Ancaman Badai Matahari Bukan Berarti Kiamat
- Reuters
VIVA – Sebuah lubang raksasa tiba-tiba menganga dari bawah Matahari. Lubang raksasa ini memuntahkan gelombang radiasi besar dan menghasilkan ledakan dahsyat. Ledakan tersebut dinamakan Badai Matahari, atau Solar Flare/Solar Storm.
Akibat dari ledakan ini, membuat massa partikel dari lapisan Matahari paling luar yang berbentuk gas warna putih cerah atau korona, terhempas. Apabila badai ini sampai ke Bumi, maka akan terjadi sejumlah gangguan.
Badai terbesar yang diakibatkan oleh kondisi ini, terkait dengan lonjakan massa Matahari (Coronal Mass Ejection/CME) yang menghasilkan satu miliar ton lebih plasma dari inti Matahari.
Menurut Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, Thomas Djamaluddin, gangguan yang diakibatkan Badai Matahari antara lain, berdampak pada operasional satelit, jaringan radio, dan listrik, serta sistem navigasi seperti Global Positioning System (GPS).
"Tetapi, operator satelit sudah mengantisipasi, mereka sudah punya prosedur. Jika operasional satelit tidak terdampak oleh badai tersebut, saya kira semuanya akan berjalan normal," kata Thomas.
Ia melanjutkan, jika di belahan Bumi di wilayah yang terletak di Lintang Utara atau kutub, Badai Matahari ini lebih rentan menimbulkan gangguan, persisnya pada jaringan listrik.
Thomas lalu memberi contoh pada 1989 dan awal 2000, di mana ketiadaan antisipasi, sehingga tranformator listrik terbakar akibat Badai Matahari.
"Badai Matahari telah memengaruhi atau menginduksi jaringan listrik. Akibatnya, sebagian besar wilayah tidak mendapatkan pasokan listrik. Kemungkinan hal itu terjadi lagi tetap ada. Tetapi, itu tadi. Banyak operator satelit mampu antisipasi serangan Badai Matahari," tuturnya.
Kendati demikian, Thomas melanjutkan, kehidupan manusia di Bumi tidak akan terganggu oleh serangan badai ini. Sebab, Bumi oleh medan magnet dan ionosfer - salah satu lapisan atmosfer.
Ia juga menyampaikan, Bumi sudah terbiasa dengan datangnya Badai matahari. Thomas menyebut bahwa pada 2012, sebenarnya puncak dari Badai matahari, atau terjadi dalam siklus 11 tahun sekali.
"Namun, hanya terjadi badai kecil dan kekuatannya lebih rendah dari perkiraan para peneliti astronomi. Saat itu kan, isunya mau kiamat. Jangan khawatir, tidak membahayakan aktivitas manusia," paparnya.
Berikutnya, gelombang badai Matahari akan menghampiri Bumi>>>