Horor Berdarah di Jalan Tol
- Pixabay
VIVA – Para pengguna ruas tol Jakarta-Cikampek dan Jagorawi, belum lama ini mendapat teror. Mobil yang mereka kemudikan dilempar batu oleh orang tidak dikenal. Sebagian besar beruntung, namun tidak bagi Saeful Mazazi.
Pengemudi mobil murah dan ramah lingkungan Toyota Calya tersebut meregang nyawa, usai batu yang dilempar memecahkan kaca depan dan mengenai tubuh serta lehernya.
Pelemparan dilakukan di jembatan penyeberangan di Tol Cikampek KM 6+300, Pondok Gede, Bekasi, pada Selasa 5 Juni 2018. Beruntung, dua penumpang mobil lainnya hanya mengalami luka-luka.
Ternyata, aksi pelemparan itu bukan yang pertama kalinya terjadi pada tahun ini. Assistant Vice President Corporate Communication PT Jasa Marga Tbk, Dwimawan Heru mengatakan, insiden pelemparan batu tersebut terjadi dua kali.
Kejadian pertama terjadi pada Selasa 5 Juni 2018 pukul 04.13 WIB. Dalam insiden tersebut tidak ada korban jiwa, namun mobil korban mengalami pecah di bagian kaca depan.
"Berselang beberapa menit setelah kejadian tersebut, tepatnya pukul 04.18 WIB, aksi pelemparan batu kembali terulang di lokasi yang sama. Insiden kedua ini memecahkan kaca depan dan mengenai pengemudi," kata Heru dalam keterangan tertulisnya.
Atas laporan tersebut, petugas Keamanan dan Ketertiban Jasa Marga Cabang Japek segera meninjau lokasi pelemparan batu pukul 04.25 WIB dan melakukan pertolongan.
"Saat perjalanan menuju rumah sakit, korban masih bernapas dan dilakukan pertolongan. Sesampai di rumah sakit, korban dinyatakan meninggal," katanya.
Usai peristiwa berdarah itu, teror masih berlanjut. Namun, kali ini lokasinya pindah ke jalan bebas hambatan yang menghubungkan Jakarta dan Bogor.
Isuzu Panther pelat Bekasi menjadi korban pelemparan batu, ketika melintas di bawah jembatan penyeberangan orang di ruas tol Jagorawi, Jakarta Timur. Akibatnya, kaca depan mobil yang dikendarai Yanuar Sanega itu bolong.
"Saat sedang melintas di bawah jembatan penyeberangan dekat Cibubur Junction tiba-tiba kejatuhan batu," kata Yanuar, Senin 11 Juni 2018.
Peristiwa itu terjadi Minggu dinihari, 10 Juni 2018. Saat itu, dia hendak pulang sehabis mengantar kiriman ekspedisi. Kecepatan kendaraannya 120 kilometer per jam.
Tak lama setelah mobil Yanuar, Daihatsu Grandmax yang juga digunakan untuk mengantar paket mengalami retak kaca depan berdiameter lima sentimeter.
"Kecepatan yang saya pacu diperkirakan seratus kilometer per jam. Tapi secara tiba-tiba, ada benturan keras di depan kaca.” ujar pengemudi, Dicky.
Kasus terbaru menimpa seorang perwira TNI yang melintas di kawasan Jalan Tol Jagorawi. Toyota Fortuner berkelir hitam yang dikemudikan sopirnya dihujani batu di bawah jembatan pintu keluar Tol Cibubur, Kecamatan Cimanggis, Depok, Senin 11 Juni 2018.
Pengamanan JPO
Kasus pelemparan batu yang ditujukan ke kendaraan di jalan tol sejatinya bukan hal baru. Pada Minggu 18 Oktober 2015, Sekelompok pemuda melempari mobil pelat D di Jatiwaringin, Jakarta Timur, dengan batu.
Setelah itu, massa mengalihkan serangan ke mobil dinas kapolres Metro Jakarta Timur yang tengah mengamankan lokasi. Diduga kuat, penyerangan ini terkait laga final Piala Presiden antara Persib dan Sriwijaya FC di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
Sehari sebelumnya, pelemparan juga terjadi di Tol Jagorawi, sekitar pukul 16.00 WIB. Bus Angkatan Laut dilempari batu oleh sekelompok orang. Lemparan itu lalu mengenai sang sopir, Peltu Bambang S.
Maraknya aksi tersebut membuat Polri turun tangan. Guna mencegah hal ini terjadi, Polri akan melakukan pengamanan dan patroli di setiap JPO yang ada.
"Nanti kami akan ingatkan di wilayah yang tolnya ada JPO untuk melakukan patroli dan pengamanan yang lebih ketat," kata Kepala Divisi Humas Polri, Inspektur Jenderal Polisi Setyo Wasisto di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat 8 Juni 2018.
Dia berharap, ada kamera CCTV untuk mengungkap kasus ini. Namun, ia belum mengetahui apakah ada CCTV di lokasi tersebut. "Sebaiknya ada CCTV, karena itu penting,” tuturnya.
Direktur Pembinaan Keselamatan Kementerian Perhubungan, Ahmad Yani meminta pengelola tol untuk memasang kamera CCTV pada setiap JPO yang ada di ruas jalan tol.
Adanya CCTV diharapkan dapat mempermudah mengetahui, siapa orang-orang jahil yang melakukan hal tersebut.
Terkait pelemparan mobil di Tol Jagorawi, polisi akhirnya meringkus terduga pelaku. Ada dua terduga pelaku yang diamankan atas kasus ini.
Mereka masing-masing berinisial TZ (16 tahun) dan Hn (14 tahun). Keduanya diketahui berdomisili di wilayah Cilangkap dan Cipayung Jakarta Timur.
Menurut Setyo, pelaku pelemparan batu ke mobil memanfaatkan spanduk yang terpasang di jembatan atas jalan tol untuk menjadi tameng. Berdasarkan penyelidikan Polri, pelaku sengaja bersembunyi di balik spanduk saat melemparkan batu ke mobil, agar tak ketahuan.
"Karena mereka (pelaku) pada ngumpet di situ. Spanduknya diminta dikurangi dan dipasang CCTV, dan di situ ada patroli dan penjagaan," ungkapnya.
Kapolri telah memerintahkan petugas kepolisian untuk bekerja sama dengan pihak terkait, agar segera mencopot semua spanduk yang ada di semua jembatan penyeberangan dan jembatan layang di ruas jalan tol.
"Pak kapolri sudah minta spanduk-spanduk di situ (jembatan penyeberangan) dicopot semua," ujarnya.
Sebenarnya, Polda Metro Jaya sudah mengintensifkan patroli skala besar selama bulan Ramadan. Namun, patroli lebih difokuskan untuk meminimalisasi aksi tawuran di bulan puasa, yang kerap terjadi antarpeserta Sahur on The Road.