Dana Kampanye Melonjak, Terbesar dari Mana?

Dana kampanye
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Andika Wahyu

VIVAnews - Seluruh partai politik telah melaporkan dana kampanye ke Komisi Pemilihan Umum, Minggu 2 Maret 2014. Laporan tahap kedua ini sudah dimulai sejak Jumat 28 Februari 2014, dimulai dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dan Partai Bulan Bintang.

Lalu, diikuti dengan Partai Kebangkitan Bangsa, Partai NasDem, Partai Keadilan Sejahtera, dan Partai Keadilan dan Persatuan Indonesia pada Sabtu 1 Maret ,2104.

Terakhir, Partai Gerindra, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Amanat Nasional, Partai Golkar, Partai Hanura, serta Partai Demokrat pada Minggu, mendekati batas waktu pelaporan.

Menurut Komisioner KPU Ida Budhiati, pihaknya akan mulai memproses verifikasi kelengkapan data-data yang telah diterima selama tiga hari, terhitung mulai dari 3 hingga 5 Maret 2014.

"Ada tiga jenis dokumen yang akan kami periksa dari setiap parpol, yaitu dokumen mengenai sumbangan dana kampanye periode kedua, laporan rekening khusus dana kampanye, dan laporan dana awal," kata Ida dalam konferensi pers di KPU, Minggu malam.

Ida menjelaskan, dokumen mengenai sumbangan dana kampanye periode kedua mencangkup perkembangan dana setiap parpol, setelah laporan dana kampanye pertama yakni usai tanggal 27 Desember 2013 hingga 2 Maret 2014.

Sedangkan dokumen kedua yang akan diperiksa kelengkapannya adalah laporan rekening khusus dana kampanye, di mana segala penerimaan dan pengeluaran dana kampanye harus dicantumkan secara lengkap, termasuk membuka rekening khusus dana kampanye.

Dokumen ketiga, sekaligus dokumen terakhir yang akan diperiksa yaitu laporan dana awal yang mencakup informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran dana kampanye sejak rekening khusus dana kampanye dibuka.

"Akan diteliti seberapa jauh kelengkapan dokumen dilihat dari sisi administratifnya, apakah formatnya sudah sesuai dengan peraturan formulir yang ditetapkan KPU. Jika ada yang belum lengkap, kami akan memberikan kesempatan untuk melengkapi atau memperbaiki dalam waktu lima hari setelah parpol menerima pemberitahuan dari KPU," kata Ida.

Ia juga mengatakan, setelah proses verifikasi dokumen dan data yang berlangsung hingga 5 Maret mendatang, KPU akan mengumumkan hasil ke publik. Masyarakat nantinya dapat melihat langsung di website resmi KPU.


Gerindra tertinggi

Dalam laporan tahap kedua ini, saldo dana kampanye paling tinggi adalah Partai Gerindra dengan total dana kampanye Rp306 miliar. Lalu, disusul PDI Perjuangan Rp220 miliar dan Partai Golkar Rp174 miliar.

Sedangkan partai paling kecil dana kampanyenya adalah PKPI Rp1,3 miliar, disusul PBB Rp29,6 miliar dan PKS 82 miliar. Sementara itu, partai berkuasa sekarang, Partai Demokrat menyediakan dana Rp129 miliar. (Selanjutnya lihat bagan).





Sebagian besar dana kampanye ini berasal sumbangan dari para caleg. Dari Partai Golkar misalnya, Kepala Divisi Keuangan Poniman mengatakan bahwa sumber dana Rp174 miliar itu sebagian besar bersumber dari sumbangan caleg. "Yang kami laporkan hari ini semuanya dari caleg," kata dia.

Sayangnya, Poniman tidak mau menyebut dari caleg mana saja dana itu. Dia hanya mengatakan jumlah caleg tingkat nasional Partai Golkar sebanyak 560 caleg. Pemberian dari caleg terbesar Rp500 juta, sisanya sumbangan di bawah nilai itu.

Wakil Bendahara Umum Partai Hanura Beni Prananto juga mengatakan, sumbangan perorangan yang dilaporkan pada tahap kedua ini mencapai Rp3,45 miliar. Jumlah penyumbang terdiri dari 16 orang, namun tidak disebutkan namanya. Sedangkan sumbangan dari badan usaha juga tidak dijelaskan lebih rinci.

Ia melanjutkan, dari total calon anggota legislatif 558 orang, ada 477 orang yang memberikan sumbangan melalui rekening khusus milik partai di sebuah bank swasta. "Sisanya, belum melaporkan kepada partai tentang sumbangan mereka," kata Beni.

Menurut Beni, sumbangan caleg terbesar mencapai Rp1 miliar. Sedangkan sumbangan terkecil Rp5 juta.

Ketua Tim Dana Kampanye PPP Rachmat Karmana pun mengakui hal yang sama. Dari total dana kampanye yang dilaporkan, terbesar dari caleg. "Kami punya 547 caleg," kata dia.

Sementara itu, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Nurpati, mengaku belum bisa merinci sumber dana kampanye partai. "Masih dalam proses pendataan" katanya.

Namun, dia mengatakan, terdapat 40 caleg yang belum melapor jumlah dana kampanyenya dengan alasan teknis. "Banyak yang sulit dihubungi, karena sudah masuk ke kampung-kampung. Sinyal untuk komunikasi susah," katanya.


Ketidakpercayaan diri caleg
Dosen Pascasarjana Ilmu Politik Universitas Indonesia Mohammad Nasih mengatakan bahwa tingginya sumbangan caleg memperlihatkan pragmatisme politik yang makin menggejala.

Para caleg, katanya, pada umumnya tidak memiliki kepercayaan diri untuk bisa terpilih, kecuali dengan cara jor-joran menggelontorkan uang, baik untuk membuat poster maupun untuk serangan fajar.

"Karenanya, dana yang diperlukan jadi sangat besar," kata pendiri Lembaga Kaderisasi Pemimpin Politik Monash Institute ini.

Menurut Nasih, para caleg menggunakan uang untuk kampanye itu sebuah keniscayaan. Namun, dengan tingginya biaya pencalonan, masyarakat harus hati-hati. Sebab, tidak sedikit caleg dibiayai para pengusaha yang memiliki kepentingan mengatur kebijakan politik.

"Bagi parpol yang memiliki cantolan kekuasaan di pemerintahan, sudah bukan rahasia mereka menjadikan struktur yang mereka kuasai sebagai alat untuk mengambil keuntungan finansial sebagai pembiayaan kampanye," katanya.

"Ini terjadi, karena tidak ada satu pun parpol di Indonesia yang memiliki sumber pendanaan dari iuran anggota," tambahnya.

Dia juga menduga laporan dana kampanye ini cenderung manipulatif. "Hitung saja dana yang dikeluarkan untuk iklan di televisi, itu akan ketemu angka yang sangat besar. Bahkan, bisa melampaui dana yang laporkan itu."

Peneliti Indonesia Corruption Watch Abdullah Dahlan mengatakan, seluruh partai politik peserta Pemilu 2014 memiliki dana yang melimpah. Hampir sebagian calon peserta Pemilu meningkat.

Abdullah menilai, tingginya dana kampanye yang disiapkan parpol mengindikasikan adanya upaya parpol untuk mempersiapkan modal politik besar. Namun, ia mencurigai adanya dugaan parpol tak sepenuhnya jujur dalam melaporkan dana kampanye pada Pemilu 2009 lalu.

"Dari sisi publik, meningkatnya dana kampanye secara drastis menunjukkan jika parpol mulai mendapat kepercayaan dari masyarakat, sehingga banyak yang menyumbang. Ini dilihat dari penerimaan partai," katanya. (asp)

Laporan: Hartini Aprilia Sari