Si Doel The Movie: Untung Ada Mandra

Si Doel The Movie
Sumber :
  • instagram.com/falconpictures_

VIVA – "Jangan malu-maluin si Doel, lu, Ndra," seru Mak Nyak yang terbaring lemah di atas tempat tidurnya, berpesan pada Mandra yang kala itu pamit mau ke Belanda.

"Iyak, tenang aja, yang penting Mpok sehat yak selama saya pergi," Mandra cengengesan lalu bergegas mengangkut barang-barangnya ke luar rumah. 

Mandra dan Doel akan berangkat ke Belanda. Katanya, sih, dapat kerjaan dari Hans, kakak Sarah, untuk membantunya mempersiapkan pagelaran Festival Betawi yang akan berlangsung di negeri kincir angin tersebut. Kehebohan Mandra yang girang diajak ke Belanda pun jadi pembuka yang berhasil melepas rindu para penggemar Si Doel, setelah 14 tahunan absen dari layar.

Si Doel adalah tokoh fiksi Betawi yang sangat melekat di masyarakat sejak sukses besar lewat sinetronnya yang berjudul Si Doel Anak Sekolahan dari tahun 1994 hingga 2004. Sinetron ini bahkan masih sering diputar di layar kaca hingga sekarang dan tetap membuat para penonton betah menyaksikan ulang ceritanya. Sempat dibuat film televisinya, Doel cs kembali lagi lewat layar lebar dengan judul Si Doel the Movie di bawah payung Falcon Pictures.

Ceritanya, si Doel (Rano Karno) bukan lagi anak sekolahan maupun anak gedongan seperti sinetron dahulu. Doel kini sudah jadi teknisi lepas yang hidup bersama Zaenab (Maudy Koesnaedi). Namun bukan soal pekerjaan Doel yang jadi sorotan, melainkan kisah cinta segitiganya yang masih dengan Sarah (Cornelia Agatha) dan Zaenab.

Si Doel the Movie sebenarnya melanjutkan akhir kisah di Si Doel Anak Sekolahan (2003) di mana Doel akhirnya menikahi Sarah. Namun rumah tangga mereka rumit, karena Zaenab yang sudah menikahi pria lain, keguguran, sehingga Doel harus menolongnya yang diceritakan di Si Doel Anak Gedongan (2005). Sarah pun cemburu dan memutuskan pergi meninggalkan Doel. Film ini akan menceritakan bagaimana kehidupan Doel dan dua wanitanya, 14 tahun setelah kejadian tersebut. 

Sejak pertama mengumumkan proyek pembuatan film ini, kru dan para pemainnya sudah woro-woro akan menjawab penasaran penonton soal kisah cinta mereka bertiga. Mereka juga sudah mengungkap sejak awal bahwa Doel dan Sarah punya anak yang pun diberi nama Doel (Rey Bong). Di sisi lain, Doel juga diketahui sudah menikah dengan Zaenab. Apa yang terjadi? Lalu bagaimana dengan Sarah? Siapa wanita yang akhirnya jadi pelabuhan terakhir hati si Doel? Apa benar film ini sudah menjawab semuanya? 

Ulasan

Yang menyenangkan, Si Doel the Movie masih mempertahankan originalitas akting para pemainnya yang membuat penonton tetap dekat dengan para tokoh dan cerita di dalamya. Cara film ini bertutur kisah pun masih sama dengan sinetronnya. Sederhana, tanpa shot dan efek suara yang mendramatisir, atau dialog yang kelewat romantis hingga terkesan membual dan tak realistis. Karakter-karakternya pun tak diubah, hanya menyesuaikan dengan usia saja yang kini menua. 

***

Doel sendiri misalnya. Dia masih sebagai sosok pria Betawi yang irit bicara dan cukup mengungkapkan emosinya lewat ekspresi wajah saja. Dia juga masih Doel yang agamis dan yang tak tahu bagaimana menyikapi cintanya yang dilematis. Begitu juga dengan para pemain lain. Mandra masih kental humor, Atun ceplas-ceplos polos, Zaenab yang lugu, dan Sarah yang elegan. Bahkan Mak Nyak (Aminah Cendrakasih), tak kehilangan ruhnya sedikit pun sebagai ibu Doel yang bijak, meski di tengah kondisi fisiknya yang lemah. 

Sebagai sutradara, Rano Karno tampaknya masih sangat menjaga kekhasan Si Doel tersebut, termasuk pada set dan properti yang dipakai, seperti rumah dan oplet kesayangan. Dalam semua hal ini, Si Doel the Movie berhasil membangkitkan lagi nyawa sinetron Si Doel yang selalu dirindu.

Namun jika bicara soal cerita, sepertinya agak disayangkan. Film ini sebenarnya punya ide dasar yang menarik, cinta segitiga yang masih saja belum usai meski sudah 26 tahun lamanya. Apalagi, kisah cinta Doel, Sarah, dan Zaenab jadi kekuatan utama pada versi sinetronnya. Ditambah haus rasa penasaran, penonton punya alasan yang cukup untuk menonton film ini di bioskop. Tapi rasanya, eksekusinya masih kurang memuaskan, sebab ujung-ujungnya, film ini masih menggantung, seperti sinetron lamanya. 

Terlalu banyak momen Doel hening tanpa dialog sehingga bikin penonton gemas. Masih banyak juga pertanyaan utama yang belum terjawab, meski Rano sendiri mengakui, film ini masih punya lanjutannya. Kemunculan Doel junior pun rasanya agak disia-siakan, karena jika saja adegan bapak-anak itu dibuat lebih dalam, efek harunya akan terasa lebih kuat. Misalnya, seperti memberi ruang sendiri untuk Doel dan anaknya, berdialog membangun chemistry.

Tapi jangan khawatir, Si Doel the Movie masih jadi tontonan menarik, karena ada Bang Mandra yang ciamik. Mandra seolah jadi man of the match film ini, karena meski telah ditinggal Babeh (Benyamin) dan Mas Karyo (Basuki) yang kerap jadi lawan banyolnya, Mandra tak kasih kendor tawa penonton.

Adik Mak Nyak ini selalu sukses bikin suasana 'pecah' di tengah si Doel yang galau tanpa action. Pesan Mak Nyak yang minta agar Mandra tidak memalukan, rasanya tak pas jika diturutinya. Tingkah norak Mandra justru yang membuat film ini lebih hidup dan menyenangkan. Entah apa jadinya jika tak ada Mandra.

Diserbu Penonton

***

Jumat sore, 3 Agustus 2018, hari kedua pemutaran Si Doel the Movie, XXI Arion Mall, Jakarta, padat pengunjung. Lobi bioskop tak hanya ramai oleh anak muda, tapi juga dipenuhi ibu-ibu yang datang bersama anak dan suaminya. Studio 1 bioskop yang memutar film Si Doel itu pun penuh, hingga baris terdepan. Riuhnya terdengar, bukan hanya tiap kali Mandra ngelawak, tapi juga pada adegan lainnya.

"Kok Si Doel diem aja sih?" suara seorang wanita terdengar entah dari barisan mana.

"Kasian amat Zaenab," terdengar suara lainnya.

Celetukan-celetukan semacam itu pun kerap terdengar dari penonton di berbagai penjuru studio. Di penghujung film, tiba-tiba studio lebih sunyi. Seorang gadis sebelah berbisik pada temannya. "Untung bawa tisu," katanya sambil menyeka air mata.

Wanita di barisan seberang pun tak kalah haru. Dia menutupi pipinya dengan kerudung, sambil sesekali mengusapnya pelan. Si Doel the Movie sepertinya berhasil memainkan emosi para penontonnya.

Si Doel memang jadi salah satu film yang dinantikan, karena sinetronnya begitu dicintai masyarakat. Akting para pemain berhasil membuat penonton merasa sedekat itu dengan para karakter di dalamnya. Tak heran jika banyak yang datang demi melihat lagi kelanjutan ceritanya.

Hari pertama tayang, Falcon mengklaim, tiket di berbagai bioskop Tanah Air, ludes terjual. Berdasarkan siaran pers yang diterima VIVA, Kamis, 2 Agustus 2018, beberapa bioskop di wilayah Jabodetabek yang ramai dipenuhi penonton film Si Doel The Movie antara lain Bogor Square, Cibinong City Mall, Koja Tanjung Priok, PIM 1, Cipinang Indah Mall,  Depok Mall, Margo City, dan CGV Slipi. Sementara wilayah lainnya ada di Banjarmasin dan Palu.

Rano Karno bahkan mengatakan, di salah satu bioskop di Slipi sampai harus menambah satu studio lagi saking banyaknya penonton. "Awalnya hanya main di 1 studio, jadi ditayangkan di 3 studio. Kami sangat berbahagia dan ini luar biasa sekali bagi kami,” ujarnya.

Dari laman Instagram resminya, per Jumat, 3 Agustus, Si Doel the Movie menyebut sudah meraup 134 ribu penonton pada hari debutnya. Angka yang cukup besar, apalagi baru tayang satu hari saja.

Komentar positif terkait film ini pun bertebaran di media sosial. Serupa dengan penonton yang disebut sebelumnya, bukan hanya sukses bikin tertawa, Si Doel juga berhasil bikin nangis. Bagi Anda yang memang rindu dengan tingkah keluarga si Doel, film ini layak dinikmati. (ren)