Orang-orang Indonesia yang Berkibar di Hollywood

Iko Uwais dan Yayan Ruhian di Star Wars
Sumber :
  • We Got This Covered

VIVA.co.id - Star Wars: The Force Awakens bikin heboh sejagat setelah diluncurkan di bioskop pekan ini. Hari ini, 18 Desember 2015, kisah lanjutan dari plot pertarungan antar galaksi, yang terjadi setelah 30 tahun dari kisah Star Wars: Episode VI-Return Of The Jedi ini juga diputar serentak di bioskop tanah air.

Sebelum diputar, film ini juga sudah menjadi buah bibir. Bukan hanya karena jalan ceritanya yang menarik, tapi film arahan sutradara JJ Abrams yang selalu dinanti ini juga melibatkan tiga aktor laga Indonesia-- Iko Uwais, Cecep Rahman dan Yayan Ruhian.

Nama mereka lagi-lagi mendunia setelah sebelumnya, juga sempat jadi
sorotan berkat film The Raid. Tiga nama jawara silat ini kini kembali di elu-elukan. Mereka, turut serta mengisi adegan pertarungan visual sci-fi adventure menegangkan ini bersama bintang Hollywood terkenal--Harrison Ford, Carrie Fisher, Daisy Ridley, dan John Boyega.

Kesuksesan mereka, membintangi Star Wars seri ke VII, juga dipuji oleh pihak Walt Diseney sebagai distributor film Star Wars.

"Kita bangga punya tiga aktor laga Indonesia yang dapat memberi kontribusi di film ini. Semoga mereka tidak hanya mencetak sejarah di Indonesia, tapi juga dunia," kata Amith Malhotra, General Manager Walt Disney, sebagai distributor film itu, dalam jumpa pers beberapa waktu lalu.

Meski Star Wars: The Force Awakens sukses di dunia dan melambungkan
nama tiga trio The Raid, tak banyak yang tahu bahwa Iko, Yayan dan Cecep menjalani proses cukup panjang hingga wajib merahasiakan keterlibatan mereka di film ini selama bertahun-tahun.

Bukan hal yang mudah melakukan itu. Selama ini, ketiga aktor itu menutupi rapat tentang keterlibatan mereka di film itu. Setelah sang sutradara angkat bicara, dan karakter mereka di film tersebut terekspos ke publik, ketiganya mulai berani bercerita soal pengalaman mereka syuting di Hollywood.

"Tentu ini kebanggaan buat kami. Hampir dua tahun kami tidak boleh berbicara mengenai keterlibatan kami di sini. Baru dua hari yang lalu lah kami baru bisa mengatakan keterlibatan kami di film ini," kata Yayan di Senayan City, Selasa, 15 Desember 2015.

Iko bersyukur karena aktor-aktor Indonesia diberi kepercayaan untuk
membintangi film Hollywood. Dan itu menjadi kebanggaan tersendiri bagi suami Audy Item ini.

Begitu juga dengan Cecep. Banyak kesan dan pengalaman serta pelajaran berharga yang didapat trio The Raid selama syuting film yang juga dibintangi Harrison Ford ini.

Penuh Rahasia

Trio The Raid, Iko Uwais, Yayan Ruhian, dan juga Cecep Arif Rahman memang berhasil memesona sutradara ternama Hollywood, JJ Abrams. Ia mengaku jatuh cinta dan terpikat kemampuan akting dan bela diri aktor Indonesia tersebut.

Abrams pun meminta ketiganya bergabung dalam film yang dibesutnya, Star Wars: The Force Awakens.

Kabar keterlibatan Iko Uwais cs di film tersebut memang sudah lama
terdengar. Sayangnya, baik Iko maupun Yayan sempat menolak berkomentar soal perannya di film tersebut.

Begitu juga dengan pihak studio dan sang sutradara. Mereka tutup mulut soal karakter ketiga bintang The Raid itu di Star Wars VII. Namun, setelah lama menunggu, akhirnya peran Iko dan Yayan di film Star Wars terungkap.

Seperti dilansir dari Comic Book Movies, Iko Uwais dan Yayan diceritakan sebagai anggota kelompok Kanjiklub. Yayan berperan sebagai Tasu Leech, sedangkan Iko Uwais berperan sebagai Razo Quin-Fee. Kanjiklub adalah kelompok kriminal intergalaksi. Dan bintang The Raid ini akan mempertunjukkan kemampuan seni bela diri dalam film yang juga dibintangi Harrison Ford tersebut.

Kehadiran Trio The Raid di film tersebut mendapat pujian dari Abrams. "Mereka luar biasa. Mereka datang dan melakukan pekerjaan yang hebat," ujar Abrams.

Mendapat pujian dari Abrams memang menjadi suatu yang membanggakan. Namun, diakui Yayan Ruhiyan mendapat tempat di Star Wars VII: The Force Awakens sebagai Tasu Leech, bukanlah hal yang mudah.

Apalagi ia harus puasa bercerita alias merahasiakan hal itu dari sekitarnya selama dua tahun. Bahkan, sang istri juga tak diberi tahu mengenai keterlibatannya di film yang disutradrai JJ Abrams itu. Istri dan anak-anaknya bahkan tak tahu, jika Yayan bakal terlibat di film Hollywood tersebut.

"Istri saya sama anak-anak enggak tahu. Saya izin. Saya bilang ada proyek ke luar negeri dan selesai, yang penting istri saya tahu saya kerja," kata Yayan saat diwawancara di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu, 16 Desember 2015.

Pihak Star Wars memang meminta trio The Raid, Yayan, Iko dan Cecep untuk merahasiakan hal ini. Tapi, jika permintaan itu tidak ada, Yayan tak akan mengumbarnya.

"Terlepas dari bahwa itu ikatan kami dengan mereka. Tetapi kami lebih, apa yang kami lakukan belum tentu muncul di layar. Kita nggak tahu. Selain itu kami tidak tahu bagaimana alur cerita Star Wars nanti. Jadi kalaupun tidak ada larang cerita, kami sendiri nggak mau cerita," ujar aktor berusia 47 tahun ini.

Tak hanya Yayan  yang memiliki kesan mendalam dengan perannya di The Force Awakens. Iko juga punya kisah sendiri tentang proses keterlibatannya di film ini. Ia pun ikut mengakui, bukan hal yang mudah merahasiakan keterlibatannya dalam film ini pada orang-orang terdekatnya. Dan buatnya, bukan hal yang mudah pula bisa ikut terlibat di dalam proses pembuatan film Hollywood. Bukan hanya di Star Wars, Iko sadar karena kelebihan yang dimilikinyalah ia bisa dilirik oleh banyak sutradara Hollywood.

"Menurut gue dari mereka ngomong, tertarik sama warna martial art juga, tertarik sama budaya pencak silat, action-nya unik. Memang mereka butuh icon untuk martial artist yang bisa angkat masing-masing karakter kelihatan. Sisi Jet Lee, Steven Seagal, sudah ada, sekarang dari segi fighting beda dari yang lain. Itu yang ngomong Peter Bergh, sutradara Mile 22," kata Iko.

Tak Hanya Star Wars

Star Wars bukan satu-satunya film Hollywood yang melambungkan nama tiga aktor laga The Raid ke kancah dunia international. Selain karena The Raid sendiri dan Star Wars, rupanya, Iko Uwais juga sering mendapatkan tawaran berperan di film Hollywood.

"Beyond Skyline, Mile 22, Man of Tai Chi.  Kalau yang pasti-pasti saja sih sudah ada tiga," kata Iko pada VIVA.co.id beberapa waktu lalu.

Yayan Ruhiyan juga demikian, keterlibatannya di film Hollywood bukan hanya Star Wars. Ia juga sering mendapat tawaran untuk membintangi banyak peran di film Hollywood lainnya.

"Nggak banyak sih, boleh dikatakan dalam waktu dekat ada, bukan dari layar lebar, tapi tv series dari luar, belum pasti juga mau ambil atau nggak," katanya.

Tak mau ketinggalan, Cecep Arif Rahman juga mengakui hal yang sama. Semenjak bermain di The Raid, ia juga sering mendapat tawaran untuk berperan di film Hollywood. Bahkan kabarnya, akan ada tiga film Holllywood lagi yang akan dibintanginya. Namun demikian, jika namanya makin terkenal di dunia Hollywood, ia tetap akan mengabdikan dirinya sebagai guru, mengingat selalin sebagai aktor, Cecep memang seorang guru Sekolah Dasar dan masih berstatus sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Joe Taslim Ikut Mendunia

Lewat Star Wars, nama tiga trio The Raid kini memang jadi perbincangan. Tapi di luar itu, ada lagi aktor laga Indonesia yang namanya belakangan juga meroket di kancah dunia film Hollywood.

Ia telah sukses berperan di Film Fast Furious. Dialah Joe Taslim. Sama halnya dengan tiga trio The Raid, Joe juga berangkat dari film nasional, lalu dilirik produser Hollywood.

Tak sedikit masyarakat dan penggemarnya yang membanding-bandingkan Iko dan Joe sebagai aktor laga. Meski demikian, Joe tetap berpikir positif karena mereka membawa misi yang sama.

"Sebenarnya kita membawa misi yang sama, tidak bersaing sama sekali. Kalau orang melihat sebagai perbandingan ya tidak apa-apa, bagus aja. That's good thinking," tutur Joe di Senayan City, Selasa 15 Desember 2015.

Mereka berdua ingin terus memancarkan nama Indonesia di kancah internasional. Semakin banyak aktor dan aktris Indonesia yang dilirik Hollywood tentu semakin bagus.

"Market saya dan Iko beda. Tentu kami membawa prinsip yang sama. Intinya membawa nama Indonesia di kancah internasional dan bisa bersaing di dunia film," ujar pria berwajah oriental ini.

Lanjut Joe, untuk bisa bermain di Hollywood tidaklah mudah. Banyak
persaingan casting dari seluruh penjuru dunia.

"Bahkan untuk jadi waitress saja di Hollywood itu susah loh! Tidak mudah casting di Hollywood, persaingan dari seluruh negara," kata Joe.

Joe pun punya penilaian pelaku industri film Hollywood makin banyak membidik aktor Indonesia untuk dilibatkan dalam film terbarunya karena banyak faktor. Ada banyak faktor X yang membuat sutradara asing akhirnya jatuh hati pada bintang film Tanah Air. Hal ini diakui oleh Joe Taslim, aktor yang pernah ikut terlibat dalam film Fast And Furious.

"Saya enggak bisa judge diri sendiri. Industri film Indonesia saat ini memang sedang berkembang. Aktor Indonesia bagi mereka dikenal rendah hati dan tidak ngartis. Aku tahu mereka (aktor Indonesia) gimana, sangat low profile," tutur Joe.

Kerja sama aktor Indonesia sangat dinantikan oleh pihak asing. Aktor Indonesia dinilai memiliki personality yang baik dan sopan. Joe juga mencontohkan sosok Iko Uwais yang baru saja memerankan film Star Wars: The Force Awakens.

"Seperti Iko, dia humble, sopan, tidak pernah mengeluh dan pekerja keras. Itu modal yang luar biasa, karena culture kita mau belajar," kata aktor Fast & Furious ini.

Banyaknya aktor Indonesia yang dilirik pihak Hollywood sebagai bukti bahwa Indonesia dipandang di kancah internasional. Hollywood sangat ketat dan selektif dalam pemilihan saat casting.

"Untuk main di Hollywood itu tidak gampang, persaingannya seluruh dunia, dari negara mana saja," ujar Joe.

Sebagai aktor laga yang mulai banyak dilirik oleh produser film Hollywood, Joe pun disebut-sebut akan mengisi layar lebar dalam film Star Trek. Sebelumnya, manager Joe, Buci, membenarkan pria berdarah oriental ini akan bergabung dalam Star Trek Beyond.

Tapi untuk hal satu ini, Joe tidak banyak berkomentar. Dia hanya ingin
membocorkan jika sudah ada izin dari pihak terkait. "Hahaha, masih lama kan 7 bulan lagi, enggak tahu mau ngomong apa. Entar saja paling dua bulan sebelum filmnya keluar baru bisa banyak omong. Sekarang sedikit info yang bisa dikasih tahu," kata Joe semringah.

Joe mengaku tak ingin mengecewakan fansnya jika rumor tersebut tidak benar. Pemeran Fast & Furious 6 ini berharap dapat memberikan kontribusi yang baik.

"Saya kan enggak pernah ngomong apa-apa sampai dikasih izin untuk share banyak. Mudah-mudahan dapat berkontribusi yang baik. Itu saja yang bisa dikasih tahu," tutur Joe.

Bukan Hanya Aktor

Kesuksesan para aktor laga Indonesia menarik perhatian sutradara Hollywood untuk membintangi film luar negeri memang perlu mendapat apresiasi. Tapi, selain mereka, wanita asal Surabaya, Livi Zheng juga perlu mendapat penghargaan.

Pada 26 November 2015 lalu, Livi juga menjadi sorotan dunia. Lewat film berjudul Brush with Danger yang disutradarainya sekaligus ia berperan sebagai aktris di dalamnya, nama Livi juga menjadi sohor.

Filmnya juga mendapat apresiasi dunia, digarap bersama kru film Hollywood peraih Emmy Award dan nominasi Piala Oscar.

"Proses syuting Brush with Danger seluruhnya dilakukan di Amerika Serikat, yakni di Seattle dan Los Angeles," ujar Livi beberapa waktu lalu di Universitas Petra Surabaya.

Film ini telah sukses di bioskop-bioskop di Amerika Serikat, yang ditayangkan selama dua bulan. Untuk pertama kali, film garapan anak bangsa ini juga diperhitungkan dalam seleksi nominasi Oscar kelompok film Hollywood.

"Brush with Danger masuk dalam seleksi nominasi Oscar untuk kategori Best Picture pada ajang Academy Awards ke-87," tambah Livi.

Disebutkan, dalam perjalanan lolosnya seleksi, tidak tanggung-tanggung, film ini harus bersaing dengan film Interstellar, The Hunger Games, Mockingjay Part I dan film Birdman.

Pada kesempatan itu, Livi juga menceritakan perjuangan dan perjalanannya, juga cita-citanya mewujudkan impian agar film garapannya ini bisa dibuat oleh produser Negeri Paman Sam tersebut. Dia mengaku tak patah semangat saat menawarkan skenario untuk diangkat ke layar lebar.

"Sekali ditolak, dua kali ditolak, tiga kali juga ditolak dan terus saya perbaiki, hingga akhirnya penolakan sampai ke 32 kali. Setelah itu ada jawaban skenario saya bisa difilmkan," kenangnya.

Pemeran utama film ini, Livi Zheng dan Ken Zheng, juga mendapat kehormatan menghadiri perhelatan Academy Awards bersama Joseph Gordon Levitt, Amy Adams dan Anna Kendrick.

Brush with Danger bercerita tentang perjuangan kakak beradik yang
merupakan ‎imigran gelap dari Asia, Alice dan Ken. Mereka adalah pelukis dan petarung yang menjadi imigran gelap di Amerika Serikat.
Keduanya menumpang kapal kargo yang kemudian mendarat di Seattle, Washington. Saat terlunta-lunta sebagai tunawisma dan pengangguran yang hidup di jalanan, muncul kreativitasnya. Selain menjual lukisan kelas jalanan, keahliannya bela diri juga dipertontonkan, demi mendapat uang receh untuk makan dan bertahan hidup.

Film ini dikemas dengan adegan-adegan action yang seru. Itu karena Livi juga mahir bela diri, sehingga bisa memukau dan diakui banyak pihak.Dari cerita tersebut, kemudian muncul Justus Sullivan, pemilik galeri seni, yang menampung bakat keduanya. Dalam perjalanannya, Alice dipaksa memalsukan sebuah lukisan klasik karya Van Gogh. Akibatnya, dua bersaudara ini terlibat kriminal di negeri adidaya itu, dan jiwa ‎keduanya pun terancam.

Dari catatannya, Livi meraih 26 medali dan piala di berbagai pertandingan bela diri di tingkat internasional. Di antaranya, USA World Championship Las Vegas dan juga US Open, Florida.

Ken juga sama, sejumlah prestasi membanggakan banyak disabet. Saat di usia 16 tahun, ia telah berhasil keluar sebagai Juara ‎Nasional Wushu. Juga berbagai pertandingan bela diri di Amerika Serikat.