Little Bandung Mendunia

Wali Kota Bandung, Ridwan Kamil
Sumber :
  • Foe Peace - VIVA.co.id

VIVA.co.id – "Little Bandung". Ini bukan judul film, atau sebuah kawasan di ibu kota Jawa Barat.

Namun, itu adalah media promosi produk-produk kreatif usaha kecil dan menengah (UKM) kota Bandung. Tujuannya untuk dikenalkan dan dipasarkan ke mancanegara.

Pun, konsep itu sebagai salah satu respons Indonesia terhadap penerapan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), serta visi kota Bandung menuju "Bandung Juara".

Era MEA mulai berlaku bagi negara kawasan ASEAN sejak awal tahun ini. Meski sejumlah kalangan menganggap Indonesia belum siap, namun nyatanya salah satu kota di Indonesia itu, justru sudah unjuk gigi di pasar internasional.

Ridwan Kamil, wali kota Bandung, sukses membuat sebuah kawasan yang memperkenalkan produk-produk Bandung itu di Paris, Prancis, tahun lalu.

Ya, "Little Bandung" itu adalah sebuah konsep yang memperkenalkan budaya Bandung di mata dunia. Dikemas berbentuk restoran dan galeri khas Kota Kembang, serta menawarkan produk UKM itu.

Kang Emil, sapaan akrab Ridwan Kamil pun memastikan konsep tersebut akan meneruskan sepak terjangnya di pasar internasional, dengan membuka toko di Kuala Lumpur, Malaysia.

“Dalam empat pekan ke depan, akan ada pembukaan 'Little Bandung' di Kuala Lumpur,” kata Kang Emil saat ditemui di Balai Sarbini, Jakarta, Senin 16 Mei 2016.

Menariknya, pembukaan toko tersebut merupakan permintaan langsung dari pemerintah Malaysia. Bahkan, negeri jiran tersebut mengaku siap menggelontorkan dana hingga Rp70 miliar untuk memborong seluruh produk Indonesia pada pembukaan perdana "Little Bandung" bulan depan.

Menurut Kang Emil, pemerintah Malaysia sangat suka dengan produk-produk Bandung. Mulai dari makanan hingga fashion.

Kang Emil menjelaskan, dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN, langkah pro aktif pun sangat diperlukan agar Indonesia tidak semakin jauh tertinggal dengan negara-negara lain yang sudah jauh berada di depan.

“Jangan kita hanya menunggu, bersikap preventif atau yang lainnya,” tutur Kang Emil.
 
Selanjutnya...Gandeng Majelis Amanah Rakyat

***

Gandeng Majelis Amanah Rakyat

Untuk mewujudkan misi membawa produk Bandung ke Malaysia itu, Pemerintah Kota Bandung akan bekerja sama dengan institusi negeri jiran itu, Majelis Amanah Rakyat (MARA).

"Mereka tertarik dengan Little Bandung, dan akan bikin 200 toko Little Bandung di seluruh Malaysia," ungkap Kang Emil, Senin 16 Mei 2016, di Hotel Santika, Bandung.

Kang Emil menjelaskan, produk Little Bandung yang direncanakan beredar di Malaysia itu di antaranya bidang fashion dan kuliner, seperti kripik pedas serta kue siap saji.

"Dana Rp70 miliar itu dari Pemerintah Malaysia untuk membuka toko yang akan dikelola warga setempat, tapi isi dan barangnya datang dari Bandung," tuturnya.

Kang Emil mengatakan, peresmian Little Bandung di Malaysia, diagendakan sebelum Idul Fitri. Upaya ini pun sebagai salah satu bukti keberhasilan Bandung yang tertarik dalam kemajuan konsep perekonomian lokal menuju taraf internasional.

"Yang pertama akan diresmikan sebelum Lebaran di Kuala Lumpur," kata dia.

Dia menjelaskan, upaya tersebut juga menunjukkan Bandung siap menghadapi MEA. Hasil lobi di Malaysia telah membuahkan hasil dan tidak banyak keluar upaya ekstra.

Branding untuk 200 toko itu, Kang Emil menekankan, agar mempromosikan konsep Little Bandung. "Saya juga paksa agar nama tokonya adalah Little Bandung. Mereka beli putus, tapi jumlahnya akan sangat besar karena target mereka dalam dua tahun ada 200 store," tuturnya.

Emil menambahkan, adanya tawaran ini menjadi pembelajaran bagi pengusaha lokal agar lebih berani mengembangkan komoditas usaha ke mancanegara dengan tetap membawa produk unggulan lokal.

"Mungkin mentalitasnya saja nggak mau ambil risiko membuka usaha di luar negeri. Masih jago kandang saja," ungkapnya.

Selanjutnya...Rujukan Wisatawan

***

Rujukan Wisatawan

Klaim Bandung sebagai kota dengan produk-produknya yang mendunia, memang tak dipungkiri. Bandung sangat dikenal sebagai pusat mode dan fashion hingga produk-produk kreatif lainnya. Tak ketinggalan pula, puluhan ikon kuliner ada di kota yang dijuluki Paris van Java itu.

Tak heran, Kementerian Pariwisata (Kemenpar), tahun ini menggelar hajatan pameran kuliner di kota yang memiliki sejumlah destinasi wisata berhawa sejuk itu.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengatakan, ajang kuliner tahunan itu untuk mempromosikan salah satu pesona Indonesia dalam bentuk wisata kuliner yang menjadi daya tarik wisata budaya. Alasan lain acara ini digelar juga untuk mendorong pemerintah daerah bersama pemangku kepentingan (stakeholder) lain untuk membangun destinasi wisata kuliner Indonesia yang berdaya saing tinggi.

"Kegiatan ini juga untuk memperkenalkan kuliner unggulan daerah agar dapat menjadi ikon di daerahnya sekaligus memperkenalkan kuliner tradisional Indonesia khususnya kuliner di kota Bandung," ungkap Arief melalui keterangan tertulis kepada VIVA.co.id, Sabtu 7 Mei 2016.

Sementara itu, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kemenpar, Esthy Reko Astuty, menyampaikan, pameran 30 ikon kuliner nusantara di Bandung menjadi salah satu upaya meraih target wisatawan mancanegara dari sektor tersebut.

Target wisatawan mancanegara pada 2016 adalah 12 juta orang. Pameran kuliner dinilai cocok untuk menarik wisatawan dari luar negeri.

"Dari 12 juta orang itu, ditargetkan 5,4 juta wisman datang ke Indonesia untuk menikmati wisata kuliner," tutur Esthy.

Memang, selain belakangan getol memasarkan produk-produknya ke mancanegara, Bandung juga kuat untuk menarik wisatawan. Upaya itu dinilai menjadi timbal balik seimbang, antara menarik wisman dan mengenalkan produk hingga ke luar negeri.  

Bahkan, untuk memperkuat identitas kota, Bandung dalam proses pembangunan Gedung Creative Center. Targetnya selesai akhir 2016.

Pembangunan Gedung Creative Center merupakan optimalisasi dari predikat Kota Bandung yang masuk dalam jaringan kota kreatif UNESCO (Creative Cities Network) untuk kategori desain.

"Itu jadi Creative Center pertama di Indonesia," ujar Ridwan Kamil di Bandung, Sabtu, 30 April 2016.

Gedung Creative Center ini direncanakan memiliki fasilitas design library, studio keramik, studio fashion, bioskop, ruang ICT, perpustakaan ekonomi kreatif, dan empat ruang kelas.

Bandung Creative Center ini tidak hanya diklaim sebagai inovasi pertama di Indonesia, namun berada di urutan kedua di ASEAN. Pembangunan gedung tersebut akan berjalan dengan alokasi anggaran dari APBD mencapai Rp53 miliar.