Ant-Man and the Wasp: Lucu!
- Marvel Studios
VIVA – "Di mana Ant-Man saat Infinity War berlangsung?"
Pertanyaan itu kerap menjadi sorotan utama sejak Ant-Man diketahui absen di film ketiga Avengers tersebut. Berbagai teori fans bermunculan, menebak-nebak di mana Scott Lang berada, berharap Ant-Man and the Wasp punya jawabannya. Tetapi benarkah film kedua Ant-Man itu benar-benar menjawabnya?
Sayangnya, sejak awal Ant-Man and the Wasp dipromosikan, Marvel sudah menjelaskan bahwa film ini akan menceritakan kejadian setelah Captain America: Civil War dan sebelum Thanos menginvasi semesta di Avengers: Infinity War. Jika merujuk pada sinopsisnya, Ant-Man and the Wasp tidak ada hubungannya dengan Infinity War.
Di film ini, Scott Lang (Paul Rudd) menjadi tahanan rumah karena aksinya membantu Captain America melawan tim Iron Man dianggap melanggar perjanjian Sokovia. Dia diawasi oleh sistem keamanan berteknologi canggih yang tak membolehkannya, sedikit pun, keluar dari pagar rumah.
Scott Lang pun melepas kostumnya dan menghabiskan waktu bersama Cassie (Abby Ruder Fortson), putri kesayangannya. Namun tentu saja, sesuai judulnya, film ini akan memperkenalkan The Wasp, rekan Ant-Man, yang akan membuatnya kembali ke laga tarung di lapangan.
Ant-Man and the Wasp juga akan membawa sejumlah karakter baru, seperti Hannah John-Kamen sebagai Ghost, Laurence Fishburne sebagai Bill Foster, dan Walton Goggins sebagai Sonny Burch.
Jika bukan tentang Infinity War, masihkah Ant-Man and the Wasp menggiurkan untuk ditonton?
Ice Breaker dari Infinity War
Ant-Man and the Wasp dirilis hanya sekitar dua bulan dari Avengers: Infinity War yang fenomenal. Wajar saja jika banyak orang masih haus rasa penasaran dan berharap Ant-Man punya sesuatu yang bisa dikaitkan dengan tragedi pelenyapan massal Thanos.
Namun ternyata, Ant-Man and the Wasp berhasil membius penonton untuk melupakan sejenak kejadian memilukan itu, tanpa harus memaksa mengaitkannya dengan embel-embel apa pun di Infinity War.
Film ini punya tone yang ringan yang bisa dinikmati dengan tak banyak berpikir, meski memang, pembahasannya berkutat soal alam kuantum, subatom, dan sebagainya. Tetapi jangan khawatir, Scott Lang dan kawan-kawan bersama kalian, para penonton. Mereka akan membuat semua penjelasan keluarga jenius dr. Hank Pym (Michael Douglas) dan Hope Pym (Evangeline Lilly) jadi lebih mudah dipahami.
Lucu, kata itu memang cocok menggambarkan secara keseluruhan kesan yang ditinggalkan setelah menonton Ant-Man and the Wasp. Penonton hanya diberi jeda sedikit dari tawa satu ke tawa selanjutnya. Dialog, adegan, dan kejutan-kejutan tak terduga yang konyol, muncul sepanjang Ant-Man and the Wasp. Belum lagi geng konyol rekan-rekan Scott Lang, yakni Luis (Michael Pena), Kurt (David Dastmalchian), dan T.I (Dave) kembali mempertebal atmosfer komedi di film ini.
Thanks to Paul Rudd, yang kabarnya menjadi salah satu otak kelucuan film ini. Ya, Paul Rudd juga mendapat credit sebagai penulis naskah bersama Gabriel Ferrari, Chrus McKenna, dan Andrew Barrer yang melebur dengan arahan Peyton Reed sebagai sutradara. Rudd disebut-sebut kerap memberikan improvisasi bukan hanya untuk perannya, tapi juga karakter lainnya. Tak mengherankan, sebab pria 49 tahun itu dikenal juga sebagai aktor komedi yang jenaka.
Berhasil mengocok perut penonton, Ant-Man tidak keluar dari track-nya sebagai film action superhero. Aksi laga yang sibuk akan terasa setiap kali Ant-Man dan the Wasp beraksi. Sibuk, karena seperti yang dilihat di cuplikannya, adegan menjadi kecil-besar-kecil membuat film ini terasa padat laga.
Belum lagi Ghost yang gerakannya hilang-timbul-hilang, membuatnya menjadi lawan sepadan bagi Ant-Man dan the Wasp. Karena kental komedi, jadi jangan berharap aksi mereka akan menegangkan.
Film Keluarga
Ant-Man and the Wasp membuktikan bahwa film superhero tak melulu punya misi menyelamatkan dunia. Kabar baiknya lagi, Ant-Man benar-benar lepas dari misteri batu-batu sakti yang selama ini menjadi isu utama di Marvel Universe. Alih-alih menyelamatkan dunia dari serbuan alien dan para penjahat, Ant-Man and the Wasp fokus dengan keluarga mereka.
Film ini lebih menggambarkan ikatan kuat antara Scott Lang dan putrinya, Hope dan orangtuanya, serta Ghost dan Bill yang sudah dianggap sebagai ayahnya sendiri. Berbeda dengan film-film superhero Marvel sebelumnya, Ant-Man and the Wasp terasa lebih manis, karena rasanya tak pas jika disebut punya penjahat utama, bahkan untuk Ghost dan Burch.
Ghost diceritakan sebagai karakter yang akan melawan Ant-Man dan the Wasp. Namun saat menontonnya nanti, Anda akan mengerti mengapa Ghost tak layak disebut penjahat utama. Begitu juga dengan Burch yang malah memberi bumbu seru dalam adegan laga di sini.
Film ini pun tak memuat adegan tarung yang grande, megah, atau mencengangkan sebagai puncaknya. Agak mengecewakan memang jika Anda berharap Ant-Man punya sesuatu yang baru pada kekuatannya atau aksinya. Bahkan, The Wasp akan terasa lebih menonjol dan keren dibanding Ant-Man saat melepaskan tinju dan tendangannya.
Tetapi kembali lagi, film ini memang lebih menggali karakter Scott Lang itu sendiri dibanding alterego-nya, Ant-Man. Film ini punya rasa tersendiri di antara film-film Marvel lainnya. Bukan yang terlucu, tapi memang sangat lucu. Bukan yang terkeren, tapi asyik dan menyenangkan.
Duduk rileks, lupakan sejenak Infinity War, Ant-Man and the Wasp akan menghibur Anda dengan kejenakaan mereka.
Spoiler! Jangan beranjak hingga credit scene benar-benar usai. Paul Rudd tidak bohong soal adegan ini memang terkait Infinity War dan (mungkin) Avengers 4.