Jalur Maut Cipularang Terus Makan Korban
- VIVAnews/Muhammad Firman
VIVAnews – Rabu 7 September 2011 pukul 05.00, pagi belum lagi terang, sebuah mobil travel Isuzu Elf biru jurusan Kebumen–Jakarta melaju kencang di Tol Cipularang. Diduga mengantuk, sang supir tak menyadari ada truk di depannya. Dan celaka. Setir tak terkendali, mobil lalu membentur bagian belakang truk, hingga ringsek di bagian kiri dan atas. Beberapa penumpang terpental.
Lokasi musibah berada di KM 93+100 Tol Cipularang, hanya sekitar tiga kilometer dari titik kecelakaan maut yang menewaskan istri pedangdut, Saipul Jamil, Virginia Anggraeni, Sabtu 3 September 2011 lalu. Kala itu mobil Avanza merah marun yang dikemudikan Saipul oleng dan menabrak pembatas jalan, lalu terbalik di KM 96+500. Virginia yang duduk di belakang suaminya terlempar ke luar mobil dan meninggal di lokasi kejadian.
Senasib, kecelakaan Rabu pagi juga makan korban, bahkan lebih banyak. "Ada enam orang korban yang tewas," kata Arni, petugas Administrasi dan Rawan Inap RS Efarina Etaham Purwakarta, dalam perbincangan dengan VIVAnews.com, Rabu 7 September 2011.
Empat korban dilaporkan meninggal di lokasi kejadian, dua lainnya menghembuskan nafas terakhir dalam perjalanan ke rumah sakit. Sementara, tujuh dari 17 penumpang mobil terluka. Empat di antaranya mengalami cidera parah.
Polisi langsung turun ke jalan, menyelidiki tragedi nahas itu secara menyeluruh, termasuk soal kelaikan kendaraan, kelengkapan operasional, sampai terkait dugaan membawa penumpang melebihi kapasitas.
Kapolres Purwakarta, Ajun Komisaris Besar Bachtiar Ujung mengatakan, pihaknya sudah berkoordinasi dengan PT Jasa Marga agar segera memasang rambu lalu lintas di sepanjang KM 90 sampai KM 97 jalur B (Bandung-Jakarta) Tol Cipularang, karena rawan kecelakaan.
Perlu audit jalan tol
Menurut Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), adanya dua kecelakaan dalam waktu berdekatan, yang mengakibatkan tujuh nyawa melayang, menunjukkan ada sesuatu yang salah di ruas tol Cipularang, terutama di Purbaleunyi. Lembaga perlindungan konsumen itu menilai, perlu ada audit total untuk menguji kelaikan jalan tol. "Jangan semata-mata pengguna jalan yang disalahkan," kata pengurus harian YLKI, Tulus Abadi, dalam perbincangan dengan VIVAnews.com, Rabu 7 September 2011.
Tulus merujuk pada ancaman pidana terhadap Saipul Jamil, yang dibidik polisi menjadi tersangka dan diancam pidana hingga enam tahun pidana, dalam kasus kecelakaan yang menewaskan istrinya itu.
"Tidak mungkin ada kejadian berulang kalau tidak ada yang salah dari sisi teknis. Lokasi itu harus diaudit, apakah sudah memenuhi standar kelaikan ideal atau sebaliknya?"
Audit itu bisa dilakukan terhadap desain jalan tol, kontur tanah, atau penataan rambu lalu lintas.
Terlepas soal audit tersebut, Kepala Humas Jasa Marga Cabang Purbaleunyi, Iwan Mulyawan, menegaskan bahwa rambu lalu lintas di Cipularang sudah sangat baik. Semua rambu sudah terpampang jelas. "Ada peringatan turunan panjang, jalur pendakian, awas belokan, kabut, angin samping, sampai awas jaga jarak," kata dia.
Hal yang sama, kata dia, juga dengan kondisi penerangan jalan ketika kecelakaan berlangsung sekitar pukul 04.00 sampai 05.00, di mana Matahari belum bersinar terang. Dia menjelaskan, di sepanjang jalan tol Cipularang terdapat 30 tiang listrik besar yang masing-masing tiangnya memiliki penerangan 1.000 watt.
"Tidak hanya itu, ada 370 titik penerangan jalan umum yang menggunakan PLN maupun tenaga matahari. Di KM 92, tak jauh dari lokasi kejadian ada tiang listrik 1.000 watt," ujar Iwan.
Soal kecelakaan yang yang terjadi hari ini, Iwan mengatakan, sopir mobil Elf sarat penumpang itu diduga sedang dalam kondisi tak maksimal. "Diduga sopir mengantuk," kata Iwan.
Oleh karena itu, Jasa Marga meminta, seluruh pengguna jalan mematuhi imbauan dan rambu-rambu lalu lintas. Bila kondisi sopir mengantuk atau kurang fit sebaiknya langsung istirahat. Untuk kesekian kalinya, Iwan membantah, tempat kejadian perkara (TKP) kecelakaan Saipul Jamil dan Isuzu Elf, merupakan jalur rawan. Kecelakaan yang terjadi, lanjutnya, kebanyakan karena faktor kesalahan manusia. "Tidak ada lokasi yang rawan, asalkan rambu dipatuhi."