Penataan Tanah Abang, Menuju Pasar Terbesar Asia
Minggu, 11 Agustus 2013 - 19:00 WIB
Sumber :
- VIVAnews/Ikhwan Yanuar
VIVAnews -
Pagi itu, Minggu 11 Agustus 2013, sekitar 700 personel gabungan Satpol PP, TNI-Polri melakukan apel di bawah jembatan penghubung Passar Tanah Abang, Jalan K.H Mas Mansyur, Jakarta Pusat. Aparat keamanan pun menutup jalan agar apel berjalan dengan lancar.
Walikota Jakarta Pusat, Saefullah, memimpin langsung apel tersebut dengan tujuan akan melakukan penertiban pedagang kaki lima (PKL) yang selama ini memadati pinggiran jalan pasar Tanah Abang.
Dalam apel tersebut, Walikota berpesan agar setiap personel untuk meningkatkan koordinasi dalam pelaksanaan penertiban PKL dengan cara persuasif. Menurutnya, relokasi PKL dari pinggir jalan menuju blok G pasar tersebut diperlukan agar pasar Tanah Abang lebih tertib, rapi, dan semua pihak akan diuntungkan.
"Instruksi gubernur ini penataan bukan penertiban. Pak Gubernur ingin semua menang. Kalau jalan Tanah Abang ini lancar maka sosial ekonomi akan tinggi. Ini akan membuat dampak internasional," katanya saat ditemui di kawasan Pasar Tanah Abang.
Setelah apel berlangsung 30 menit, tepat pukul 08.00 WIB para petugas Satpol-PP mulai mengangkut berbagai lapak kayu kosong yang ditinggalkan pedangang ke dalam truk. Penertiban lapak para pedagang liar berlangsung lancar, tidak ada satupun terlihat pedagang dan orang yang melawan.
Belasan truk sampah disiapkan oleh dinas kebersihan. Selain itu, penggusuran juga menggunakan alat berat guna merubuhkan bangunan-bangunan liar yang ada di sisi jalan. Para warga Tanah Abang pun terlihat menyaksikan petugas dengan atusias.
Padahal, sempat terjadi perdebatan antara Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama yang biasa disapa Ahok beberapa waktu lalu dengan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta, Abraham Lunggana (Lulung). Ahok menyatakan adanya oknum DPRD DKI Jakarta yang bermain dibelakang para PKL Tanah Abang. Haji Lulung pun emosi dan menyarankan agar Ahok memeriksa kesehatan jiwanya.
Kekhawatiran tersebut sirna karena Pemprov DKI Jakarta telah menggandeng sembilan organisasi masyarakat yang ada di daerah tersebut untuk mendukung upaya penataan pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara ini. Bahkan, Ketua Ikatan Keluarga Besar Tanah Abang, Muhammad Yusuf Muhi alias Bang Ucu yang dikenal sebagai jawara wilayah tersebut turun langsung memantau proses penertiban PKL.
Ia menjelaskan, para PKL yang membuka lapak di pinggir jalan telah diberikan kebebasan untuk berdagang sampai lebaran kemarin sesuai dengan kesepakatan. Setelah itu, para pedagang harus mengikuti program Pemprov DKI Jakarta yang hendak melakukan penataan PKL.
"Saya kasih kebebasan kepada para PKL hingga Idul Fitri, dan mereka mengerti untuk mau pindah ke Blok G," paparnya.
Ia menegaskan, mendukung penuh program pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk kepentingan semua pihak, baik pedagang, pembeli dan warga sekitar. "Saya terima kasih pada Gubernur, keputusan pemerintah ini didukung," ungkapnya.
Untuk mencegah kembalinya para pedagang liar, Satpol PP akan mendirikan lima posko pengamanan di sekitar pasar Tanah Abang. Pembangunan posko tersebut merupakan tindak lanjut dari instruksi Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta meminta para pedagang kaki lima (PKL) di Pasar Tanah Abang untuk tidak khawatir bila direlokasi ke blok G. Sebab, selama enam bulan para PKL yang pindah ke blok G tersebut akan dibebaskan dari uang sewa. Biaya yang dikeluarkan hanya untuk listrik dan kebersihan.
"Tidak dipungut biaya, statusnya selama 6 bulan gratis, setelah itu baru dikenakan biaya sewa," ujar Manager Area Pusat Satu PD Pasar Jaya, Made Ringgahadi di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat, Minggu 11 Agustus 2013.
Made melanjutkan, setelah menghuni selama enam bulan, para PKL akan di evaluasi apakah layak untuk menempati kios tersebut. Jika layak akan diperpanjang dan harus membayar sewa, jika tidak akan dialihkan kepada pedagang lainya.
Dari 1.600 kios di blok G, pihaknya menyediakan 968 kios yang belum terpakai. Para PKL, menurutnya sangat antusias dengan relokasi tersebut, bahkan dari kuota tersebut masih banyak yang antre untuk menggunakannya."Masih ada 200-an yang mengantre, terpaksa itu harus bisa dilayani," kata dia.
Kondisi blok G, kata Made, saat ini juga sudah siap pakai. Meskipun masih ada sedikit perbaikan yang harus dilakukan. Hal tersebut akan selesai sejalan dengan proses relokasi tersebut.
Tidak hanya PKL yang ditertibkan Rumah Potong Hewan (RPH) khusus kambing yang disebut-sebut ikon pasar itu juga kena gusur. RPH yang berdiri sejak abad 19 tersebut terletak di blok G kawasan Tanah Abang. Keberadaan sebagian bangunan RPH memakan akses jalan sehingga terkena penataan.
Ambisi terbesar di Asia dan tiru Moskow
Pasar Tanah Abang didirikan oleh Yustinus Vinck pada 1735 silam dengan izin yang diberikan oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda untuk berjualan tekstil dan barang kelontong setiap hari Sabtu. Seiring perkembangan zaman, pasar Tanah Abang terus mengalami perbaikan hingga sekarang ini menjelma sebagai pusat perdagangan tekstil terbesar di Asia Tenggara.
Baca Juga :
Saat ini, Pemprov DKI Jakarta akan menyelesaikan secara perlahan apa saja yang harus diperbaiki. Menurut dia, salah satunya dengan penataan PKL yang semrawut. "Nanti ditata secara rapi, kontrol manajemennya harus baik," katanya.