Kenali Penjahat yang Mengincar Anda di Bulan Puasa
- ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso
VIVA.co.id – Beberapa hari jelang Bulan Ramadan, Kepolisian sudah mendeteksi sejumlah kejahatan yang diperkirakan bakal menjadi tren selama umat Muslim melaksanakan ibadah puasa.
Setidaknya, ada delapan jenis kejahatan yang menurut Kepolisian Daerah Metro Jaya, harus benar-benar diwaspadai masyarakat. Jenis kejahatan itu, menurut Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Awi Setyono, terdeteksi dari hasil digelarnya Operasi Pekat Jaya 2016.
"Ada delapan contoh kasus menonjol selama Operasi Pekat Jaya 2016 dilakukan. Kami mengimbau, agar masyarakat bisa lebih waspada saat bulan suci nanti," ujar Awi Setyono di Jakarta, Jumat 3 Juni 2016.
Kejahatan di bulan Ramadan yang paling rawan terjadi di Jakarta ialah, konflik antarkelompok warga, alias tawuran. Baik itu pertikaian antarwarga, atau juga antarkelompok organisasi masyarakat.
Di Jakarta, sudah terpetakan, ada beberapa wilayah yang rawan tawuran, seperti di wilayah Johar Baru, Jakarta Pusat. Jatinegara di Jakarta Timur, dan di Kota Depok.
Dari tahun ke tahun, kasus ini nyaris tak pernah tidak terjadi. Penyebabnya pun bukanlah hal yang mendasar. Berdasarkan catatan Kepolisian, tawuran warga di Jakarta, biasanya terjadi. Karena saling ejek, atau karena masalah sepele seperti, terlalu berisik saat membangunkan warga untuk santap sahur.
Di Jakarta Pusat, Kepolisian setempat, bahkan sudah mengeluarkan peringatan keras, agar tidak terjadi tawuran. Polres Metro Jakarta Pusat, akan membubarkan paksa, sekelompok warga yang berkumpul hingga larut malam, atau dini hari, yakni hingga pukul 00.00 WIB.
"Kami tempatkan personel di tempat-tempat rawan. Imbauan juga untuk tidak nongkrong hingga larut malam. Kalau ditemukan, akan dibubarkan," kata Kepala Sub Bagian Humas Polrestro Jakarta Pusat, Komisaris Polisi Suyatno, kepada VIVA.co.id, Kamis lalu, 26 Mei 2016.
Kejahatan lain yang diperkirakan mengalami peningkatan jumlah kasus, ialah pencurian. Baik itu pencurian dengan kekerasan, alias perampokan dan pembegalan, atau pun pencurian ringan, seperti pencurian rumah.
Menurut Kepolisian, pencurian dengan kekerasan berpotensi terjadi malam hari, terutama di wilayah lengang dan gelap. Berdasarkan pengalaman, di ibu kota dan kota penyangga, tindak kejahatan pembegalan menjadi salah satu kejahatan yang paling ditakuti masyarakat. Karena, pelaku selalu membekali diri dengan senjata tajam dan senjata api setiap kali beraksi.
Bahkan, karena tingginya peningkatan jumlah kasus pembegalan, Polres Kota Depok telah membentuk tim khusus pemburu begal bernama Tim Jaguar.
Tim Jaguar merupakan anggota Kepolisian yang dipersiapkan dari kesatuan reserse kriminal. Mereka memiliki tugas melakukan pencegahan kejahatan pembegalan, dengan cara patroli dan razia khusus, yang dilakukan di tempat-tempat, di mana begal biasa beraksi.
Selanjutnya.. Penipuan berbasis telepon...
Penipuan berbasis telepon
Masih cukup segar di ingatan masyarakat, saat Polda Metro Jaya membongkar jaringan penipuan bermodus hadiah dari penyedia jasa telekomunikasi, yang tenar dengan julukan penipuan 'Mama Minta Pulsa'
Kejahatan jenis ini, sangat sulit dicegah. Karena, pelaku tidak pernah membidik siapa calon korban. Calon korban didapatkan dengan sistem acak nomor telepon. Biasanya, penipu ini semakin banyak beraksi malam hari selama bulan Ramadan. Terutama, jelang sahur dan sebelum waktu Salat Subuh.
Bahkan, penipuan ini telah beraksi, sebelum bulan puasa tiba, seperti yang di alami Komisaris Polisi Mustamin, Anggota Bagian Operasional Polres Metro Jakarta Pusat. Mustamin nyaris saja tertipu dalam jebakan hadiah yang ditawarkan pelaku.
Kasubag Humas Polrestro Jakarta Pusat, Kompol Suyatno menjelaskan, sindikat ini mulai marak saat memasuki bulan Ramadan. Dengan modus menggunakan penipuan yang bermacam-macam, pelaku menyasar beberapa korbannya yang kebanyakan tersebar di seluruh Indonesia. Mereka ada yang mengaku dari penyedia layanan telepon, anggota keluarga yang ditangkap polisi, kecelakaan, dan lain-lain. "Pada akhirnya, ya minta uang juga," kata Suyatno.
Sebab itu, Kepolisian mengimbau kepada masyarakat untuk selalu berhati-hati, kritis dan tidak mudah percaya dengan modus penipuan yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun ini.
"Masyarakat harus teliti dan waspada, karena jika lengah, sindikat ini bisa meraup hingga menghabiskan seluruh harta korbannya," ujar Suyatno.
Selanjutnya... Copet, jambret, dan penodong...
Copet, jambret, dan penodong
Pencopet, penjambretan, dan penodongan merupakan jenis kejahatan yang juga cenderung meningkat di bulan Ramadan. Kejahatan jenis ini, biasanya terjadi di siang hari, di tempat-tempat ramai, seperti pusat perbelanjaan, terminal, dan angkutan umum.
Kawasan yang paling sering terjadi tiga kejahatan ini, seperti Pasar Tanah Abang, Terminal Bus Pulo Gadung, Terminal Bus Tanjung Priok, Terminal Blok M, dan Jembatan Penyeberangan Orang (JPO).
Pasar Tanah Abang, sebagai pusat grosir tekstil terbesar di Asi Tenggara menjadi salah satu 'sarang' pencopet beraksi di Bulan Ramadan. Copet begitu leluasa beraksi di pasar ini. Karena, kondisi pasar yang sangat padat didatangi calon pembeli.
Kepala Unit Reserse dan Kriminal Polsek Metro Tanah Abang, Komisaris Polisi Mustakim mengatakan, pencopet di pusat grosir itu, tak hanya berjenis kelamin laki-laki. Tapi belakangan ini, pencopet di kawasan itu, sebagian besar adalah kaum hawa.
"Ibu-ibu, tak sedikit juga yang jadi pelaku," kata Kompol Mustakim, saat ditemui di kantornya, Kamis lalu, 26 Mei 2016.
Mustakim mengatakan, cukup banyak modus yang dipergunakan pencopet wanita di Tanah Abang. Namun, apa pun bentuk modusnya, menurut Mustakim, pencopet hanya mengincar orang yang lengah untuk dijadikan korban kejahatannya.
"Mereka modusnya mencari lengah korban. Mereka beraksi pada saat korban sibuk belanja," kata dia.
Mustakim mengingatkan, para pengunjung Pasar Tanah Abang tidak terlena saat berbelanja di sana. "Di mana ada manusia kumpul, berdesakan di situ rawan kejahatan. Jadi, kami minta pembeli tetap hati-hati," katanya. (asp)