Jalur Berliku Kehadiran Sepeda Motor Listrik

Terra motor listrik
Sumber :
  • VIVA/Jeffry Yanto

VIVA.co.id – Sejak ditemukannya energi listrik, hidup manusia menjadi lebih mudah dan nyaman. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya perangkat listrik yang ada di dalam rumah, seperti televisi, pendingin udara hingga gadget yang kita bawa setiap saat.

Listrik juga memegang peranan penting di dunia otomotif. Tanpa energi ini, mesin tidak akan hidup dan penumpang bakal jenuh, serta gerah saat duduk di dalam mobil.

Bahkan, ada beberapa produsen otomotif yang mulai memakai energi listrik sebagai pengganti mesin konvensional. Diklaim mampu mencegah kerusakan lingkungan, karena tidak menghasilkan emisi gas buang, mesin listrik disematkan ke beberapa model mobil.

Pabrikan sepeda motor juga tidak mau kalah. Mereka juga memasang motor listrik dan baterai berkapasitas besar pada rangka sepeda motor.

Jika dilihat, sebenarnya motor listrik lebih ideal dipasang pada sepeda motor. Selain beban yang lebih kecil (karena motor hanya bisa diduduki oleh dua orang saja), mengisi daya baterai motor juga lebih mudah dan singkat.

Pemilik hanya perlu memasang kabel pengisian pada steker yang ada di rumah, maka baterai akan terisi dalam waktu beberapa jam. Berbeda dengan mobil listrik yang perlu waktu lebih dari 10 jam untuk bisa terisi penuh.

Selanjutnya...bukan barang baru

***

Motor listrik sebenarnya bukan barang baru di dunia otomotif nasional. Meski tidak dipasarkan, namun enam tahun lalu PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM) sempat memajang tiga motor listrik di pameran Jakarta Motorcycle Show 2010.

Dua tahun kemudian, PT Astra Honda Motor (AHM) melakukan hal yang sama. Mereka memajang beberapa motor listrik, yang saat itu sudah dijual di beberapa negara maju.

Motor listrik Honda EV Neo (Foto: VIVA.co.id/Herdi Muhardi)

Selain AHM, Perusahaan Listrik Negara (PLN) juga memiliki rencana untuk membuat 1.000 motor listrik di Indonesia. Bahkan, mantan Direktur Utama PLN, Dahlan Iskan mengaku, sempat menjajal motor listrik buatan dalam negeri.

"Saya sudah coba motornya tahun lalu (2011), sewaktu saya masih Dirut PLN," katanya dalam pesan singkat kepada VIVA.co.id kala itu.

Direktur Utama PLN saat itu, Nur Pamudji menjelaskan, konsumsi listrik di Indonesia, khususnya Jawa-Bali, turun hingga 1.000 Megawatt pada malam hingga pagi hari, akibat banyak industri dan kegiatan komersial yang tidak beroperasi pada malam hari.

"Seandainya waktu malam digunakan untuk cas motor listrik, kita dapat menyeimbangkan konsumsi listrik," kata Nur Pamudji saat berbincang dengan VIVA.co.id.

Dengan adanya mobil dan motor listrik, PLN dapat menjual listrik lebih banyak, tanpa perlu menambah kapasitas maupun cadangan listrik.

Peningkatan penjualan listrik ini tentu membuat PLN lebih efisien, karena PLN tidak perlu investasi untuk meningkatkan kapasitas.

Sayangnya, proyek tersebut tidak berhasil direalisasikan. Regulasi yang mengatur soal kendaraan bermesin listrik juga tidak pernah terwujud, hingga saat ini.

Selanjutnya...banyak pemain

***

Setelah sekian lama ‘mati suri’, akhirnya gema motor listrik coba dibangkitkan lagi oleh PT Garansindo Technologies. Menjalin kerja sama dengan pabrikan motor asal Amerika Serikat, Garansindo meluncurkan Zero Motorcycle di Indonesia.

Meski dibanderol dengan harga mahal, namun Zero mengusung teknologi terbaru dalam bidang motor listrik. Mampu melaju sejauh 300 kilometer tiap satu kali cas, motor Zero diklaim aman dipakai saat banjir.

Tidak hanya itu, Garansindo juga bekerja sama dengan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS) untuk membuat motor listrik lokal.

Diberi nama Gesits, bahan baku motor ini 90 persen berasal dari dalam negeri. Dibekali motor berkapasitas lima kilo Watt dan baterai 5.000 Watt hours, motor ini hanya perlu waktu 3-4 jam sekali cas.

Motor listrik Gesits (Foto: VIVA.co.id/Januar Adi Sagita)

Selain Gesits, Viar juga tengah sibuk menyiapkan motor listrik. Marketing Communication Viar Motor Indonesia Frengky Osmond mengatakan, pihaknya akan merilis motor listrik bernama Pulse sekira Oktober 2016.

"Proyeksinya Oktober (meluncur). Tetapi, pemesanan sendiri sudah kita buka bagi masyarakat yang berminat," kata Frengky kepada VIVA.co.id beberapa waktu lalu.

Soal harga, sejauh ini dikatakannya masih belum ditentukan. Frengky hanya menyebut apabila Pulse saat ini masih menunggu proses keluarnya harga on the road. Sementara itu, uji tipe sendiri sudah keluar. "Kalau harga off the road-nya sekira Rp16,5 jutaan,” ujarnya.

Tidak mau kalah, pabrikan motor listrik asal Jepang, Terra Motors, juga mencoba peruntungan di Indonesia. Tiga varian motor listrik yang ditawarkan Terra Motors di Indonesia, yaitu dua model e-scooter dan satu model e-bike. Harga yang ditawarkan Rp20-80 juta.

Pekan lalu, AHM bekerja sama dengan Kementerian Perhubungan (Kemenhub), serta Universitas Indonesia menggelar program Uji Coba Perilaku Berkendara Sepeda Motor Listrik.

Tujuannya adalah untuk menyiapkan kendaraan bermotor yang ramah lingkungan bagi masyarakat Indonesia. Untuk keperluan uji coba, AHM menyiapkan dua unit Honda EV Neo, yang dipamerkan empat tahun lalu di Jakarta.

Selanjutnya...janji pemerintah

***

Banyaknya produsen otomotif yang menawarkan motor listrik di Indonesia, rupanya ditanggapi oleh pemerintah.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Pudji hartanto mengatakan, saat ini, Kemenhub masih melakukan pengkajian terkait aturan sepeda motor listrik agar bisa digunakan masyarakat Indonesia.

"Kami masih melakukan pengkajian sampai sekarang. Kami juga sedang kaitkan aturan ini dengan sepeda motor yang sekarang beredar. Kan ada yang menggunakan gas, bensin dan listrik. Tinggal bagaimana kami memikirkan tonase, berat, kelas atau kapasitas mesinnya," kata Pudji di Kantor Kemenhub, Jakarta, Jumat, 2 September 2016.

Kemenhub, kata dia, akan secepatnya merampungkan aturan itu, untuk memberi kemudahan bagi produsen dan juga konsumen menikmati sepeda motor listrik di Indonesia. Kemungkinan pada 2017 mendatang, aturan tersebut akan selesai dibuat.

"Secepatnyalah, jangan sampai payung hukum belum ada. Kebutuhan sudah mendesak. Insya Allah bisa tahun depan,” ujarnya.

Uji Coba Perilaku Berkendara Sepeda Motor Listrik (Foto: VIVA.co.id/Yasin Fadilah)

Sementara itu, meski resmi menggelar uji coba, namun AHM belum sepenuhnya yakin bahwa motor listrik bakal populer dalam waktu dekat.

Direktur Pemasaran AHM, Margono Tanuwijaya mengatakan, butuh waktu untuk mempertimbangkan motor tersebut dapat diterima di Indonesia. Saat ini, AHM masih fokus untuk terus membuat agar motor itu agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia.

"Kembali ke produsen, setiap produk yang kita buat itu harus juga diterima oleh konsumen. Makanya, apapun harus mempertimbangkan itu. Tidak bisa motor yang sudah ada di luar negeri, langsung kita impor ke sini. Harus disesuaikan juga," jelasnya.

Terlepas dari kesiapan pemerintah dan produsen, masyarakat Indonesia sebenarnya sudah lama mendambakan kehadiran motor listrik.

Hal ini terbukti dari terbentuknya beberapa komunitas kendaraan listrik, salah satunya Kosmik (Komunitas Sepeda Motor Listrik). Sebagian besar dari anggota komunitas ini rela memodifikasi motor mereka agar bisa bergerak dengan energi listrik.

Berdasarkan penelusuran VIVA.co.id di laman Facebook Kosmik, mereka juga kerap berkumpul saat acara Car Free Day di Bundaran HI, baik sekadar bertukar pikiran maupun memberi penjelasan pada warga Jakarta soal keuntungan memiliki motor listrik. (asp)