Lewis Hamilton Legenda Baru F1

Lewis Hamilton rayakan kemenangan di Suzuka Jepang.
Sumber :
  • F1

VIVA - Lewis Hamilton telah menasbihkan diri sebagai juara dunia F1 2018, walaupun musim belum berakhir. Pembalap Mercedes tersebut meninggalkan jauh para rivalnya dalam adu cepat jet darat ini.

Balapan F1 sudah memasuki seri terakhir yang akan berlangsung di GP Abu Dhabi pada Minggu 25 November 2018. Namun, balapan sudah tak menentukan gelar juara dunia lagi.

Sebab, Hamilton sudah menguncinya pada GP Meksiko. Kini, pembalap asal Inggris tersebut unggul 81 poin dari Sebastian Vettel dari 20 balapan yang sudah berlangsung.

Ini menjadi gelar juara dunia F1 kelima bagi Hamilton, setelah sebelumnya meraih pada 2008, 2014, 2015, dan 2017. Pencapaian itu sekaligus menyamai catatan milik legenda F1 Juan Manuel Fangio.

Hamilton kini berpeluang menyamai torehan juara dunia F1 terbanyak milik Michael Schumacher yang sudah meraihnya tujuh kali. Bukan tak mungkin pembalap berusia 33 tahun itu bisa meraihnya di dua musim berikutnya.

Dia mengaku cukup senang bisa keluar sebagai juara dunia kembali di musim ini. Meskipun, dirinya tak pernah menyangka bisa mengoleksi hingga lima gelar juara dunia.

"Sangat sulit memahami momen ini. Tentu saja, ini sesuatu yang saya impikan, tapi tak pernah terbayangkan dalam jutaan tahun saya bisa berdiri di sini hari ini dengan raihan lima gelar juara dunia. Saya tak pernah tahu ini akan  terjadi," ujar Hamilton.

Hasil apik yang ditorehkan Hamilton bersama Mercedes, membuatnya untuk memutuskan memperpanjang kontraknya hingga 2020. Pembalap yang dikaitkan dengan Red Bull dan Ferrari itu mengaku nyaman mengendalikan mobil milik Mercedes.

“Untuk saat ini saya sulit membayangkan berada di tempat lain. Di sini adalah keluarga saya dan di sini adalah tempat di mana saya tumbuh, tetapi saya juga mengatakan hal yang sama ketika di McLaren,” ujar Hamilton.


Dominasi Mercedes

Sejak memulai debut di F1 pada 2010, Mercedes memang mulai menjadi ancaman bagi tim-tim lainnya melalui duet Michael Schumacher dan Nico Rosberg. Usai Schumacher pensiun pada 2013, masuklah Hamilton yang membuat Mercedes kian ditakuti.

Pabrikan asal Jerman tersebut kala itu meraih posisi kedua pada klasemen konstruktor. Pada 2014, Mercedes langsung melesat ke papan atas, mereka mengalahkan siklus terbaik dari Red Bull Racing ketika Sebastian Vettel menjadi juara dunia empat kali secara beruntun pada 2010–2013.

Bos Mercedes, Toto Wolff, mengungkapkan kunci sukses mereka sebagai tim di Formula 1. Tim berjuluk Silver Arrows tersebut ternyata selalu menetapkan tujuan yang berbeda pada setiap musimnya.

"Anda harus memiliki rancangan apa yang akan dicapai dan berjuang keras untuk meraihnya serta tentu saja mencatatnya adalah salah satu hal yang menyenangkan," kata Wolff dilansir Sky Sports.

Sementara itu, Wolff juga memuji performa Hamilton yang sukses mempertahankan posisinya sebagai raja di olahraga ini. Meski begitu, dia mengingatkan Hamilton bila tantangan di musim-musim selanjutnya masih akan berat.

"Dia telah juara dunia lima kali dan menjadi yang kedua (bersama Juan Manuel Fangio), itu hal yang luar biasa," katanya.

"Dia akan menetapkan target gelar selanjutnya, tetapi sebelum tujuh masih ada enam dan saya pastikan akan semakin sulit serta rumit pada musim depan," tutur Wolff.

F1 Jadi Membosankan?

Dengan mendominasinya Hamilton bersama Mercedes, di satu sisi memang tak bagus bagi perkembangan F1 ke depannya. Sebab, dominasi itu membuat rivalitas F1 jadi membosankan dan monoton.

Sebab, Mercedes dan Hamilton memang tidak mendapat perlawanan berarti di lintasan. Ini pernah terjadi seperti Michael Schumacher yang mendominasi balapan pada era 2000-an.

Berbeda dengan MotoGP, yang memperlihatkan sengitnya antarpembalap di atas lintasan dan drama-drama yang membumbuinya. Kondisi ini juga yang ditakutkan berbagai pihak yang terlibat di F1.

Hamilton, yang mengaku ketika kecil mengatakan F1 kadang membosankan, tetap percaya bahwa ajang balapan paling bergengsi di dunia itu tetap akan menarik.

“Ini terasa saat yang paling membanggakan. Karena, kami belum memiliki mobil tercepat di sebagian besar balapan. Kami pun telah mendapatkan lebih banyak kemenangan dan pole position daripada yang bisa saya harapkan,” ucap Hamilton.

Berdasarkan statistik, selisih antara Mercedes dan Ferrari pada umumnya sangat kecil. Tapi, dari empat balapan di mana Ferrari memiliki keunggulan, Hamilton berhasil mengakhiri sebagai pemenang.