Nasib UMNO Setelah Mundurnya 'Dr. M'
- www.siakapkeli.my
VIVA.co.id – Partai Organisasi Nasional Melayu Bersatu (United Malays National Organisation/UMNO) memang identik dengan sosok Mahathir Mohamad. Bagaimana tidak, pria yang kini berusia 89 tahun itu telah menjadi anggota UMNO sejak partai tersebut berdiri pada 11 Mei 1946.
Artinya, Mahathir bergabung bersamaan dengan partai yang menelurkan tokoh-tokoh nasional Malaysia ini, berdiri. Tak hanya itu. Selain kuat di partai, Mahathir termasuk salah satu tokoh yang lama dalam memimpin negara, yakni 22 tahun menjadi Perdana Menteri Malaysia, terhitung sejak 16 Juli 1981 hingga 31 Oktober 2003.
Ia menjadi perdana menteri keempat menggantikan Hussein Onn.
Kuatnya akar politik Mahathir di Malaysia teringat dengan sosok mantan Presiden Soeharto. Di mana Presiden RI ke-2 itu juga memegang tampuk kekuasaan hingga 32 tahun lamanya. Soeharto juga kuat di kalangan ABRI (sekarang TNI/Polri) dan Golongan Karya.
Tak heran, bila kedua tokoh ini memiliki hubungan persahabatan yang sangat erat, selain bersama mantan Perdana Menteri Singapura, Lee Kuan Yew. Mahathir yang dijuluki “Dr. M” oleh kalangan politikus dan pengamat negeri jiran ini berhasil mengubah Malaysia menjadi negara modern.
Dengan gerbong UMNO, "tangan dingin" Mahathir berhasil memimpin negeri jiran itu dengan cara keras dan tegas. Politik dikendalikan sedemikian rupa untuk memastikan stabilitas terjaga. Di atas stabilitas itu lah pembangunan ekonomi digerakkan.
Modernisasi dijalankan dengan baik di atas fondasi sistem “demokrasi terkendali” atau yang acap dikritik sebagai “otoritarianisme terbatas”. Pertumbuhan ekonomi yang relatif tinggi dikawinkan dengan sistem politik stabil di bawah kendali pemerintah.
Memang, sistem politik seperti ini menghambat pertumbuhan demokrasi. Namun begitu, Mahathir berhasil menjadikan Malaysia "rumah" bagi tiga ras besar, yaitu Melayu, China, dan India. Ini lah kunci stabilitas Malaysia terjaga.
Atas jasa-jasanya, Mahathir ditahbiskan sebagai “Bapak Modernisasi” Malaysia.
Kali pertama mundur
Pada 1999, sadar bahwa Malaysia butuh regenerasi, Mahathir pun segera mencari penggantinya. Ia pun sudah "memilih" calon pengganti untuk dijadikan Malaysia-1. Kandidatnya tertuju pada Wakil Perdana Menteri, Abdullah Ahmad Badawi, yang menggantikan posisi Anwar Ibrahim yang divonis penjara lantaran korupsi.
Pak Lah, sapaan akrab Abdullah Badawi, diangkat menjadi perdana menteri pada 31 Oktober 2003. Ia adalah anak emas Mahathir yang diyakini bisa membawa program pembangunan yang sudah ditancapkan sejak lama.
Meski pemerintahan sudah tidak dipegangnya, UMNO masih ada di genggaman pria lulusan University of Malaya, Singapura itu. Mengutip situs dw, Selasa, 1 Maret 2016, berselang lima tahun, terjadi kisruh politik. Tak tanggung-tanggung, konflik ini melibatkan Dr. M dan Pak Lah.
Konflik ini bermula dari kebijakan Badawi yang membatalkan sejumlah proyek besar peninggalan Mahathir. Sebagai senior sekaligus mentor politiknya, ia tersinggung dengan kebijakan tersebut.
Sejak saat itu, kepemimpinan Badawi digoyang. Ia pun dituduh sudah tidak sejalan lagi dengan langkah politik partai dan mentornya itu. Seperti memberi isyarat bahwa langkah berani Pak Lah seolah ingin membuang bayang-bayang Dr. M.
Namun, karena kuatnya Mahathir membuat kisruh elite politik ini berimbas ke perolehan suara UMNO yang mengalami penurunan. Ia seperti mendapat angin segar untuk memberi tekanan dan seruan agar Badawi lengser.
Menurut Sanusi Junid, Sekretaris Jenderal UMNO kala itu, mengatakan, tragedi serupa pernah terjadi pada pendiri UMNO, Datuk Onn Djaffar, yang mundur pada 1951.
Lalu, penggantinya, Tunku Abdul Razak, yang memimpin perjuangan kemerdekaan turut mundur akibat dari kerusuhan rasial yang berujung pada kekalahan Pemilu UMNO di dua negara bagian.
"Sekarang ini, Abdullah Badawi membawa UMNO pada perolehan suara Pemilu yang paling buruk dalam sejarah. Tapi, ia tak mau mundur. Ia bersikukuh untuk terus berkuasa demi keuntungan kroni terdekatnya. Jelas, kami tak mau jadi bagian dari semua itu," ujarnya saat itu.
Lalu, pada 19 Mei 2008, Mahathir Mohamad, untuk pertama kalinya, mengundurkan diri dari kepengurusan Partai UMNO bersama Sanusi Junid.
Kasus besar
Tak perlu berlama-lama, Dr. M akhirnya kembali ke tampuk politik dengan seragam UMNO pada 2009 ketika Najib Tun Razak menjabat perdana menteri, setelah Badawi mengundurkan diri. Najib merupakan anak dari mantan perdana menteri Malaysia kedua, Tun Abdul Razak Datuk Hussein.
Tun Razak adalah mentor politiknya Mahathir Mohamad. Mungkin karena itu lah terjadi "chemistry" antarkeduanya. Hubungan erat ini mendapuk Pak Tun, panggilan akrab Najib, terpilih kembali menjadi perdana menteri pada 2013.
Namun, tanda-tanda hubungan mesra keduanya berakhir ketika muncul ketika dua kasus besar menghinggapi Najib. Mengutip situs The Diplomat, kasus pertama terkait pembunuhan seorang penerjemah sekaligus model cantik asal Mongolia, Altantuya Shaariibuu, pada 2006.
Shaariibuu diduga memiliki informasi akurat terkait skandal korupsi yang melibatkan Departemen Pertahanan. Kala itu, Menhan dijabat Najib Tun Razak. Kedua, penyimpangan anggaran dari badan investasi negara (1Malaysia Development Berhad/1MDB) yang merugikan negara sebesar US$681 juta pada 2014.
Puncak kemarahan Mahathir ada di poin kedua, di mana aliran dana itu tidak transparan dan terkesan ditutup-tutupi Pemerintah Malaysia. Hal ini lah yang menyebabkan Mahathir murka dan menuding Najib telah melakukan korupsi dalam kasus 1MDB.
Ditambah lagi laporan dari sumber yang dekat dengan lingkaran Najib bahwa dia dituding menerima uang sebesar US$1 miliar, bukan angka yang disebutkan sebelumnya.
Mengutip situs Channel News Asia, menurut sumber yang tidak disebutkan identitasnya itu, uang US$1 miliar tersebut adalah sah milik negara, yang harusnya diinvestasikan untuk proyek-proyek pembangunan melalui 1Malaysia Development Berhad (1MDB), namun disimpan di rekening pribadi Najib pada periode 2011-2013.
(Baca: )
Seperti deja vu, atas perlakuan juniornya itu, Dr. M, lagi-lagi, untuk kali kedua memutuskan mengundurkan diri dari UMNO.
"Saya sekarang bukan bagian dari UMNO lagi. (Partai) Ini adalah (milik Perdana Menteri) Najib. Saya sangat malu menjadi bagian dari partai yang melakukan korupsi," katanya.
Oleh sebab itu, Mahathir memastikan kalau Najib tidak akan lama menjadi perdana menteri.
"Sekali lagi, saya sangat malu dengan apa yang menimpa UMNO. Jadi, saya putuskan untuk mundur dan menyerahkan masa depan partai kepada Najib. Tapi, saya juga pastikan bahwa dia (Najib) tidak akan terus menjadi perdana menteri," tutur dia.
Ia pun menggambarkan UMNO sebagai partai yang harus "diperbaiki". Kendati dia mengaku berat meninggalkan partai, namun langkah tersebut tetap harus dilakukan.
(Baca: )
Apakah ini strategi politik Dr. M, yang di kemudian hari bakal comeback ke UMNO?