Vaginoplasty, Jurus Ekspres Kembali Gadis

Nikita Mirzani.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga

VIVA - Ingin vagina kencang seperti ketika gadis, mengembalikan bentuk vagina yang kendur karena proses melahirkan, memperbaiki vagina yang cacat, meningkatkan kualitas hubungan seks dengan pasangan, adalah sederet alasan umum wanita melakukan operasi peremajaan vagina atau vaginoplasty.  
 
Seperti yang dilakukan selebritas Nikita Mirzani. Istri Dipho Latief itu dikabarkan baru saja menjalani prosedur vaginoplasty. Diakui Nikita, alasan mendasarnya melakukan itu, selain untuk menyenangkan diri sendiri, juga memperbaiki penampilan vaginanya akibat melahirkan dua anak.  
 
"Kalau vaginoplasty tujuannya sebenarnya untuk menyenangi diri sendiri pertama. Kedua, pasti untuk pasangan. Kalau enggak gitu, habis mau dipake sama siapa?" ujar Niki kepada VIVA di Jakarta.


 
Mengenal vaginoplasty
Vaginoplasty yaitu prosedur bedah yang bertujuan untuk mengencangkan otot-otot vagina, mempersempit liangnya, dan merekonstruksi bentuk vagina yang kendur akibat proses persalinan atau penuaan. Pada kasus tertentu, vaginoplasty diterapkan untuk memperbaiki struktur vagina karena cedera atau trauma kecelakaan.  
 
Ditinjau dari segi manfaat, vaginoplasty membawa keuntungan medis dan estetika. Longgarnya dinding vagina menimbulkan gangguan kesehatan berupa kesulitan menahan kencing akibat menurunnya fungsi kandung kemih. Selain itu, rentan terjadi keputihan karena PH vagina meningkat dan bakteri lactobacilus di area organ intim berkurang.
 
Meski begitu, dijelaskan spesialis kandungan, dr. Ni Komang Yeni Dhana Sari, Sp.OG dari klinik Bamed Women, manfaat dari aspek estetika menjadi yang paling diburu dalam prosedur vaginoplasty. “Vaginoplasty awalnya ditujukan untuk pembentukan vagina bagi yang tidak memiliki vagina. Tapi untuk konteks akhir-akhir ini juga berfungsi sebagai operasi kosmetik untuk membentuk vagina baru jadi lebih cantik, lebih baik,” kata dr. Yeni dalam sambungan telepon pada VIVA, Selasa, 8 Mei 2018.  


 
Proses persalinan normal, seperti diketahui, mengakibatkan meregangnya otot dan dinding vagina. Kondisi ini berpengaruh pada kualitas hubungan seks, yaitu melemahnya kontraksi vagina kala menerima penetrasi. Tak ayal, banyak wanita seolah menganggap vagina mengendur layaknya hantu. Apalagi stigma yang lekat di benak masyarakat, salah satu kunci kebahagiaan dan kelanggengan perkawinan adalah kepuasan hubungan seksual, baik yang dirasakan pasangan maupun dirinya sendiri.
 
Aspek psikis berupa ingin merasa lebih percaya diri di hadapan pasangan juga merupakan salah satu faktor yang mendorong wanita melakukan prosedur vaginoplasty. Misalnya, istri yang khawatir suaminya selingkuh atau wanita simpanan yang ingin terus membahagiakan pasangan gelapnya.  
 
Hal itu diungkap dr. Sanny Grace Sp.OG, M. Kes., ketika bercerita mengenai pasien vaginoplasty yang ia tangani, “Rata-rata mereka ingin menyenangkan pasangannya. Biasanya wanita yang takut suaminya selingkuh, atau justru wanita selingkuhan supaya hubungannya terus bertahan,” kata dr. Grace pada VIVA, Selasa, 8 Mei 2018.  


 
Menganggap begitu pentingnya kepuasan hubungan seksual dalam hubungan asmara, membuat para wanita berusaha mengusir ‘hantu’ yang mengganggu penampilan vagina dengan vaginoplasty. Meski harga untuk menebusnya tidak murah, yaitu kisaran 25 juta hingga ratusan juta. “Tapi itu memang bisa kembali seperti gadis lagi, liang vaginanya mengecil. Bahkan ada juga prosedur lain untuk membentuk selaput dara, namanya hymenoplasty ” kata dr. Yeni.
 
Proses operasi pun membutuhkan waktu yang relatif singkat, sekitar 30 menit sampai 1 jam, dengan tindakan mencakup pembiusan, pembedahan, serta jahitan, dan sedikit menarik bagian otot vagina untuk membuatnya menjadi kencang. Namun, ada pantangan yang tidak boleh dilanggar selama proses recovery, yakni pasangan dilarang melakukan hubungan intim selama 6-8 minggu.  
 
Pasien juga harus tahu bahwa tindakan operasi memiliki potensi komplikasi. Dalam vaginoplasty, risiko yang mungkin terjadi adalah jika tidak dilakukan dengan hati-hati, dapat mengakibatkan infeksi pada luka jahitan. “Bisa juga air kencing dan tinja malah jadi masuk ke vagina, kalau salah ngambil ototnya,” kata dr. Grace.  
 
Ditinjau dari segi keamanan, vaginoplasty membawa keuntungan dan minim risiko asalkan dilakukan sesuai prosedur oleh dokter ahli yang berkompeten. Dalam hal ini merupakan wilayah kerja dokter spesialis kebidanan dan ahli bedah plastik. Vaginoplasty juga tidak memengaruhi tingkat kesuburan wanita, dengan kata lain masih bisa hamil. “Tapi, ya, sayang kalau melahirkannya lewat vagina, berarti rugi,” kata dr. Grace.  
 
Vagina Baru = Terlahir Kembali
Indri (36 tahun, bukan nama sebenarnya) adalah ibu 3 anak yang semuanya dilahirkan secara normal. Diakui Indri, proses persalinan membawa perubahan pada organ intimnya. “Sebagai wanita yang telah melahirkan secara normal beberapa kali, saya merasa bahwa vagina tidak kencang lagi,” kata Indri.  
 
Kondisi itu dirasakan Indri berdampak pada kualitas hubungan seks, karena vagina gagal merasakan sensasi tertentu. Sehingga, wanita yang berprofesi sebagai dokter itu memutuskan untuk melakukan operasi peremajaan vagina.   


 
Indri melakukan vaginoplasty pada tahun 2017 dan mengisahkan pengalamannya melalui blog Pelem Dermayu. Sebelum memutuskan operasi, ia telah mencoba berbagai upaya untuk mengembalikan bentuk vaginanya, tapi hasilnya tidak begitu menggembirakan.

“Saya sudah minum obat alami (sampai bosan) yang katanya selain bisa mengencangkan juga bisa mengeluarkan kotoran dari dalam vagina, saya sudah coba ratus vagina, saya sudah coba laser vagina dan sudah sering melakukan senam kegel. Tapi khasiatnya enggak begitu terasa, sekarang saya mau yang pasti-pasti aja deh,” cerita Indri.  
 
Setelah menjalani prosedur vaginoplasty, Indri merasakan sejumlah manfaat, terutama dari segi kualitas hubungan seks. “Setelah menjalani vaginoplasty, saya bisa merasakan otot yang menguat dan dapat dikontrol, sehingga dapat meningkatkan sensasi saat berhubungan seksual. Respon seksual, gesekan yang lebih baik, dan orgasme yang lebih kuat. Terlebih lagi, prosedur ini dapat meningkatkan penampilan fisik vagina, sehingga saya dapat menjalani aktivitas seksual dengan lebih percaya diri.”  
 
Indri mengatakan, sejak awal tujuannya melakukan vaginoplasty adalah karena keinginannya sendiri. Ia merasa berdaulat penuh atas tubuhnya. Terutama ketika ketiga anaknya yang lahir dengan normal dan disusui selama dua tahun sudah besar, Indri berhak untuk melakukan sesuatu terhadap fisiknya.  


 
“Saya telah mendedikasikan diri saya untuk anak, memutuskan untuk melahirkan secara normal, menyusui selama dua tahun, dan ketika saya memutuskan untuk mereparasi vagina saya, itu demi kenyamanan saya saja, atas nama diri saya, bukan untuk pasangan saya,” cerita Indri pada VIVA.
 
“Saya merasa seperti terlahir kembali setelah melakukan vaginoplasty itu. Bahwa kemudian pasangan saya jadi merasakan efeknya, menjadi lebih nikmat dan segala macam, menurut saya itu bonus, tapi kepuasan itu timbul dari hati saya. Karena absurd kalau saya melakukannya demi orang lain, walaupun itu orang yang saya cintai, ” ujar Indri menambahkan.  
 
Indri lantas menyampaikan pandangannya bahwa seyogyanya wanita melakukan vaginoplasty didasari motif untuk kepuasan diri pribadinya, bukan semata berkorban demi menyenangkan suami. Menurutnya, wanita memiliki hak penuh atas tubuhnya, untuk melakukan tindakan apa pun, terutama yang berkaitan dengan alasan medis.  
 
“Kalaupun wanita mau melakukan tindakan operasi vaginoplasty atau apa saja yang menyangkut tubuhnya, lakukan saja. Tapi lakukanlah karena alasan pribadi, untuk kepentingan diri sendiri, dan selalu menggunakan prosedur medis yang benar,” kata Indri.  
 
Terkait vaginoplasty, sepertinya Nikita Mirzani dan Indri sepakat, bahwa mereka melakukannya karena kesadaran dari diri sendiri. Bukan terpaksa oleh orang lain atau apa pun, tapi demi kebahagiaan dan kepuasan batin mereka. Barangkali seperti kata pepatah: tidak ada yang paling mencintai seseorang, selain dirinya sendiri.