AADC 2, Menjual Nostalgia 14 Tahun Silam
- VIVAnews/Anhar Rizki Affandi
VIVA.co.id – “Ada Apa dengan Cinta” menceritakan tentang kisah Dian Sastrowardoyo (Cinta), seorang siswi SMA yang sering juara lomba puisi yang pada akhirnya dikalahkan siswa pendiam dan antisosial bernama Rangga (Nicholas Saputra). Akhirnya mereka berdua saling mengenal dan jatuh cinta.
Cerita ini, seperti membawa kenangan kembali pada 14 tahun yang lalu, saat film AADC pertama diputar dan mendulang kesuksesan besar. Bahkan, dalam tiga pekan awal pemutarannya, film ini, berhasil menyedot 1,3 juta penonton. Ini hasil dari pemutaran di 24 layar (kemudian bertambah menjadi 76 layar) di 12 kota Indonesia.
Tak hanya itu, film yang saat itu disutradarai Rudy Soedjarwo ini meraup pendapatan Rp65 miliar. Film ini sempat jadi fenomena saat pemutaran perdananya. Hasil pencapaian ini, seolah mematahkan anggapan, film Indonesia dinomorduakan.
Dan Kamis, 28 April 2016, saat sekuel AADC ini ditayangkan serentak, euforia 14 tahun yang lalu seolah terulang. Hari pertama penayangannya, AADC 2 arahan sutradara Riri Riza ditonton 200 ribu orang. Meskipun penayangannya berbarengan dengan film Hollywood yang juga paling dinanti--Captain America: Civil War, AADC 2 tetap tak terkalahkan.
Di sejumlah kota besar seperti Jakarta, Malang hingga Medan, antrean panjang mengular untuk mendapatkan tiket nonton AADC 2. Bahkan di Malang film ini menjadi tuan rumah, mengalahkan Captain America: Civil War.
Karena antusiasme penonton di hari pertama sangat tinggi, di hari kedua penayangannya, layar Captain America: Civil War pun harus diganti dengan AADC 2. “Kemarin Kamis, 28 April 2016, Civil War main di dua studio, hari ini Civil War hanya diputar satu studio dengan empat kali show sehari,” kata Cindy, Customer Service Mandala 21, Malang, Jumat, 29 April 2016.
Sementara di Jakarta, di sejumlah bioskop, tiket AADC 2 ludes terjual. "Pelanggan yang terhormat, film AADC hari ini sudah full dan film Captain America: Civil War hanya tersisa jam 22.20 di kursi paling depan layar," demikian bunyi pemberitahuan dari pihak manajemen Metropole XXI yang ditempel di depan antrian loket tiket, Kamis malam, 28 April 2016.
Kabar baiknya lagi, film yang juga diputar di Malaysia dan Brunei Darussalam ini juga banyak ditonton masyarakat luar negeri di Malaysia. Karena tingginya permintaan menonton AADC 2 di Malaysia, jumlah layar yang awalnya 59 layar ditambah menjadi 81 layar.
Film Berseri
Film nasional, belakangan memang kembali menggeliat. Bahkan, banyak film-film yang sukses penayangan perdananya, lalu dibuatkan sekuelnya atau seri lanjutannya. Sebelum AADC 2, film berseri Laskar Pelangi juga sempat mendulang sukses. Tak tanggung-tanggung, pendapatannya mencapai Rp139 miliar.
Film yang juga diproduseri Mira Lesmana yang dirilis pada 2008 merupakan adaptasi dari novel dengan judul sama, menceritakan tentang sembilan orang murid yang bersekolah di SD Muhammadyah yang terletak di desa Gantong, Belitong.
Kisah perjuangan seorang guru bersama sembilan muridnya ini juga sukses menyedot perhatian. Karena kesuksesannya, film ini pun lagi-lagi dibuatkan seri keduanya. Ini seolah menjadi conton, film berseri mulai jadi tren.Tak hanya dua film AADC dan Laskar Pelangi, tahun ini bahkan produksi film nasional marak menghadirkan sejumlah sekuel. Beberapa film laris lainnya seperti Comic 8: Casino Kings juga dibuatkan lanjutannya.
Film Comic 8: Casino Kings Part 2 memang sudah disiapkan sejak tahun lalu. Saat proses syuting, film yang disutradarai Anggy Umbara ini memang sudah disiapkan menjadi dua bagian. Kalau Comic 8: Casino Kings Part 1 dirilis pada Juli 2015, maka bagian keduanya rilis pada 3 Maret 2016 kemarin. Hasilnya, sukses luar biasa. Memasuki hari keempat penayangannya, jumlah penonton kian bertambah hingga sukses memikat 600 ribu orang. Film yang dibintangi sejumlah komika dan para bintang ternama ini diprediksi bakal lebih sukses dari dua film pendahulunya.
Masih ada lagi beberapa film lain yang juga cukup laris di tahun lalu, juga siap tayang sekuelnya tahun ini. Ada yang bergenre komedi, drama dan religi.
Hanya Euforia?
Fenomena AADC 2 yang berhasil menggeser Captain America: Civil War, juga ikut menjadi sorotan pengamat film. Salah satunya, Daniel Irawan.
Pria yang juga Movie Blogger ini menganggap wajar jika AADC 2 mengulang sukses seperti AADC pertamanya. Ini, karena kisahnya yang menjual nostalgia. "Film ini membuka ingatan para penonton 14 tahun lalu. Di AADC pertama itu filmnya sangat bagus, di zaman yang minim sekali tontonan berbobot, AADC hadir dan ternyata dapat bertahan sampai enam bulan di bioskop. Ini benar-benar fenomenal pertama di industri film," kata Daniel pada VIVA.co.id.
Dan jika di AADC 2 ini membludak, lanjutnya, berarti penonton ingin melihat secara langsung kelanjutan film yang fenomenal di 14 tahun lalu itu. Bagi Daniel, ini sangat wajar jika tiket yang disediakan selalu ludes. Dan ia meyakini, hadirnya film ini, karena sudah dipertimbangkan oleh para pembuatnya.
Namun, jika dibandingkan dengan sekuel film-film Hollywood, sekuel film Indonesia memiliki orientasi yang berbeda. Daniel pun menilai, film AADC 2 ini memang dibuat sesuai ekspektasinya. Sementara di luar negeri, film sekuel laku keras, karena diadopsi dari komik komik dan imajinasi yang luar biasa kerennya, yang terkadang tidak terpikir oleh siapa pun.
"Nah, kalau di Indonesia dibuat sekuel banyak yang nggak laku. Di sini sekuel suka ke luar dari jalurnya, jadi enggak dapat 'nyawa' dalam film itu sendiri," ujarnya.
Dengan kata lain ia mengatakan, sekuel di luar negeri benar-benar menjual kualitas film. Sementara sekuel di Indonesia, lebih banyak berorientasi pada uang. "Nah di sini saya sudah menyaksikan sendiri kelanjutan film AADC 2, di sini mereka menyuguhkan chemistry yang masih sama seperti 14 tahun yang lalu."
Dari segi musik, akting, suasananya luar biasa berbeda dari film yang ramai di bioskop beberapa tahun terakhir ini. Dan sama seperti 14 tahun lalu, film AADC 2 hadir di tengah 'kemarau' film-film tanah air yang monoton.
Daniel pun yakin, suksesnya film-film sekuel ini ke depannya bukan hanya sebagai euforia. Baik kualitas maupun jalan cerita diharapkannya bisa lebih bagus.
"Ada beberapa film yang memiliki kualitas luar biasa. Saya nggak mau menyebutkan film itu apa saja, karena khawatir mendiskriminasikan film yang ada."
"Harusnya suksesnya film sekuel ini bukan sekadar euforia saja. Jangan nanti ujung-ujungnya usaha melanjutkan film dikalahkan dengan usaha satu pihak, 'jualan'. "