Bom Mengusik Tahun Baru
Sabtu, 2 Januari 2016 - 01:05 WIB
Sumber :
- ANTARA FOTO/Novrian Arbi
VIVA.co.id - Kemeriahan perayaan tahun baru di Bandung, Jawa Barat, terusik. Sebuah bom meledak di Jalan Dalem Kaum, Kota Bandung, pada pukul 01.20 WIB, Jumat, 1 Januari 2016. Bom diletakkan di bawah mobil tvOne.
Bom itu meledak sejam lebih dua puluh menit setelah tahun 2015 berakhir. Tak ada korban jiwa, luka, maupun kerusakan. Soalnya bom molotov itu berdaya ledak rendah. Polisi bahkan menyebut ledakannya masih kalah dibanding ledakan petasan dalam perayaan tahun baru itu.
“Ledakan bahkan lebih besar ledakan petasan. Jadi, letusan kecil. Lebih besar asapnya,” kata Kepala Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) Bandung, Komisaris Besar Polisi Angesta Romano Yoyol, pada Jumat siang, 1 Januari 2015.
Polisi belum membuat kesimpulan apa pun, termasuk dugaan motif maupun tersangka pelaku. Belum dipastikan juga ada hubungan dengan jaringan teroris, misalnya, kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) atau kelompok lain.
Faktanya, kata Yoyol, sebagaimana diketahui publik juga, bom molotov itu meledak di depan rumah dinas Wali Kota Bandung Ridwan Kamil di Jalan Dalem Kaum. Fakta lain, bom itu diletakkan di bawah mobil peliputan tvOne yang kebetulan diparkir di depan rumah dinas Wali Kota. Tim tvOne saat itu baru selesai meliput perayaan tahun baru.
Selain itu, Yoyol menambahkan, lokasi ledakan juga berdekatan dengan halaman dan lapangan sintetis Masjid Agung Bandung. Ribuan warga memadati kawasan itu untuk merayakan pergantian tahun. Sebagian yang lain menikmati makanan dari para penjual makanan di kediaman wali kota.
Daya ledak bom memang rendah tetapi polisi membenarkan bahwa ada sejumlah paku sepanjang 12 centimeter, baut, kaleng logam, lilitan kabel, dan baterai yang ditemukan di lokasi. Ditemukan pula jam yang dalam kondisi rusak. Tidak dijelaskan jam itu berfungsi semacam timer pada molotov atau bagian terpisah yang tak ada hubungannya.
Wali kota sedang tidak di rumahnya saat peristiwa itu. Ridwan Kamil sedang berkeliling kota untuk memantau situasi malam tahun baru di Bandung. Lokasi ledakan disterilkan segera oleh aparat penjinak bahan peledak kepolisian setempat.
Target teror
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Barat (Polda Jabar), Komisaris Besar Polisi Sulistyo Pudjo Hartono, mengatakan semua sampel barang bukti sudah dikirim untuk diteliti di Pusat Laboratorium Forensik Markas Besar Polri di Jakarta. Hasil penelitian dan dugaan motif serta pelaku diumumkan segera kepada publik.
Markas Besar Polri menolak menjelaskan barang bukti yang diperiksa itu, begitu juga dugaan sementara motif maupun tersangka pelaku.
“Pastinya (sampel barang bukti) langsung diteliti (di Laboratorium Forensik). Hasilnya seperti apa saya tidak tahu,” kata Kepala Bagian Penerangan Umum Markas Besar Polri, Komisaris Besar Polisi Suharsono, dihubungi VIVA.co.id pada Jumat, 1 Januari 2016.
Polisi juga sudah memeriksa 16 orang sebagai saksi. Tetapi belum dijelaskan keterangan apa saja yang didapat dari para terperiksa. Polisi tak ingin tergesa-gesa menuduh kelompok atau pihak tertentu yang bertanggung jawab karena hal itu berhubungan dengan konsekuensi hukum.
Dugaan bahwa bom itu menargetkan pejabat penyelengara negara, yakni Ridwan Kamil, ditepis Kepala Polda Jabar, Inspektur Jenderal Polisi Moechgiyarto. Dia beralasan, lokasi ledakan berada di seberang rumah dinas Wali Kota, bukan di dalam atau halaman dalam bangunan pemerintah itu.
“Kalau (teror bom itu) untuk menyerang pejabat, masih jauh, sangat meragukan. Mungkin urusan pribadi, dendam, atau lain-lain,” kata Moechgiyarto dalam perbincangan dengan tvOne pada Jumat petang.
Dia tak menolak dugaan teror itu menargetkan awak media, yakni para jurnalis tvOne, yang memang sedang bertugas meliput perayaan tahun baru di sana. “Kemungkinan-kemungkinan bisa saja.” Tetapi dia menekankan bahwa polisi tak bekerja berdasarkan dugaan-dugaan, melainkan harus diserta bukti karena semua harus dapat dibuktikan secara hukum. “Tidak bisa kita ungkap kalau pelaku tidak kita tangkap dulu,” katanya.
Moechgiyarto hanya meyakini bahwa bom itu memang ditujukan untuk melukai. Indikatornya adalah benda atau material bom yang, di antaranya, paku, baut, kaleng logam, lilitan kabel, dan baterai, dan lain-lain.
Asumsi lain adalah bom itu ditempatkan di dekat tangki bahan bakar mobil operasional tvOne. Ditambah temuan tutup tangki bahan bakar itu terlepas dan jatuh.
Menurut Moechgiyarto, ada kemungkinan bom itu dimaksudkan untuk memicu ledakan lebih besar kalau sanggup mengoyak tangki bahan bakar. Tetapi, katanya, “ledakan tidak sempurna” sehingga hanya merusak tutup bahan bakar.
Taghut
Moechgiyarto menolak menjawab dengan lugas ketika ditanya alasan jika benar yang disasar adalah para jurnalis tvOne. Semua kemungkinan atau tengara akan terjawab setelah seluruh penyelidikan tuntas.
Baca Juga :
“Kita (Polri) memang sedang perang melawan terorisme. Para teroris itu menganggap polisi taghut (pendurhaka Allah), kafir, dan sebagainya. Sedangkan tvOne selalu memberitakan teror-teror bom, dan bekerja sama yang baik dengan polisi,” katanya, beranalisis.
Tetapi dia menegaskan lagi bahwa dugaan apa pun akan dipastikan setelah selesai penyelidikan, termasuk menangkap pelaku dan hasil resmi pemeriksaan Laboratorium Forensik pada sampel barang bukti.
Polisi memang sudah memeriksa sejumlah saksi. Satu di antara mereka mengaku melihat seorang pria mengendarai sepeda motor yang dianggap mencurigakan dan ditengarai yang meletakkan bom itu. Tetapi saksi itu belum benar-benar yakin sehingga keterangannya masih meragukan.
Polisi perlu memeriksa kamera pengawas (CCTV) di sekitar lokasi yang kemungkinan merekam pelaku. Aparat belum dapat memeriksanya sekarang karena petugas yang bertanggung jawab atas CCTV itu masih libur. “Besok (Sabtu, 2 Januari 2016) akan kita buka CCTV-nya,” kata Moechgiyarto.
Tunjukkan eksistensi
Direktur Deradikalisasi Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Irfan Idris, mengamini analisis Kepala Polda Jabar tentang tengara berkaitan dengan kelompok teror di Indonesia.
Irfan tak menyebut identitas kelompok atau pihak tertentu yang patut dituding bertanggung jawab atas teror bom itu. Daya ledak bom memang rendah tetapi ada pesan tersirat bahwa teroris ingin menunjukkan eksistensi mereka.
“Itu informasi (pesan tersirat) bahwa mereka (teroris) tetap ada. Bisa saja dilatarbelakangi dendam (pribadi), tetapi pesannya adalah mereka ingin menunjukkan bahwa mereka masih ada,” katanya dalam perbincangan dengan tvOne petang itu.
Analisis Irfan didukung ancaman teror di Tangerang Selatan, Banten, pada Kamis siang, 31 Desember 2015. Mal Teras Kota di Jalan Pahlawan Seribu, Serpong, menerima ancaman bom dari orang tak dikenal.
Ancaman teror awalnya diketahui Abdul Mukti, seorang petugas kebersihan di Mal Teras Kota. Dia menemukan sebuah tulisan pada selembar tisu di toilet pria lantai satu mal itu. Isi pesannya: "Pesan Ini Saya Sampaikan Tepat Pada Jam 00.00, Saya Akan Meledakkan Mal Teras Kota Sebagai Tanda Jihad Allahuakbar, IKKEH.”
Setelah mendapatkan tulisan ancaman bom itu, manajemen Mal Teras Kota melaporkannya kepada polisi. Petugas penjinak bahan peledak segera menyisir seluruh ruangan mal. Tak ditemukan bom maupun bahan peledak jenis lain. Ancaman bom nihil.
CEO PT Viva Media Baru, Anindra Ardiansyah Bakrie, prihatin atas peristiwa bom itu karena telah mengancam keselamatan para jurnalis
tvOne
dan warga Bandung yang merayakan tahun baru.
"Saya menganggap semua (media anggota) grup VIVA (tvOne, ANTV, dan VIVA.co.id) adalah keluarga saya. Saya minta diusut tuntas," katanya kepada VIVA.co.id di kompleks kantor tvOne di Jakarta, Jumat, 1 Januari 2015.
Ardi berjanji mengawal langsung pengusutan kasus peledakan bom itu sampai tuntas. "Saya akan turun langsung dan mengawal ini sampai tuntas. Kita harus tahu motifnya apa," tegasnya.
Dia mengaku telah berkoordinasi dengan pimpinan Polri, termasuk Kepala Polda Jabar. "Saya minta atensinya. Saya sudah telepon Kapolda, minta untuk atensinya," ujarnya. (umi)