Membongkar Ancaman Teror di Penghujung 2015
- ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak
VIVA.co.id - Ancaman gangguan keamanan di Tanah Air berhasil dibongkar di penghujung tahun ini. Pihak kepolisian langsung bergerak cepat. Beberapa terduga teroris langsung dicokok. Hasilnya, sangat mengejutkan.
Menurut pejabat keamanan, para terduga pelaku teror kerap menjadikan momen penghujung tahun untuk beraksi. Ini bersamaan dengan Perayaan Natal dan perayaan pergantian tahun.
Pihak Kepolisian, lewat pasukan anti terornya, Densus 88, seakan telah paham betul dengan 'tradisi' ini. Hasilnya, beberapa terduga teroris berhasil diamankan dari beberapa daerah berbeda.
Terendusnya aksi teror ini juga telah disampaikan Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti. Menurut Kapolri, penangkapan terduga teroris di beberapa wilayah memang dilakukan terkait dengan rencana aksi teror di bulan Desember 2015.
"Kami dapat informasi pada bulan Desember pertengahan dan akhir Desember ada aksi teror di Indonesia," kata Badrodin dalam wawancara bersama tvOne, Kamis malam, 24 Desember 2015.
Informasi tersebut, lanjut Badrodin, langsung ditindaklanjuti Mabes Polri dengan melakukan pengamanan ketat dan melakukan penyelidikan terhadap para pelaku dan jaringannya di Indonesia.
"Sehingga jelang Natal dan Tahun Baru kita lakukan beberapa penangkapan pelaku teror yang akan melakukan aksinya pada Natal dan Tahun Baru," ujar Kapolri.
Pihak kepolisian tampaknya tak ingin kecolongan dengan aksi teror yang sewaktu-waktu dapat mengancam keamanan nasional ini. Pengamanan lebih ketat pun langsung diterapkan.
Badrodin menegaskan personel yang dilibatkan untuk pengamanan jelang Natal dan Tahun Baru kali ini lebih banyak dari tahun sebelumnya. Polri melibatkan lebih dari 150 ribu personel gabungan yang terdiri dari Polri, TNI, Perhubungan, Pemda, Dinas Kebakaran.
Pengamanan difokuskan hampir di seluruh pusat-pusat keramaian, seperti Mal, terminal, stasiun, bandara, tempat peribadatan, tempat rekreasi dan tempat-tempat dimana masyarakat biasa melakukan aktivitasnya selama liburan ini.
Selanjutnya: Kepolisian Jadi 'Sasaran Tembak'
Kepolisian Jadi 'Sasaran Tembak'
Yang mengejutkan dari penangkapan terduga teroris ini, terungkap fakta bahwa para pelaku teror kini tak hanya mengincar rumah peribadatan, mall atau tempat hiburan ramai pengunjung. Para pelaku teror dengan terang-terangan juga menjadikan kepolisian sebagai 'sasaran tembak' mereka.
Terungkap ada tiga target utama dari total 8 target yang telah disiapkan di penghujung tahun 2015 ini. Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti masuk dalam daftar bersama Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Tito Karnavian dan Mapolda Metro Jaya.
"Memang salah satu mereka (terduga teroris) menyebutkan targetnya adalah Kapolda dan Kapolri, serta Markas Polda Metro Jaya," kata Tito di Mapolda Metro Jaya, Jumat 25 Desember 2015.
Menanggapi temuan ini, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti sendiri mencoba bersikap tetap tenang. Menurutnya, ancaman menjadi target teroris ini sebagai risiko dari posisinya sebagai Kapolri.
"Iya enggak apa-apa. Bagian risiko sebagai Kapolri. Kami tanggapi hal itu dengan biasa, namanya orang melakukan sesuatu yang baik, tentu ada saja tantangan. Kami hanya harus tingkatkan kewaspadaan," kata Badrodin. saat ditemui di Gereja Katedral, Jakarta, Kamis malam, 24 Desember 2015.
Hal senada juga diungkapkan Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Polisi Tito Karnavian. Kendati mengaku sering mendapatkan aksi teror dari para teroris, Tito mengaku tak gentar.
"Semua urusan mati dan hidup di tangan Tuhan, jadi tidak pernah saya takut dengan ancaman itu," kata Tito.
Namun, pihak kepolisian tak ingin lengah dengan temuan ini. Menurut Kapolri, bisa saja para teroris memang sengaja ingin menyebarkan isu ini untuk pengalihan. Padahal, sasaran sebenarnya adalah tempat-tempat lain.
Selanjutnya: Teroris Sudah Siapkan Pengantin
Teroris Sudah Siapkan Pengantin
Sinyal ancaman aksi teror di penghujung tahun ini memang tak lepas dari rentetan peristiwa demi peristiwa yang terjadi di beberapa wilayah di Indonesia dalam beberapa bulan terakhir.
Menggeliatnya aksi terorisme di penghujung tahun ini ditandai dengan insiden baku tembak di Poso akhir November lalu. Saat itu, aparat gabungan Polisi dan TNI yang tengah menggelar operasi Camar Maleo terlibat kontak senjata dengan Jaringan Santoso.
Akibat kontak senjata ini, salah satu anggota TNI, Serka Sainudin gugur ditembak. Hal ini menandakan bahwa Jaringan Santoso masih berpotensi menggangu keamanan nasional termasuk di penghujung tahun 2015 ini.
Ancaman teror juga terendus di Pulau Jawa. Jumat 18 Desember 2015, Densus 88 melakukan penggerebekan di dua tempat berbeda. Empat terduga teroris berhasil diamankan dalam penggerebekan di Jalan Raya Majenang, Cilacap, Jawa Tengah dan Jalan Awiluar Purbaratu, Tasikmalaya, Jawa Barat.
Dari penangkapan ini, Densus 88 melanjutkan penggeledahan di rumah seorang tersangka teroris di Desa Bulu, Kecamatan Bulu, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah pada Sabatu 19 Desember 2015.
Masih di hari yang sama, Detasemen 88 dibantu tim Gegana Brimob Polda Jawa Timur menyergap tersangka teroris di Mojokerto. Dalam penggerebekan di sebuah rumah Nomor 78 di Jalan Empu Nala, Kelurahan Balongsari, Mojokerto itu berhasil diamankan tiga terduga teroris.
Polisi juga menangkap satu orang terduga teroris di Jalan Granit Kumala 4, Perumahan Kota Baru, Driyorejo, Gresik, Jawa Timur. Sehingga total sembilan tersangka berhasil diamankan Densus 88 dari lima lokasi berbeda.
Menurut Kapolri, penangkapan terduga teroris ini dilakukan setelah pihaknya mendapat peringatan dari badan keamanan Amerika Serikat, yaitu Biro Penyelidik Federal (FBI), dan Kepolisian Australia.
Badrodin mengatakan, para teroris yang ditangkap itu adalah pendukung kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) yang berencana melakukan pengeboman di sejumlah tempat di Indonesia.
Ancaman akan aksi teror di penghujung tahun tak berhenti di situ. Rabu 23 Desember kemarin, Densus 88 kembali menangkap terduga teroris di Bekasi Jawa Barat. Pihak kepolisian mengklaim terduga teroris yang ditangkap di Bekasi ini juga berafiliasi dengan ISIS dan merupakan Warga Negara Asing (WNA).
Dari penangkapan demi penangkapan ini, Polri juga berhasil mendapatkan informasi penting bahwa para pelaku teror telah menyiapkan peledak dan 'pengantin' untuk serangan malam Natal.
Selanjutnya: Kapolri Jamin Keamanan Natal dan Tahun Baru
Kapolri Jamin Keamanan Natal dan Tahun Baru
Keberhasilan Kepolisian menyisir para terduga teroris ini rupanya membuat Kapolri Badrodin Haiti sedikit tenang menyambut perayaan Natal 2015 dan Tahun Baru 2016.
Terlebih, masih menurut Kapolri, sejumlah personel pasukan pengamanan telah disiagakan, termasuk pasukan untuk backup Polri dan TNI.
"Tadi pagi kami sudah gelar apel persiapan, seluruh Indonesia. Prediksi-prediksi ancaman sudah kami lakukan. Tempat-tempat mana yang kita harus antisipasi, semua sudah kami identifikasi," ujar Badrodin, Jumat 25 Desember 2015.
Badrodin menambahkan, beberapa kerawanan ancaman juga sudah ditindaklanjuti. Badrodin menegaskan, hampir seluruh daerah dilakukan antisipasi dan pengamanan, utamanya dilakukan oleh 13 Polda.
"Ada 13 Polda yang jadi prioritas, tapi bukan berarti daerah lain aman-aman saja. Dalam pengamanan ini, kami melibatkan semua unsur, termasuk TNI, Pemda, Satpol PP, Dinas Perhubungan, juga unsur masyarakat," kata Badrodin.
Untuk keamanan nasional di penghujung tahun 2015 ini, total kekuatan yang dilibatkan sebanyak 150.548 personel yang terdiri dari Polri sebanyak 80.197 personel (yang terdiri dari Mabes 705 dan Polda 79.492), TNI 20.681 dan instansi terkait sebanyak 49.670. (ren)