Kisah Pahit Simon McMenemy di Timnas
- ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana
VIVA – Kiprah Simon McMenemy mengarsiteki Timnas Indonesia berakhir pahit. Pelatih asal Skotlandia tersebut dipecat menyusul serangkaian hasil buruk Skuat Garuda di Kualifikasi Piala Dunia 2022 Grup G.
Langkah tegas dibuat PSSI melalui rapat perdana Komite Eksekutif (Exco) PSSI di bawah Ketua Umum yang baru, Mochamad Iriawan atau Iwan Bule. Simon diberhentikan dari tugasnya sebagai pelatih Timnas.
Meski sudah dipecat, Simon masih mendapatkan satu kali lagi kesempatan menangani Timnas. Dia akan memimpin Tim Merah Putih dalam duel melawan Malaysia di Stadion Nasional Bukit Jalil, Kuala Lumpur, pada 19 November 2019.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada Simon atas kerja sama selama ini. Semoga laga melawan Malaysia kita mendapatkan hasil yang positif," kata Iwan Bule, dikutip dari laman resmi PSSI, Rabu, 6 November 2019.
Sebenarnya, pemecatan Simon sudah bisa ditebak. Betapa tidak, Indonesia hancur lebur di Kualifikasi Piala Dunia 2022. Empat pertandingan sudah dilalui dan semuanya harus dilalui dengan kekalahan.
Yang membuat malu, kekalahan dialami dari tim sesama negara ASEAN. Bukan dari negara kuat langganan Piala Dunia semacam Korea Selatan, Iran, Australia, maupun Arab Saudi.
Indonesia kalah 2-3 dari Malaysia, lalu takluk 0-3 dari Thailand di hadapan publik sendiri di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta. Lalu dipermak Uni Emirat Arab 0-5 dan digasak Vietnam 1-3. Indonesia pun terdampar di juru kunci klasemen Grup G dengan 0 poin dan hampir pasti gagal lolos ke Piala Dunia.
Suporter sudah dibuat kesal dengan penampilan Timnas yang tak kunjung membaik. Tagar #SimonOut muncul di dunia maya beriringan dengan kekalahan Timnas. Awalnya, PSSI masih bersabar. Namun, pada akhirnya eks pelatih Bhayangkara FC tersebut memang harus dipecat.
PSSI Siap Rugi
***
PSSI sebenarnya harus merugi karena memecat Simon. Ada kompensasi yang harus dibayar kepada pelatih 41 tahun ini.
"Rapat Exco kemarin memutuskan berkaitan pelatih secara khusus, kita akan mengganti Simon. Namun kapan itu tentunya ada tata cara atau prosedur yang dilalui kita baru keluar dua nama yaitu pelatih Korea dan satu lagi Luis Milla tapi ada nama-nama lain yang masuk untuk kita bisa liat nanti mereka hanya bisa baru bisa akhir bulan November karena mereka terikat kontrak pekerjaan yang ada," kata Ketua Umum PSSI, Muhammad Iriawan kepada wartawan ketika ditemui di Hotel Sultan, Rabu 6 November 2019.
Mengenai pembayaran kompensasi, pria yang disapa Iwan Bule itu mengaku tidak pusing. Intinya adalah pergantian Simon demi prestasi Timnas Indonesia.
"Itu risiko aturannya memang begitu, tidak bisa kita karena ada aturannya kita pilih mana prestasi atau uang. Kita tentunya kita memilih prestasi, maaf kalau uang bisa kita cari. Kalau prestasi kita kejar karena nama baik Indonesia. Itu risiko kita karena ada kontrak," tambah dia.
Simon resmi dikontrak PSSI pada Awal Januari 2019. Awalnya, masyarakat Indonesia memprediksi Timnas Indonesia bakal lebih baik di bawah komandonya.
Latar belakang Simon, yang pernah sukses bersama Bhayangkara FC, dianggap sudah cukup untuk membantu pasukan Merah Putih kembali berjaya di Asia Tenggara. Apalagi, dia juga sempat membawa Filipina melaju ke semifinal Piala AFF 2010.
Awal Simon sebagai Pelatih Timnas sebenarnya cukup positif. Timnas menang 2-0 melawan Myanmar dalam laga uji coba. Sempat dipermak Yordania 1-4, Indonesia menang 6-0 saat berjumpa Vanuatu.
Harapan Simon membawa Timnas berpestasi ternyata tak terjawab di Kualifikasi Piala Dunia 2022. Indonesia hancur lebur dengan mengalami 4 kekalahan.
Siapa Pengganti Simon?
***
Dua nama pelatih masuk dalam kandidat pelatih Timnas. Mereka adalah eks pelatih Timnas, Luis Milla, dan mantan pelatih Korea Selatan, Shin Tae-yong.
"Dua pelatih itu sudah dikontak oleh Sekjen, tapi mereka masih terikat kontrak dengan pekerjaan masing-masing hingga November 2019. Nanti, mereka akan diundang ke Indonesia untuk memaparkan programnya untuk Timnas di depan saya dan Exco lainnya," kata Iwan Bule.
Ternyata, bukan hanya dua nama tersebut yang direkomendasikan PSSI. Iwan juga tak menutup kemungkinan menggunakan jasa pelatih lokal.
"Kita baru ada dua nama, tentunya nanti ada nama susulan yang sekarang kita belum dapatkan. Kalau nanti pelatih nasional lebih baik tentu kita pilih yang nasional, tapi kita akan bisa menyaring dari asessment atau pola yang dilakukan untuk melatih Timnas kita," kata Iwan Bule ketika ditemui di Hotel Sultan, Rabu 6 November 2019.
"Masih ada peluang, nanti kita akan komunikasi. Pada saat dua hari mendatang kita akan kumpul dengan para pelatih lokal untuk mereka memberikan masukan kepada kita," lanjut dia.
Terkait pemecatan Simon, gelandang timnas, Evan Dimas, buka suara. Di awal dia menyebut jika Simon adalah pelatih yang menurutnya punya pribadi yang positif. Sedangkan soal suksesor Simon, Evan mengaku jika apa pun keputusan PSSI nantinya dia akan sepenuhnya mendukung.
"Kalau saya pemain itu tugasnya PSSI lah, kalau saya sebagai pemain siapa pun pelatihnya saya pasti mendukung 100 persen. Itu maksudnya bukan hak saya menilai layak atau tidak, selama ikut Simon ya dia orang yang baik, pribadi yang tegas dan punya prinsip," kata Evan kepada VIVAnews.
"Ya siapa pun pelatihnya, harapan ke depan bisa mengangkat Timnas lah yang terus berprestasi lagi. Itu saya netral saja, antara Luis Milla dan pelatih Korea saya dukung aja. Pasti PSSI tahu yang terbaik untuk urusan itu," ungkapnya. (ren)