JJF 2015, Tetap Setia Mengusung Budaya Nusantara

Natalie Cole di Java Jazz Festival 2014
Sumber :
  • VIVAnews/Muhamad Solihin

VIVA.co.id - Pecinta musik jazz di Indonesia kini boleh bersuka cita. Pasalnya, pagelaran akbar musik jazz, yakni Jakarta International Java Jazz Festival (JJF) kembali digelar.

Salah satu pagelaran musik terbesar di Indonesia ini selalu ditunggu oleh para pecinta musik di Tanah Air. JJF akan berlangsung mulai 6-8 Maret 2015. Pihak penyelenggara telah menyiapkan banyak kejutan untuk para penikmat musik jazz yang sudah lama menantikan acara ini.

Mengusung Budaya Nusantara

Sama seperti sebelumnya, JJF tahun ini juga mengusung tema budaya nusantara. Jika tahun lalu mengangkat tema batik dan wayang penuh warna. Kali ini pihak penyelenggara menyuguhkan tema Barong Bali, yang dikreasi sedemikian rupa sehingga terlihat indah, namun tetap sarat makna dan nilai budaya khas Indonesia.

"Kalau tahun lalu wayang dan batik, pada tahun ini giliran Barong Bali yang akan kami perkenalkan. Barong tersebut akan kami aplikasikan lewat desain sebelum dan pada saat event berlangsung," kata Direktur Utama Java Festival Production, Dewi Gontha kepada VIVA.co.id.

Dewi mengatakan, dia akan terus mengeksplorasi dan mengenalkan kebudayaan Indonesia yang beragam melalui JJF. Untuk itu, pada tahun ke-11 ini, pihak penyelenggara mengangkat konsep “Exploring Indonesia”. Tema ini dimaksudkan untuk memperkenalkan Indonesia kepada dunia. Caranya, melalui musik dan kebudayaan.

"Untuk JJF tahun ini, kami akan mengangkat nama dan citra Indonesia dalam setiap detil acara, baik itu dekorasi, penampilan, dan ada beberapa kolaborasi  yang memadukan musik jazz dengan musik khas Indonesia lainnya," ujar Koordinator Tim dari JJF 2015, Eki Puradireja.

Eki yakin, pemilihan konsep ini akan semakin membawa nama baik Indonesia di mata dunia. Untuk itu, tim penyelenggara merasa, acara ini merupakan momen yang tepat untuk bersama-sama membuka mata dunia akan bakat-bakat menarik dan luar biasa yang dimiliki Indonesia.

Panggung Pendatang Baru dan Muka Lama

Tak hanya memperkenalkan wajah Indonesia melalui konsep acara semata, JJF 2015 juga memamerkan sederet nama musisi baru Indonesia yang memiliki prestasi cemerlang baik di musik jazz, maupun di luar jazz. Salah satunya Ananda Sukarlan. Pianis beraliran musik klasik ini akan meramaikan panggung JJF dengan dentingan merdu pianonya.

"Penampilan Ananda nanti akan bertema Rapshody Nusantara, di mana ia akan mengaransemen ulang, lagu-lagu Indonesia yang akan ditambahkan unsur klasik dan jazz di dalamnya," ujar Eki menerangkan.

Tak hanya itu, yang menarik perhatian dari JJF 2015 ini adalah munculnya sejumlah nama yang sudah jarang terdengar di belantika musik Indonesia, salah satunya, Reza Artamevia. Ini merupakan penampilan perdana penyanyi yang tenar dengan lagu 'Pertama' ini setelah JJF menginjak usia ke 11.

"Saya sempat ditawari mengisi JJF dulu, waktu pertama kali tahun 2005. Tapi karena satu dua hal harus batal. Dan setelah 10 tahun berlalu, saya akhirnya bisa 'bayar utang' ke JJF," ujar Reza.

Demi memuaskan penggemar, Reza rencananya akan membawakan 14 lagu. Reza juga akan membawa band sendiri, ART Band. Menurut Reza, musik jazz adalah musik yang mengajarkan dia, ragam teknik vokal dan gaya improvisasi yang berguna hingga saat ini.

"Saya jatuh cinta pada jazz sejak SMA. Musisi-musisi jazz pada saat itu adalah guru-guru terbaik yang mengajarkan vokal pada saya."

Selain kehadiran Reza, ada satu lagi kejutan dari JJF 2015 ini, yakni The Ladies in Jazz. Ini merupakan proyek musik spesial yang menggabungkan tiga musisi kawakan yang kondang di eranya, yakni Erny Kulit, Rien Djamain dan Margie Seiger. Ketiga wanita ini akan bergabung dan membawakan hits mereka yang kaya akan nuansa jazz kekinian.

“Tentunya, penampilan ini dapat mengobati rasa rindu fans pada ketiga musisi berbakat ini. Kolaborasi ini kami buat untuk menghadirkan kembali wajah-wajah lama di musik jazz," ujar Dewi.

Selain kolaborasi ini, masih banyak kolaborasi lain yang disiapkan untuk para pencinta musik Jazz, di antaranya kolaborasi dari Reza Artamevia dengan Teza Sumendra, Sheila on 7 dengan Ron King Horn Section dan masih banyak lagi. Dan yang dipastikan akan menyedot animo masyarakat adalah penampilan Christina Perri dan Jessie J, dua penyanyi profesional yang sedang moncer di kancah internasional.

“Beberapa nama artis internasional yang sudah confirmed adalah Christina Perri dan Jessi J," kata Eki, saat dikonfirmasi perihal kehadiran kedua bintang berbakat ini di Java Jazz Festival tahun ini.

Keduanya akan mengisi daftar bintang utama yang akan meramaikan festival yang setiap tahunnya menyerap minat kaum muda dari segala penjuru Tanah Air.

Tak hanya menampilkan kedua artis papan atas tersebut, pihak penyelenggara JJF 2015 juga telah mengantongi sejumlah nama artis internasional lain yang dipastikan akan menyemarakkan panggung Java Jazz tahun ini. Nama-nama tersebut ialah Chris Botti, Courtney Pine, Etienne Charles, Harvey Mason, Hendrik Meurkens, Incognito, Naturally 7, Ramsey Lewis, Richard Bona dan sejumlah artis lain.

“Ini akan menjadi pagelaran musik besar yang melibatkan banyak negara di dalamnya," ujar Dewi.

Mengenang Denny Sakrie

Namun, kemeriahan JJF 2015 ini agak sedikit terganggu dengan meninggalnya Denny Sakrie, salah satu pendukung dan pendiri acara ini. Pria berdarah Ambon ini tutup usia pada 3 Januari 2015.

Kepergian pengamat musik, yang juga aktif dalam dunia penyiaran ini membuat para musisi dan pecinta jazz terpukul. Pasalnya, kiprah dan kontribusi pria ini bagi dunia musik di Tanah Air sangat besar.

Guna menghargai jerih payah dan dedikasi Denny pada dunia musik Indonesia, tim penyelenggara menyediakan satu momen khusus, yakni “Tribute to Denny Sakrie” yang akan menjadi salah satu agenda acara JJF tahun ini.

“Denny, adalah salah satu orang yang mendukung dan selalu mendampingi kami, dari Java Jazz pertama diadakan. Oleh karena itu, kami merasa perlu memberikan penghargaan ini kepada beliau. Saat ini kami sedang mengumpulkan foto, ulasan, tulisan, serta komentar tentang mas Denny, untuk kami tampilkan nanti pada saat JJF berlangsung," ujar Dewi.

Sebagai bentuk penghormatan, panitia JJF 2015 juga meluncurkan sebuah buku karya Denny Sakrie yang berjudul 100 Tahun Musik Indonesia. Dalam buku tersebut, Denny menuangkan segala pengetahuannya tentang perjalanan musik di Indonesia, selama 1 abad terakhir, tepatnya dari era tahun 50-an hingga memasuki era tahun 2000-an. Buku yang berisi 165 halaman ini menjelaskan secara detail jenis musik dan perkembangannya di Tanah Air. Musisi seperti Benyamin Sueb, Bing Slamet hingga Slank turut dibahas dalam buku ini.

(mus)