Fakta Pulau Sebaru Kecil, Lokasi Observasi 188 WNI Kru World Dream

KRI dr. Soeharso dikerahkan untuk evakuasi (WNI) dari Kapal World Dream
Sumber :
  • VIVAnews/Suparjo Ramlan

VIVA – Pemerintah akan mengevakuasi 188 warga negara Indonesia (WNI) Anak Buah Kapal (ABK) yang berada di kapal World Dream, Hong Kong, hari ini. Upaya itu dilakukan karena sudah ada delapan penumpang di kapal itu yang terpapar virus Corona (COVID-19). Lalu, pengoperasian kapal tersebut juga dihentikan. 

Para ABK diklaim negatif Corona dan mengantongi sertifikat sehat dari Hong Kong dan jaminan sehat dari kapal World Dream. Tapi, mereka akan tetap diobservasi selama 14 hari di Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu, perairan wilayah DKI Jakarta.

Kapal Rumah Sakit dr. Soeharso, kapal milik TNI Angkatan Laut yang menjemput, kemungkinan akan sampai ke Pulau Sebaru pada 28 Februari 2020.

Banyak yang mempertanyakan kenapa para WNI tersebut diobservasi di pulau tersebut. Berikut fakta-fakta Pulau Sebaru Kecil, Kepulauan Seribu:

1. Pulau tak berpenghuni
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendi, mengatakan, Pulau Sebaru tak berpenghuni. Tempat ini pulau kecil yang menjadi salah satu gugus di Kepulauan Seribu. Di sekeliling pulau ini juga ada pulau yang tak berpenghuni.

"Lokasi sudah diterapkan dan disiapkan, yaitu di kepulauan. Ada pulau yang tidak berpenghuni, di Sebaru 1. Pokoknya ada tempat yang kita anggap aman. Karena ada pulau yang tidak ada penghuninya, kita tinggal pakai saja," kata Muhadjir.

2. Bekas tempat rehabilitasi narkoba
Muhadjir menyebut Pulau Sebaru bekas tempat rehabilitasi narkoba. Pulau itu memiliki fasilitas yang lengkap. Nantinya, pemerintah juga akan melengkapi fasilitas di pulau ini sama dengan Pulau Natuna. 

"Dulunya pulau ini adalah tempat rehabilitasi narkoba. Fasilitasnya lengkap, ada AC-nya juga sama seperti waktu observasi di Natuna dan kita pastikan mereka nyaman," ujar Muhadjir.

3. Pulau Sebaru jadi Ring 1
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto, mengatakan, seluruh pulau adalah Ring 1. Adapun kapal di dekat pulau tersebut menjadi Ring 2.

"Ring 2 kita tempatkan di kapal yang membuang jangkar di sana, belum tentu KRI dr. Soeharso, bisa saja kapal lain," katanya.