelamatkan reputasi merek Galaxy," ujar sang politikus tersebut.

Kemungkinan Samsung 'membunuh' merek Note menguat dengan pernyataan yang disampaikan oleh sumber internal Samsung Rusia. Sumber yang diminta ditulis anonim itu mengatakan, perusahaan bakal membuang merek Note dari semua produk Samsung. 

Sementara menurut sumber internal Samsung, konsumen sudah memandang 'cacat' merek Note. Hal itu berdasarkan hasil jajak pendapat yang mengungkapkan lebih dari 50 persen konsumen yang diwawancarai punya persepsi negatif atas merek Note. 

Meski disarankan untuk 'membunuh' merek Note, Samsung dipandang tetap menggunakan merek Galaxy yang sudah terkenal di benak dan hari para konsumen. Sebab, jika meninggalkan merek Galaxy, Samsung butuh upaya keras lagi untuk mengedukasi dan membangun nama merek baru kepada pelanggan. 

Fokus Samsung untuk mengatasi masalah Galaxy Note 7 dipandang bisa menjadi peluang bagi para kompetitor untuk menggoyang perusahaan Korea Selatan tersebut. 

Samsung merupakan produsen smartphone terbesar di dunia, dengan pangsa pasarnya dua kali lipat dari Apple. Pada pertengahan tahun ini, Samsung mengapalkan 77,6 juta ponsel yang hanya terjadi selama kuartal dua saja.

Menurut perusahaan riset Strategy Analytics, Samsung mengandalkan Galaxy Note 7, penerus Galaxy Note 5 yang sebelumnya penjualannya mencapai 15 juta unit selama empat kuartal terakhir sampai Juni tahun ini.

Dengan menghentikan penjualan Galaxy Note 7, Samsung dipandang bisa memanfaatkan kembali Galaxy S7 Edge yang memiliki layar lengkung, namun dengan harga yang lebih murah sejak pertama diluncurkan.

Sebab, bila tidak demikian, bisa saja raihan penjualan produk Samsung itu direbut oleh Apple melalui iPhone 7 dan Google yang baru saja meluncurkan Pixel. Tetapi, untuk merebut pasar Asia, tentunya harus smartphone berbasis Android.

"Mungkin kekosongan (produk Samsung) bisa diisi oleh rivalnya, Apple dengan iPhone 7 dan Google Pixel. Meskipun Oppo, Vivo, LG, dan Sony berpeluang untuk memanfaatkan celah tersebut," ucap Neil Mawston, seorang analis Strategy Analytics dikutip Reuters.

Sumpah bos Samsung 

Terkait penyebab kegagalan pada Galaxy Note 7, Kepala Samsung Mobile DJ Koh mengakui episode ini merupakan ujian besar bagi perusahaan. 

Untuk itu, Samsung bersumpah untuk mengungkap bagaimana problem Galaxy Note 7 bisa terjadi. Bahkan, DJ Koh mengatakan Samsung akan mengerahkan segara sumber dayanya untuk bangkit dari problem tersebut. 

"Saya akan membiayai berapa pun untuk menemukan penyebab pasti (kegagalan Galaxy Note 7) untuk memulihkan kepercayaan konsumen, sehingga mereka dapat menggunakan produk Samsung tanpa masalah keamanan," kata DJ Koh dikutip dari The Korea Herald. 

DJ Koh juga bersumpah untuk menemukan penyebab terbakarnya sejumlah Galaxy Note 7 pengganti dan mengambil langkah yang tepat kepada para konsumen. 

Bos Samsung Mobile itu tak lupa untuk mengampaikan maaf kepada konsumen dan mengucapkan terima kasih kepada tim Samsung atas dukungan di masa-masa sulitnya. 

"Kita akan kembali mendapatkan kepercayaan atas produk kita dengan mempublikasikan penyebabnya, meskipun ini butuh waktu," ujarnya. 

Terkait penyebab problem Galaxy Note 7 pada awal September lalu, perusahaan sudah menyampaikan kemungkinan biangnya adalah sel baterai. 

Namun setelah berbagai laporan dari rentetan terbakarnya Galaxy Note 7 versi pengganti, Samsung menarik pernyataan soal biang kegagalan Galaxy Note 7. Atas munculnya insiden belakangan itu, penyebabnya kemungkinan jauh lebih kompleks, tanpa menyebutkan secara detail. 

Menurut kabar dari sumber industri, penyelidikan Samsung atas problem Galaxy Note 7 dilakukan di markas pusat perusahaan di Suwon, Provinsi Gyeonggi. Di lokasi ini, semua Galaxy Note 7 yang terbakar dikumpulkan.

Untuk memulihkan kepercayaan konsumen, bos Samsung itu menegaskan, perusahaan akan mempercepat penyelidikan. Samsung memang diburu waktu untuk segera menemukan penyebab problem Galaxy Note 7, sebab perusahaan sedang mempersiapkan produk andalan berikutnya, Galaxy S8, yang kabarnya akan dirilis pada Januari tahun depan dalam ajang Consumer Electronics Show (CES).

Galaxy S8 rencananya akan didistribusikan sebulan kemudian. Rencana pengenalan Galaxy S8 itu lebih awal dari kebiasaan siklus Samsung mengenalkan produknya pada awal tahun. 

Namun analis mengingatkan, Samsung agar tak terlalu terburu-buru mengenalkan Galaxy S8, sampai perusahaan bisa menjamin konsumen bahwa problem Galaxy Note 7 tidak akan terjadi lagi. 

"Peluncuran S8 yang lebih awal dari yang direncakanan merupakan hal lain yang perlu dipertimbangkan Samsung Electronics. " kata analis HMC Securities, Noh Geun-chang dikutip dari Korea Times.

Geun-chang mengatakan, memastikan insiden seperti itu tak akan pernah terjadi melalui pemeriksaan kualitas produk merupakan hal yang paling penting bagi Samsung. 

Riwayat krisis Galaxy Note 7

2 Agustus

Samsung mengenalkan pertama kali Galaxy Note 7 di New York

19 Agustus

Samsung mulai menjual Galaxy Note 7 di 10 pasar termasuk Amerika Serikat dan Korea Selatan

24 Agustus

Muncul laporan Galaxy Note 7 meledak

31 Agustus

Samsung menunda pengiriman Galaxy Note 7 ke mitra operator Korea Selatan

1 September

Samsung mulai menjual Galaxy Note 7 di China

2 September

Samsung mengumumkan penarikan kembali (recall) 2,5 juta unit Galaxy Note 7, karena masalah baterai

8 September 

Badan Penerbangan Federal Amerika Serikat (FAA) mengeluarkan imbauan penumpang maskapai agar tidak mengaktifkan atau mengisi daya Galaxy Note 7 dalam pesawat

9 September

Komisi Keamanan Produk Konsumen AS (CPSC) meminta pengguna Galaxy Note 7 untuk berhenti menggunakan ponsel pintar mereka

15 September

CPSC secara resmi mengumumkan penarikan kembali sekitar satu juta Galaxy Note 7

16 September

Warga Florida menggugat Samsung atas insiden ledakan Galaxy Note 7

19 September

Samsung mulai menggelar penukaran Galaxy Note 7 di Korea Selatan. Samsung mengatakan pengguna Galaxy Note 7 di China mengalami insiden perangkat terbakar

21 September

Operator Verizon Communications, Sprint Corp mulai menyediakan Galaxy Note 7 versi pengganti

22 September

Korea Selatan meminta pengukuran keamanan baterai pada Galaxy Note 7

25 September

Samsung menunda penjualan Galaxy Note 7 di Korea Selatan selama tiga hari

29 September 

Samsung mengatakan lebih dari sejuta orang secara global menggunakan Galaxy Note 7 dengan baterai yang dijamin aman

6 Oktober

Pesawat Southwest Airlines di AS dievakuasi karena munculnya asap dari Galaxy Note 7

9 Oktober

AT&T dan T-Mobile menghentikan rilis Galaxy Note 7 versi baterai aman karena masalah keamanan

11 Oktober

Samsung secara permanen berhenti memproduksi dan menjual Galaxy Note 7