Lagi Tren, Belajar Via Online

Anak dan gadget
Sumber :
  • Pixabay/ StarupStockPhotos

VIVA – Momen kenaikan kelas tahun lalu, jadi hal yang cukup menegangkan. Apalagi saat rapor anak mulai dibagikan.

Bagi orangtua yang memiliki anak rajin belajar, mungkin tak akan masalah. Tapi, bagi para orangtua yang memiliki anak malas belajar, melihat rapor pasti jadi hal yang bikin deg-degan.

"Saat melihat isi rapor, aku langsung mengucap syukur, karena yang ditakutkan, bayangan angka merah tak terlihat," kata seorang ibu yang sempat kewalahan memotivasi anaknya yang malas belajar.

Diakui sang ibu, putranya bukanlah anak yang rajin. Tiap kali di sekolah, ia tak pernah mencatat apapun informasi yang diberikan guru.

Tak patah semangat, sang ibu mencari beragam solusi agar buah hatinya bisa termotivasi untuk belajar giat.

Sempat bertanya pada seorang psikolog tentang kondisi buah hatinya, psikolog itu bilang, "Bisa juga karena metode belajarnya yang monoton. Atau lingkungan di kelasnya yang membuat dia tidak fokus belajar".

Dari situ, si ibu berusaha mencari tempat belajar yang menyenangkan untuk buah hatinya. Salah satu yang dituju, adalah tempat kursus bimbingan belajar atau bimbel.

Meski antusias mendaftarkan buah hatinya untuk belajar di 'bimbel', tapi saat tahu harga bimbingan belajarnya, si ibu mundur. Untuk satu paket belajar dengan semua mata pelajaran, biaya yang ditawarkan Rp3,9 juta untuk periode satu tahun belajar.

Meski rela menggelontorkan banyak uang demi buah hati, namun, dia khawatir, metode belajar di tempat tersebut tak sesuai hingga si anak bosan dan akhirnya tidak sampai selesai mengikuti program bimbingan belajar tersebut.

Beruntung, saat ini dunia teknologi semakin berkembang. Ada banyak hal yang bisa diakses dengan gadget. Termasuk melakukan aktivitas belajar online.

Karena gencarnya promosi belajar via online, si ibu pun tertarik mengikutsertakan putranya dalam program belajar via online.

Metode belajar yang ditawarkan beragam, namun diakuinya, metode belajar yang seperti menonton video di YouTube itu, membuat anaknya, kembali semangat untuk belajar dan memahami materi pelajaran seperti yang diajarkan di sekolah tanpa harus mencatat di dalam buku.

Monoton

Dengan adanya metode belajar via online, Presiden Joko Widodo pun menyambut baik adanya teknologi yang bisa memacu semangat belajar anak.

Jokowi pun mengakui, sudah cukup lama, metode belajar di Indonesia tidak mengalami perubahan berarti. "Memang sudah terlalu lama ya, pendidikan kita monoton," kata Presiden dalam sebuah video yang diunggah di akun Instagram milik salah satu pendiri aplikasi belajar online “Ruangguru”, Adamas Belva Syah Devara.

Mantan gubernur DKI Jakarta itu ingin, metode belajar yang monoton segera dirombak dan diubah secara total. "Yang pertama yang bisa dilakukan memang sebenarnya adalah dengan memperbaiki aplikasi sistem".

Presiden pun berharap, suatu saat ada metode pendidikan yang bisa langsung membawa anak didik berhadapan langsung dengan masalah dan tantangan, namun sesuai dengan level usia masing-masing.

Tak hanya Jokowi, menjamurnya aplikasi belajar online juga disambut baik oleh Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Harris Iskandar. Menurut Harris, kemajuan teknologi dalam hal pendidikan merupakan suatu langkah yang bagus dan harus diapresiasi.

Menurut dia, dengan makin banyaknya aplikasi atau platform digital untuk pendidikan, juga bisa semakin memperluas jangkauan persebaran pendidikan. Bahkan, ia memprediksi bahwa ke depan fitur edukasi secara digital akan menjadi tren.

"Sekarang memang sedang eranya e-commerce, setelah itu settle baru nanti gilirannya e-education atau e-training. Prediksi saya tidak akan lama lagi, satu-dua tahun e-education itu akan sangat mewabah," kata dia.

Jadi Tren

Perlu disadari pula, cara belajar setiap orang berbeda-beda, termasuk siswa. Ada yang mudah paham dengan mendengar, lihat gambar, membaca, dan sebagainya. Rasa malas bisa juga muncul karena siswa belajar dengan metode yang kurang sesuai dengan kemampuannya menyerap ilmu.

Penting sekali untuk mengedukasi siswa perihal pentingnya mengenal diri masing-masing. Kalau siswa tahu metode belajar seperti apa yang membuat mereka mudah mencerna pelajaran, tentu segalanya jadi lebih mudah.

Meski baru diprediksi bakal mewabah, pada sebagian besar kalangan anak usia sekolah yang melek teknologi, memang mulai banyak yang tertarik mengunduh beragam aplikasi belajar online.

Maklum, saat ini makin banyak anak yang mulai mendapatkan fasilitas mewah seperti memiliki gadget atau smartphone pribadi. Selain digunakan untuk hiburan, ada baiknya jika dimanfaatkan juga untuk belajar.

Dengan aplikasi belajar online yang menjamur, sudah menjadi tren tersendiri untuk anak-anak usia sekolah, belajar menggunakan ponsel pintar atau lewat ruang belajar online.

Sekarang sudah ada latihan soal dan aplikasi belajar online yang bisa memudahkan siswa belajar di mana dan kapan saja. Salah satu aplikasi belajar online yang banyak diunduh adalah Ruangguru.

Startup rintisan dua sekawan Adamas Belva Syah Devara dan rekannya Muhamad Iman Usman ini tengah berkembang pesat. Ruangguru kini didukung oleh 150 ribu guru mitra dan telah menggaet lebih dari 7,7 juta pengguna.

Jika ditengok, situs Ruangguru saat ini memiliki beberapa produk dan fitur yang ditawarkan, antara lain Ruangbelajar, Ruangles, Ruanglesonline, Digitalbootcamp, dan Ruanguji. Setiap produk tersebut punya karakteristik dan keunggulan masing-masing.

Ruangbelajar, misalnya, merupakan fasilitas bimbingan online, yang dilengkapi video animasi, latihan soal, dan pembahasan dalam bentuk infografis.

Adapun Ruangles merupakan layanan les privat di rumah. Siswa bisa memilih guru berdasarkan rating, latar belakang pendidikan, deskripsi singkat, serta review dari murid sebelumnya.

Lalu, Ruanglesonline adalah konsultasi belajar privat online yang dapat diakses 16 jam dalam sehari, pukul 06.00 sampai 22.00. Di Ruanglesonline ini tersedia live chat dan audio call, serta pengguna bisa mengunggah foto soal pelajaran.

Namun, untuk bisa melakukan aktivitas belajar di sini, pengguna wajib mengunduh aplikasi Ruangguru. Ada beberapa video percobaan belajar sebagai perkenalan.

Jika tertarik untuk lebih intens belajar di Ruangguru, pengguna harus membayar biaya berlangganan. Meski begitu, biayanya tidak terlalu mahal seperti belajar di bimbel.

Masing-masing paket belajar tersedia dengan harga berbeda. Bisa dipilih sesuai jenjang kelas dan paket Bimbel Online Ruangbelajar yang diinginkan.

Tak hanya Ruangguru, kini belajar aneka bahasa pun bisa dilakukan via online. Seperti yang ditawarkan oleh aplikasi Duolingo.

Aplikasi ini didesain untuk membantu Anda belajar bahasa secara mudah dan nyaman, sehingga melakukannya tidak berasa seperti Anda sedang belajar, tapi lebih kepada bersenang-senang dengan salah satu permainan atau app pada piranti Android Anda.

Kursus bahasa di Duolingo juga banyak pilihannya, mulai dari kursus bahasa Inggris, China, Prancis, dan hampir seluruh bahasa disediakan di aplikasi ini. Namun, jika di Ruangguru, pengguna harus membayar biaya berlangganan, di sini, Anda bisa belajar gratis tanpa batasan.

Selain Ruangguru dan Duolingo, masih banyak lagi aplikasi belajar via online yang bisa diunduh. Mulai dari belajar Iqro hingga latihan soal dan bahkan belajar bagaimana meningkatkan kreativitas.

Peran Guru Tetap Penting

Meski memiliki banyak manfaat, bukan berarti adanya fasilitas belajar via online bisa menggantikan peran guru. Jangan salah sangka, aplikasi belajar ini hanya sebagai bantuan dan pelengkap untuk anak yang ingin belajar dengan metode berbeda.

Pendidik juga pendiri Sekolah Cikal Najeela Shihab mengatakan, meski kekuatan teknologi sangat membantu dalam proses pendidikan, teknologi tidak akan bisa menggantikan peran guru dan interaksi yang terjadi.

"Tapi jelas bahwa teknologi itu sangat membantu untuk menjalankan beberapa bagian dari proses belajar. Salah satunya konten, materi-materi pembelajaran bisa dibuat lebih menarik dengan menggunakan teknologi," katanya pada VIVA.

Tak hanya itu manfaat teknologi. Jika membeli buku bisa menghabiskan lebih banyak uang, dengan adanya teknologi aplikasi belajar semua informasi yang ada bisa langsung disimpan dalam flashdisc.

"Itu jauh lebih murah distribusinya. Teknologi jelas ada gunanya," tuturnya.

Adanya aplikasi belajar via online memang memudahkan pengguna jauh lebih mandiri menemukan materi belajar sesuai dengan minatnya, tingkat kemampuannya.

Namun tetap, yang namanya proses pendidikan itu menurut Najeela sangat kompleks. Bukan sekadar hafal materi pelajaran, atau bisa menggunakan rumus. Namun, dalam dunia pendidikan perlu pula pendidikan karakter untuk anak.

"Kita ingin pendidikan karakter, kita ingin anak-anak bisa paham konteks pelajaran dan kebudayaan, kita ingin memecahkan masalah langsung di lapangan, kan itu sebenarnya pendidikan yang utuh. Enggak semuanya bisa pakai aplikasi," kata dia.

Wanita yang akrab disapa Ela ini pun merasa khawatir, saat seseorang memberikan harapan berlebihan pada teknologi dan aplikasi. "Seolah-olah semua masalah pendidikan Indonesia dan semua anak-anak Indonesia bisa jadi pintar cuma dengan pakai aplikasi dan teknologi," kata dia.

Lagi-lagi Ela menekankan, aplikasi belajar online itu cuma salah satu alat bantu. Namun tetap, dibutuhkan solusi yang lebih komprehensif di dunia pendidikan.

"Kita butuh perubahan di berbagai tingkatan, baik perubahan di kompetensi guru, kebijakan dan sebagainya. Aku kadang-kadang kalau berhadapan dengan orang-orang yang melebih-lebihkan peran teknologi suka bilang, ini perlu kita semangat mendukung, tapi ini bukan satu-satunya solusi," ujarnya.

"Jangan kita euforia dan menekankan seolah-olah pakai aplikasi ini saja semua masalah pendidikan kita selesai. Jangan, nanti kita terjebak dalam pengkultusan sesuatu yang baru," tuturnya.