China Terus Membantah Tahan 1 Juta Orang Uighur, Bagaimana Faktanya

Para peserta di kamp pendidikan vokasi etnis Uighur mengikuti kelas melukis di Moyu, Daerah Otonomi Xinjiang, Sabtu, 5 Januari 2019.
Sumber :
  • ANTARA FOTO/M Irfan Ilmie

VIVA – Duta Besar China untuk Australia menegaskan bahwa berita mengenai penahanan satu juta etnis Muslim Uighur merupakan berita palsu.

Dalam sebuah konferensi pers yang jarang terjadi di Kedutaan Besar China di Canberra, Cheng Jingye mengklaim bahwa penahanan massal di Provinsi Xinjiang tidak ada hubungannya dengan hak asasi manusia, dengan agama, dan tidak berbeda dengan tindakan anti-terorisme yang dilakukan oleh negara lain.

Cheng juga membela penahanan China terhadap penulis Australia Yang Hengjun mengklaim bahwa kesehatannya baik dan hak-haknya dilindungi meskipun faktanya ia belum memiliki akses ke pengacaranya.

Ketika ditanya mengenai kritik Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne terhadap penahanan massal Muslim Uighur, Cheng menjawab masalah yang terkait dengan Xinjiang adalah urusan dalam negeri China.

Dia mengklaim laporan bahwa satu juta orang Uighur dalam tahanan adalah benar-benar berita palsu dan kemudian memutar video propaganda untuk menyatakan tindakan itu merupakan respons terhadap 20 tahun kekerasan di provinsi Xinjiang.

"Serangan dan kekerasan itu, sejumlah besar orang tak bersalah dan juga membawa kerusakan besar pada properti. Pemerintah setempat telah mengambil langkah-langkah sulit untuk menindak terorisme atau kekerasan itu," ujar Cheng dilansir The Guardian, Kamis 19 Desember 2019.

"Pada saat yang sama, mereka sudah mulai mengambil langkah-langkah untuk mengatasi penyebab mendasar dari serangan itu," imbuhnya. 

Cheng memastikan bahwa kamp-kamp penahanan tersebut adalah pusat-pusat pendidikan yang ditujukan untuk deradikalisasi dan mengajarkan keterampilan kejuruan termasuk pengetahuan hukum dan bahasa Mandarin.

Cheng mengatakan sejak kamp pendidikan ulang ada, penyebaran ekstremisme telah secara efektif diatasi dan tidak ada kasus kekerasan atau terorisme dalam tiga tahun terakhir.

"Jadi apa yang telah dilakukan di Xinjiang tidak memiliki perbedaan dengan apa yang negara-negara lain, termasuk negara-negara Barat, lakukan untuk memerangi terorisme," tegasnya.

Foto-foto satelit mengungkapkan bahwa puluhan kuburan di wilayah barat laut China telah dihancurkan dalam dua tahun terakhir serta pembongkaran situs-situs keagamaan Islam.

Cheng mengatakan ada 20.000 masjid dan 29.000 ulama Islam di Xinjiang dan mengklaim kamp-kamp tersebut tidak ada hubungannya dengan agama.