Beredar Kabar KPK Gelar OTT Jelang Pilkada Surabaya, Cek Faktanya

Gedung KPK
Sumber :
  • KPK.go.id

VIVA – Kabar operasi tangkap tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beredar luas di Surabaya, Jawa Timur, di jejaring grup WhatsApp pada Selasa malam, 8 Desember 2020. Informasi itu dipastikan palsu alias hoaks.  

Korban hoaks itu ialah David Andreasmito, pria yang diketahui mendukung pasangan calon Wali Kota-Wakil Wali Kota Surabaya nomor urut dua, Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno.

Baca juga: Warga Jakarta Terpapar COVID-19, Anies: Jangan Sembunyi

Mulanya, awak media menerima informasi adanya kegiatan OTT KPK di Surabaya yang beredar secara cepat di grup-grup WA. Pihak yang ditangkap disebut dibawa ke Markas Kepolisian Daerah Jawa Timur di Jalan A Yani.

Photo :
  • Nur Faishal/ VIVA.

Pada pesan lain, disebutkan bahwa yang ditangkap ialah David Andreasmito dalam kasus pengadaan barang. Awak media pun coba mengkonfirmasi kebenaran informasi tersebut ke KPK dan Polda Jatim. 

Juru bicara KPK Ali Fikri mengatakan, tidak ada kegiatan penindakan di Surabaya. Hal sama disampaikan pihak Polda Jatim. 

"Tidak ada (permintaan pinjam tempat pemeriksaan awal oleh KPK)," kata Kabid Humas Polda Jatim Komisaris Besar Polisi Trunoyudo Wisnu Andiko dikonfirmasi VIVA.

Tak lama kemudian, pesan hoaks lain beredar, seolah mengklarifikasi kabar OTT KPK. Pesan kedua menginformasikan bahwa yang melakukan OTT bukanlah KPK, tapi petugas Gakkumdu terkait politik uang oleh tim sukses salah satu paslon Pilkada Surabaya. 

Pihak yang diciduk disebut dibawa ke gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Jatim. Ternyata juga hoaks. 

Namun, pesan OTT kadung tersebar. David pun merasa dirugikan. Padahal, kata pria yang berprofesi sebagai dokter gigi itu, saat pesan OTT KPK yang menyeret namanya itu beredar, ia tengah makan malam bersama keluarga.
 
"Saya dapat info pertama kalinya dari teman-teman. Saat itu saya sedang makan malam bersama keluarga," katanya kepada wartawan. 

David menduga kabar bohong yang menyasar dirinya itu berkaitan dengan Pilkada Surabaya. Ia menyayangkan itu terjadi. 

"Saya menyayangkan kenapa pilkada yang harusnya damai, malah dikotori dengan hal-hal semacam ini. Fitnah yang keji dan picik,” kata arek asli kampung Wonorejo, Surabaya itu.