Viral Pesan Berantai Berbau SARA di Kampung Rambutan, Begini Faktanya
- vstory
VIVA – Usai keributan di Terminal Kampung Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur Minggu 9 Februari 2020 lalu, muncul pesan berantai berbau Suku, Agama, Ras, Antar Golongan (SARA). Pesan ini muncuul di aplikasi pesan WhatsApp.
Terkait hal ini, polisi meminta masyarakat tak termakan pesan berantai tersebut. Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Pol Arie Ardian Rishadi memastikan kalau pesan berantai ini tidak ada kaitannya dengan kejadian itu.
Dia menegaskan tak ada unsur SARA dalam keributan yang terjadi di sana beberapa waktu lalu itum.
"Iya (tidak ada unsur SARA), sudah diklarifikasi semua pihak," ujarnya saat dikonfirmasi wartawan, Jumat 14 Februari 2020.
Sebelumnya, keributan di Terminal Kampung Rambutan terjadi karena hal sepele. Keributan antara dua awak perusahaan otobus (PO) yang salah paham soal masalah penumpang.
Adapun pesan berantai berbau SARA tersebut yaitu: 'Sekedar info bae buat kawan kito yg ado di ibukota jakarta kalu nak main atau ke mano2 dak usah dulu makek bahasa palembang soalnyo wong palembang mbantai wong di kampung rambutan, intinyo wong palembang skarang lg dan aman'.
Keributan dua pekan lalu itu karena petugas dari dua PO yang saling baku hantam lantaran saling rebut penumpang. Kejadian terjadi pada Minggu malam, 9 Februari sekitar pukul 23.00 WIB.
Kapolsek Ciracas Komisaris Polisi Rudy Haryanto mengatakan, dua PO yang terlibat yakni PO ALS dengan Setia Negara berselisih karena masalah penumpang.
"Awalnya pihak PO ALS dapat delapan penumpang tujuan Pekalongan. Tapi sesampainya di loket ALS tidak ada kesepakatan harga," kata Rudy di Ciracas, Jakarta Timur, Rabu, 12 Februari 2020.
Delapan calon penumpang tersebut kemudian beralih ke PO Setia Negara karena tak terjadi kesepakatan dengan PO ALS. Mereka ditawarkan harga lebih murah yakni Rp100 ribu per orang. Merasa andil menggaet penumpang, pegawai PO ALS meminta komisi Rp10 ribu per orang kepada pihak PO Setia Negara. Keributan pun pecah.